Dia merasa harusnya bersabar untuk hari ini agar uang gajinya bisa dia gunakan untuk membayar semua keperluan pribadinya terlebih lagi membayar uang sewa bulanan serta mengirimi bibiknya uang dari hasil kerja kerasnya.
Saat itu mungkin dia adalah orang yang sangat tidak berpikiran jernih pada saat itu.
Secepat mungkin putri membereskan pakaiannya kemudian membuka pintu kamar kost dengan sangat perlahan agar pintu kamarnya tidak mengeluarkan suara yang bisa membuat pemilik kost mendatanginya lagi.
***
Putri sudah menginjakkan kakinya didepan rumah sang bibi. Dia melihat bibinya yang sedang menyiapkan segala keperluan untuk berjualan.
Peluk dari belakang bibinya dia layang putri sambil menutup mata bibinya dengan kedua telapak tangannya sendri.
"Tebak ini siala?" tanya putri kepada bibinya yang seolah-olah sedang mempermainkan bibi dengan bermain game.
Sambil mengusap-usap tangan seseorang yang sudah menutup matanya.
"Kapan sampai? put" tanya bibi putri karena dia sendiri sudah tahu siapa yang sedang menggodanya dibelakang punggungnya.
"Bibi tahu ini aku" tanya putri sambil melepaskan tangannya dari mata sang bibi dan berusaha menghadapkan wajahnya serta menatap dalam-dalam sang bibi yang meruoakan keluarga satu satunya keluarga yang dia sayangi itu.
"Ya iya lah bibi tahu, percuma bibi membesarkan kamu dari kecil kalau tidak mengetahui rasa telapak tangan ponakanku ini" jawab bibi kepada putri.
Sambil tersenyum senang putri menggeser kursi yang telat berada didepan bibinya untuk bisa benbincang lebih lama dan tentunya membantu bibinya yang.
"Kamu gak kerja put?" tanya bibik yang sembari terus menggerakkan tangannya untuk tetap melakukan persiapannya berjualan.
"Berhenti bik" jawab putri singkat.
"Kok bisa,,, perasaan kamu bekerja baru dua bulan!!" seru bibiknya lagi sembari tersontak sejenak menatap putri yang ternyata sudah berhenti dari pekerjaannya.
"Tapi syukur dah ,,,kamu berhenti dari pekerjaan itu" lanjut bibik yang fokus lagi melakukan pekerjaan dirumahnya.
"Kenapa bik,,, kok gitu" tanya putri lagi kepada bibiknya.
"Kamukan tahu bibik gak suka kamu kerja malam kayak gitu apalagi pulang larut malam, kamunkan masih gadis apa kata tetangga kamu nantinya. Pasti bibi yakin mereka udah mandang kamu sebagai gadis gak baik" jawab bibiknya sembari menjelaskan kegusaran yang selama putri kerja di club itu.
"Iya bik" jawab putri singkat dan menyetujui apa yang sudah diresahkan bibinya diam-diam.
"Tapi bibik tahu kan aku kayak gimana? aku udah pasti bisa jaga diri dan nama keluarga, aku juga sebenarnya gak mau kerja disana" lanjut lagi putri menjelaskan sesuatu agar bibiknya tidak lagi memikirkannya.
"Iya tapi bibik tetap saja khawatir sama kamu put!!!" jawab bibik putri dengan anggukan kepala diselingi dengan kalimat kekhawatiran.
Putri yang mengerti kenapa bibiknya seperti itu terus saja menjelaskan sesuatu agar bibiknya sudah tidak lagi mengkhawatirkannya. Tak terasa pembicaraan yang mereka lakukan berdua, diikuti dengan pekerjaan yang telah selesai juga.
"Oooo iya,,, berarti sekarang kamu nganggur put?" kata bibik yang akan bersiap siap berangkat ke tempatnya berjualan.
"Iya bik" jawab singkat putri sambil tertawa tersipu karena merasa malu kalau sekarang dia adalah seorang pengacara (pengangguran banyak acara)
"Kalau begitu mulai besok kamu bantuin bibik layani pelanggan" kata bibik putri kepada ponakannya itu.
"Beneran boleh bik" jawab putri kegirangan karena sudah diajak bibinya untuk membantunya berjualan.
"Iya tapi mulai besok iya" kata bibinya.
"Asiaappp bik,,, aku juga capek hari ini" jawab putri yang hari itu memang agak kelelahan karena main petak umpet dengan pemilik kostnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments