Aku tidak tahu seberapa jauh aku tersesat
Yang kuinginkam saat ini
Aku hanya ingin kembali
Meski kembali keperaduan terlampau sulit
Namun bertahan disini juga teramat sakit
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
******* lembut perlahan menjadi buas dan saling menuntut. Keduanya tidak mempermasalahkan itu karena memang saat ini mereka menginginkannya.
Semua terjadi seperti mimpi. Begitu cepat namun menyisahkan nikmat. Percintaan usai setelah Poda mencapai puncaknya dan memilih lelap dalam tidurnya.
"Tidak pernah terpikir olehku akan melakukan ini lagi. Berkali-kali aku melakukannya, namun selalu ada sesal dibelakang. Selama ini Poda selalu berhasil menenangkanku dengan tutur katanya yang manis, juga perlakuannya yang lembut membuatku berkali-kali hanyut dan menyelami indahnya dunia bersama, tapi saat ini aku yakin mampu melawan semua itu," pikir Krisna.
Jika Poda memilih terbang ke alam liarnya, berbeda dengan Krisna. Wanita itu kesulitan untuk memejamkan mata. Insomnia kembali menyerangnya. Terkadang disaat ribuan pikiran berterbangan, wanita itu akan sulit memejamkan mata. Namun sering di lain waktu dia dengan mudahnya pergi ke alam bawah sadarnya.
Tidak ada yang bisa dilakukan Krisna selain duduk manis di ranjang ini. Hal yang sangat membosankan. Seharusnya tadi memilih kamar dengan fasilitas lengkap bukan hanya televisi seperti ini. Sehingga wanita itu bisa leluasa menghabiskan malamnya sendiri.
"Mengapa semua jadi menyebalkan begini? Terlalu gegabah memilih hingga tidak bisa membedakan apa fasilitas di dalamnya. Bisa dipastikan juga kalau Poda yang ceck in pasti seperti ini," batin Krisna.
Ranjang disebelah nampak bergera namun Krisna mengabaikannya. Dia meraba ponsel di bawah bantal, tapi tidak ada. Terlalu hening untuknya karenadia terbiasa mendengarkan musik sebagai teman setianya di kamar. Setelah menemukan ponsel, Krisna segera mencari aplikasi dengan logo tangga nada.
"Terlampau sering kau buat air mataku
Tak pernah kau tahu dalamnya rasa cintaku
Tak banyak inginku jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu
Ku bukan manusia yang tidak berfikir
Berulang kali kau lakukan itu padaku
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Teramat sering kau membuat patah hatiku
Kau datang padanya tak pernah kutahu
Kau tinggalkan aku disaat ku butuh kan mu
Cinta tak begini selama ku tahu
Tetapi ku lemah karena cintaku padamu
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku*"
Lagu Gisele dengan judul "Jika Cinta Dia" yang di dengarkan Krisna saat ini.
"Jenuh dan membosankan, hanya sendiri tanpa bisa tidur," gerutu Krisna dalam hati.
Mengapa takdir begitu mudah mengubah suasana hati. Sekarang Krisna tersenyum, besok tertawa, lusa bisa jadi dia manangis. Dia selalu mengeluh di setiap waktu yang ditempuhnya. Kadang merasa dirinya terlalu rapuh hanya untuk menjalani hidup. Terlalu sering menggerutu, terlalu sering mengumpat bahkan terkadang Krisna tidak mengerti dengan kehidupannya sendiri.
Krisna lapar, tapi tidak mungkin Poda akan mencarikan makanan untuknya. Dia tidak pernah sedikitpun memperdulikan tentang perut Krisna. Hanya sesekali saja ketika suasana hatinya bahagia dia bisa mengerti tentang Krisna seutuhnya. Ya, meskipun hanya sementara bukan selamanya. Percuma saja Krisna mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terwujud. Harapan itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Semua terlalu mustahil untuk menjadi nyata.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Krisna memutuskan untuk mencari makan. Diam di sinilun tidak akan ada yang mengerti. Tidak mungkin ada makanan datang. Bahkan wanita itu lupa akan layanan pesan antar yang tersedia 24jam.
Saat Krisna akan beranjak pergi, tiba-tiba lengan Poda menahannya. Menarik dan mrmbawa Krisna dalam pelukannya kembali. Poda seperti tidak mau terlepas dari Krisna.
"Mau kemana?," tanya Poda.
"Mau makan aku lapar," jawab Krisna asal.
"Yakin?," pancing Poda.
"Tolong berhenti! Ingat kesepakatan itu atau aku juga akan melakukan hal lain agar kamu tidak memaksaku lagi," ucap Krisna dengan penuh penekanan agar Poda mengerti apa yang dimaksud Krisna.
"Maaf, kamu mau kemana?," tanya Poda.
"Makan! Aku lapar sayang," jawab Krisna dengan sedikit jengkel.
Tiba-tiba drt... drt... drt....
"Sial siapa sih malem-malem mengganggu saja," Poda melepas pelukan lalu mengambil ponselnya.
"Operator heh! Nggak ada kerjaan atau mungkin mereka lagi jomblo," gerutu Poda sambil memanyukan bibir.
Merasa dititik aman Krisna segera berlari menuju kamar mandi untuk mencari tempat yang menurutnya aman. Setelah selesai, dia keluar dengan pakaian lengkap serta memakai jaket yang sudah disiapkan tadi.
"Sayang, aku cari makan sebentar! Aku kelaparan dari tadi perutku keroncongan," ucap Krisna sedikit kesal.
Setelah pamitan Krisna segera keluar kamar mencari cafetaria di hotel itu. Membaca menu, lalu lidahnya terasa asing dengan menu makanan yang dibaca. Biasanya cuma makan mie ayam dan bakso, di sana mana mungkin ada. Apalagi tengah malam seperti itu pasti mustahil.
"Mau makan apa mbak?," tanya pelayan cafe.
"Makaroni rasa barbeque satu, spagetti tomatto sauce satu," Krisna menjawab singkat karena hanya itu makanan yang diketahuinya.
"Duh betapa bodohnya aku memilih tempat ini, jadi terlihat semakin bodoh kan! Mana mungkin orang kampung sepertiku tahu manakan seperti ini," gerutu Krisna dalam hati.
"Minumnya sekalian mbak? Red wine mungkin?," tanya pelayan lagi.
"Cappucino latte with full wipe cream saja mas", jawab Krisna asal.
"Apa mungkin wajah oriental seperti aku bisa minum Red win? Minum a*ua aja pilek," batin Krisna.
Setelah pesanan selesai Krisnakembali kekamar. Betapa terkejutnya melihat gorila mendengkur dengan wajah tanpa dosa. Segera di goyang kan tubuh Poda seraya berteriak dikupingnya.
"Honey apa yang kamu lakukan? Aku keluar cari makan kamu malah tiduran," teriak Krisna. Sedangkan Poda tidak bergeming sedikitpun.
"Main beneran atau hanya akting heh?," Krisna menyeringai licik.
Perlahan Krisna mengecup pipi Poda, lalu menjambak rambutnya perlahan setelah itu kembali menggoyangkan tubuh Poda.
"Sayang bangun ayo makan aku kelaparan," Krisna merajuk seperti anak kecil minta mainan.
Dan benar saja kalau urusan makan mana mungkin Poda mau ketinggalan. Poda akhirnya bangun dan mereka makan dalam diam. Hanya sesekali saja berbicara. Tanpa mengurangi rasa canggung, kadang Krisna sedikit jahil. Dia benci kecanggungan seperti itu. Sengaja Krisna akan menyuapi Poda tapi diurungkan. Krisna suka melihat Poda memanyunkan bibir.
POV Poda
Perkenalkan namaku Feri Poda Mardana. Biasa dipanggil Poda. Hari ini aku pergi dari kota Yogyak*rta menuju Semar*rang. Kota yang akhir-akhir ini menjadi tempat paling nyaman untukku. Ini ketiga kalinya aku kesana. Dan untuk hari ini rinduku benar-benar sudah tak tertahankan. Bayangkan saja, enam bulan ini aku menjalani LDR (Long Distance Relationship). Aku bekerja di kota asalku. Sedangkan pacarku bekerja di salah satu pabrik di kota Sem*rang. Dya yang menemaniku selama 5th ini. Kita pacaran sejak 2010. Tepatnya setelah aku mengalami bahtera hidup yang mengenaskan. Disaat itulah Tuhan mempertemukan kita. Wanita yang tidak sempurna namun mampu membuatku bahagia. Krisna Ristanti. Biasa dipanggil Krisna dan entah mengapa lebih suka dipanggil Krisna Yosepha. Lahir di bulan Agustus 1997. Sedangkan aku sendiri lahir bulan Maret 1992. Sampai di kota tujuan hujan deras turun. Pasti Krisna kedinginan. Mandi sore hari saja menggigil apalagi hujan deras begini. Kadang dia membuatku bingung. Sering kedinginan tapi tetap saja suka hujan-hujanan.
"Eh, bukankah itu bisa menjadi alasanku untuk tetap mendekapnya?" aku berkata dal hati.
Pagi ini kuawali dengan menstarter matic 125. Berjalan pelan menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Jalan berliku pun tak menjadi alasan untukku menambah kecepatan. Aku hanya ingin menikmati kesederhanaan ini. Karena bahagia tidak bisa diukur dengan seberapa harta. Tapi tolak ukur kebahagiaan berdasarkan seberapa besar kita berkomitmen kepada cinta.
