Seperti yang kamu ketahui
Kenangan tetap abadi
Meski hanya dalam hati
Dan seperti yang kamu duga
Rasa bisa saja berbeda
Ketika hati tak lagi mampu menjaganya
Tapi cinta tetaplah ada
Walau hanya sedikit
Dan diwaktu yang teramat sulit
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Krisna termenung memikirkan hidupnya. Mengingat kembali bagaimana awal mula dia dan Poda bertemu.
Flashback onn
17 Desember 2010
Krisna dan Poda dua insan sejoli yang dipertemukan Tuhan untuk saling menyempurnakan. Hari ini mereka melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya juga mereka sama-sama mengakui perasaan yang sebenarnya. Sebelumnya mereka hanya berhubungan via sosial media berlogo biru dengan huruf F sebagai ikonnya. Di suatu siang dikala hujan mulai rintik-rintik mereka dipertemukan. Sebuah cafe yang cukup riuh, namun mereka memilih privat room yang lebih sunyi agar pertemuan mereka tidak terlihat siapapun. Pastinya juga untuk menghindari kecanggungan masing-masing. Krisna duduk sendiri di sofa sambil sesekali melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah lima belas menit duduk dan belum ada tanda-tanda kehadiran Poda.
"Hei, sudah lama?," Poda menyapa untuk pertama kalinya.
"Baru saja," jawab Krisna.
Krisna merasa malu jika harus mengakui lima belas menit hanya untuk menunggu Poda. Tetap ingin terlihat seangkuh mungkin agar Poda tidak menindasnya suatu saat kelak.
Mereka berjabat tangan dan saling menyebutkan nama masing-masing.
"Poda," ujar Poda.
"Krisna," ucap Krisna.
"Silahkan duduk," Krisna mempersilahkan karena bagaimanapun juga dia tetaplah yang datang pertama kali.
"Boleh duduk disampingmu?," Poda bertanya berharap Krisna memperbolehkannya.
"Seperti yang kamu lihat hanya ada aku, sendiri, disampingku masih kosong dan pastinya itu memang tersedia untukmu,"
Poda tersenyum manis merasa dirinya menang dan menghempaskan pantatnya di sofa sebelah.
"Love at first sight. Cup..," ujar Poda seraya mengecup pipi Krisna.
"Heh, apa-apaan ini? Baru pertemuan pertama sudah seperti ini. Bagaimana kelanjutannya?," pikir Krisna dalam hati.
"Maybe, not first girl?," Krisna bertanya.
"Kamu memang bukan wanita pertama yang kucinta, tapi percayalah kamu pacar pertama dan terakhir untukku," jawab Poda.
"Mungkinkah itu kata-kata dari semua pria? Karena tidak sedikit diluar sana yang pernah bermain cinta dan berkata hal serupa," batin Krisna.
"Kamu tipe wanita yang sedikit posesifkah?," tanya Poda.
"Aku tidak hanya posesif tapi juga sensitif dan agresif," jawab Krisna.
Mereka kemudian sama-sama tertawa.
"Wah, sepertinya kamu lawan main yang pas," lirih Poda namun Krisna tetap mendengarnya.
"Tidak juga, bahkan aku belum pernah bermain barang sekali saja," jawab Krisna.
"Tidak terlalu masalah bagiku, nanti aku akan mengajarimu," rayu Poda.
"Dasar pria menyebalkan," Krisna memanyunkan bibir dan sedikit berbicara pada dirinya sendiri.
Tidak tau berawal dari mana, yang tadinya hanya bersebelahan kini mendekat memisahkan jarak yang ada. Poda menggenggam jemari wanita disebelahnya. Diam, menanti respon wanita itu. Menolak, memarahinya, atau membalasnya. Merasa mendapat sinyal positif, Poda lalu menciumnya perlahan. Ternyata dugaannya salah. Dia pikir Krisna akan marah-marah dan memaki saat Poda menciumnya ternyata sekarang justru genggaman itu semakin erat seperti tak ingin melepaskan.
Menikmati aroma melati yang keluar dari lotion wanita itu membuatnya merasa betah. Hanya menikmati aromanya saja membuatku nyaman, apalagi memeluknya. Ingin sekali aku merengkuhnya, membuatnya hanyut dalam dekapan. Sedikit menggigit jemari itu. Namun ternyata dia benar-benar menggigitnya.
"Aw sakit, kamu menggigitnya! Apa kamu kelaparan?," kata Krisna.
"Maaf, aku tidak sengaja," kata Poda dengan memasang senyum melasnya.
Tak ingin hanyut terlalu dalam, Poda memanggil pelayan untuk mengurangi tingkat imajinasinya. Untuk menyadarkan hasrat liarnya yang mulai meronta.
Mereka berbicara untuk mengenal lebih dekat hingga makanan datang dan menghabiskannya. Mereka makan dalam diam hanya sesekali saling menyuapi. Bukan mereka berada dalam kecanggungan, hanya saja menghindari sesuatu yang nantinya bisa lebih dari itu. Ada saatnya dimana mereka akan hanyut dan saling melampiaskan. Selesai makan Poda kembali mendekat. Kali ini tidak hanya memegang jemarinya, namun mulai memeluknya. Dinginnya hujan dan lagu "One thousand years" yang menyaksikan kemesraannya mereka. Setelah Poda datang, hujan perlahan mulai deras. Sungguh suasana yang sangat diinginkan setiap insan. Merekapun beruntung menikmati momen itu yang sepertinya sudah diskenariokan Tuhan. Poda memeluk Krisna sekali lagi kali ini membiarkan bibirnya mengecup pipi wanita itu. Menempelkan tangan dihiburnya kemudian menciumnya juga.
"Cukup untuk permulaan. Aku takut semakin jauh. Dan kurasa bukan disini tempatnya". Pikir Poda.
Setengah jam berlalu. Poda pun masih memeluk Krisna. Membiarkan Krisna bersandar di bahunya. Meski lama, namun tak juga membuat Poda bosan. Rasa pegal dipundaknya juga tidak terasa. Apalagi rasa lelah. Semua terasa begitu nyaman tanpa ada kepalsuan. Hingga akhirnya mereka memilih pulang karena hujan sudah reda.
Paginya, Krisna kembali ke aktivitasnya sebagai pelajar biru putih. Karena pada saat itu Krisna masih duduk di bangku kelas VIII SMP. Pihak sekolah merencakanan study tour sebagai agenda tahunan. Itu berarti semua kelas VIII akan mengikutinya dua Minggu lagi.
"Baru ketemu pacar, sudah mau LDR an," suara Reni meledek dari ujung pintu.
"Apa-apaan, aku saja tidak mempunyai pacar," ujar Krisna.
Krisna mengelak karena dia memang malu pacaran saat masih berstatus menjadi pelajar. Apa kata orangtuanya nanti.
Di sekolah tidak ada status pacar diantara teman prianya. Semua mengalir seperti selayaknya, belajar, istirahat, dan bermain bersama. Begitu rutinitasnya di kelas. Krisna tidak terlalu bodoh namun tidak terlalu pintar. Dia termasuk kategori pas-pasan. Tidak cantik dan tidak terlalu buruk. Kategori pas-pasan juga. Namun diam-diam ada yang mengaguminya. Kerap mendekatinya, tapi Krisna berpikir dia sama dengan teman pria lainnya. Hanya mendekati ketika membutuhkan contekan. Ternyata Krisna salah. Laki-laki itu tidak menginginkan contekan melainkan menginginkan kedekatan. Setiap hari mereka duduk bersampingan seperti layaknya pengantin kecil, tapi tidak duduk didepan penghulu. Duduk dipojok kelas di barisan paling belakang. Tempat yang aman untuk mereka mencontek.
Sekarang tibalah jadwal study tour dilaksanakan. Semua siswa SMP NEGERI * W*TES akan melakukan study tour Goes to Jakarta Bandung.
"Sayang hati-hati dijalan. Semoga selamat sampai tujuan. Jangan lupa pulang membawa hati yang penuh cinta untuk oleh-olehnya," pesan terakhir dari Poda saat Krisna berpamitan untuk pergi.
"Kita tidak satu bus?," pesan masuk dari Rendra. Laki-laki yang selama ini mendekatinya.
From: Krisna
"Sepertinya tidak. Aku di bus no 3 kamu dimana?"
From: Rendra
"Aku di no 2, aku mau tukar bus saja"
From: Krisna
"Kenapa?"
From: Rendra
"Aku pengen didekatmu. Sebentar aku cari pemandu bus dulu ya"
From: Krisna
"Jangan! Kita kalau sudah sampai juga bisa bareng lagi"
From: Rendra
"Tapi aku mau didekatmu. Kamu sekursi sama siapa?"
From: Krisna
"Sama Ayu, kamu tetap disitu! Jangan membuatku malu mau pindah bus gara-gara hal tidak penting"
From: Rendra
"Kamu itu penting"
Krisna berpikir itu hal itu biasa. Mungkin Rendra menganggap penting karena selama ini mereka selalu sebangku hanya untuk kali ini mereka terpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ateu Patty
alur ceritanya jngn d bolak balik dong thor
2020-10-30
0
Mela Rosmela
suka banget
2020-07-09
0
Deti Anggraini
masih lanjut mampir
2020-06-04
0