"Menatap indahnya senyuman di wajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhku
Banyak kata
Yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu
Aku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku
Di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Sepanjang hidupku
Aku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku
Di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tahu
Ku selalu milikmu
Yang mencintaimu*…"
Lagu dari band Ungu dengan judul "Tercipta Untukku" yang menemani perjananku pertama kali.
Aku memutarnya melalui ponsel dan mendengarkan melalui saluran earphone yang melekat di telinga.
Sampai kota tujuan, hujan deras turun. Sepertinya malam ini berpihak kepadaku. Aku mencari penginapan dan melakukan hubungan yang selama ini hanya bisa ku bayangkan saja. Setelah melakukan itu, aku tidak mengingat apa-apa lagi. Sepertinya aku langsung tertidur.
Aku terbangun ketika merasa ada sesuatu bergerak di sampingku. Mulai membuka mata, dan aku menemukan Krisna duduk disana. Bersandar di pinggir ranjang.
"Mau kemana?," itulah kata pertama yang terlontar saat aku membuka mata.
"Mau makan aku lapar," Krisna menjawab asal.
"Yakin?," ucapku.
"Makan aku lapar sayang," sedikit jengkel Krisna menjawabnya.
Tiba-tiba Drt... Drt... Drt....
"Sial siapa sih malem malem gini gganggu saja," aku melepas pelukan lalu mengambil ponselku.
"Operator heh! Nggak ada kerjaan atau mungkin mereka lagi jomblo", aku menggerutu sambil memanyukan bibir.
Aku segera meletakkan ponselku lagi. Namun Krisna sudah tidak ada. Aku melihat pintu kamar mandi tertutup. Pasti dia masuk.
"Lama sekali? Apa yang dilakukan Krisna?," aku bertanya pada diriku sendiri.
Krisna keluar dengan pakaian lengkap dan menggunakan jaket.
"Selarut ini, Krisna mau kemana?," aku semakin penasaran.
"Sayang, aku mau cari makan aku lapar," ucap Krisna. Ruapanya dia kelaparan.
"Tunggu aku ikut," pintaku.
"Tidak! Kamu mau makan apa?," tanya Krisna.
"Sama seperti kamu saja," aku menjawab asal.
"Oke, aku berangkat," pinta Krisna.
"Tunggu sebentar aku akan mengantarmu," aku berteriak.
"Baiklah aku tunggu di sini," aku menjawab pasrah.
**********************************************
Krisna kemudian pergi sendiri. Poda tidak terlalu mempermasalahkan karena ia pergi ke cafe hotel ini. Aman dan nyaman. Poda yakin tidak akan terjadi apapun. Poda tidur terlentang, mengingat dengan jelas adegan yang tadi dilakukan. Selalu merasa puas, namun tidak pernah merasa pas. Pasti ada yang janggal.
Poda mencari ponselnya, meraba di bawah bantal. Sepertinya tadi berada di bawah bantal. Kenapa sekarang tidak ada.
"Sial! Apa Krisna membukanya?," pikir Poda.
Mencari di bawah bantal yang lain namun tidak menemukannya.
"Kenapa aku lupa menaruhnya! Bagaimana jika Krisna membukanya?," gerutu Poda.
Merasa frustasi tidak menemukan ponsel, Poda kemudian mengambil pakaian yang berserakan di lantai, lalu memakainya.
"Fffyyiiiuuuhhhh," Poda akhirnya bisa bernafas lega.
"Untung ponselnya di sini," kata Poda ketika menemukan ponsel di bawah bajunya yang berserakan.
Walaupun udara di sana terasa panas, namun Poda tetap memakai pakaiannya. Sebenarnya dia juga sangat lapar. Khawatir tidak dikasih makan jika tidak mematuhi perkataan Krisna.
Menunggu Krisna pulang ditemani acara malam berkonten dewasa. Acara berkonten dewasa adalah tontonan favoritnya. Awalnya Poda merasa terhibur. Tertawa sendiri, tertawa lirih hingga suaranya tinggi memekakkan telinga, lalu hanya cekikikan lirih. Poda sudah terbiasa tertawa keras. Kadang ketika Krisna memberitahu, justru malah mendapat omelan dari Poda.
Berkali-kali menguap. Hingga tanpa disadari Poda kembali terlelap. Dia tertidir ketika sedang menonton tv. Sementara Krisna masih mencari makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
istri seokjin
ka mampir ya ke ceritaku
" KAU PERGI DIA KEMBALI"
2020-09-14
0
istri seokjin
dah mampir ya ka
2020-09-14
0
Armi Sulastry
berbelit belit, susah dipahami. diperjelas lagi ya kak
2020-09-02
5