Khawatir

“Papa ... papa! Diluar hujan deras. Apa tante gina akan baik-baik aja?”

Stefan setengah berlari ke arah jendela untuk memastikan yang dikatakan Arsen. Terdengar umpatan dari bibir Stefan tatkala membuktikan keadaan cuaca memang sedang buruk.

“Shitt. Kenapa harus hujan?” umpatnya.

“Mungkin saja tante Gina sudah tiba di tempat tujuannya boy,” jelasnya pada Arsen.

Drrrrt drrrrrt drrrrt.

Stefan merasakan getaran ponsel dalam saku celana yang ia kenakan. Alisnya auto saling bertaut saat membaca nama kontak yang sedang memanggilnya. “Gina”

“Halo,” sapa pria itu setelah menjawab panggilan Gina pada ponselnya.

Beberapa kali say halo dan memanggil nama Gina, namun suara sekertarisnya itu tak kunjung terdengar. Yang terdengar malah suara samar laki-laki yang mengatakan, “Ayolah Neng, ikut sama kita saja. Kami akan memberimu kehangatan.”

“Sial” Stefan kembali mengumpat. Segera ia meraih kunci mobilnya. “Tunggu ya boy, papa susulin tante Gina dulu.” Pamitnya pada putranya itu, tak lupa ekspresi wajah pria itu sangat panik.

Baik mama, papa dan Arsen merasa heran melihat ekspresi yang menurut mereka sangat berlebihan itu.

Stefan memasuki mobilnya sambil terus memanggil-manggil nama Gina, namun sekertarisnya itu tidak bersuara, hanya lagi-lagi suara laki-laki yang terdengar sangat mengganggu gendang telinga Stefan.

.

“Silahkan kalian pergi. Saya tidak butuh bantuan kalian.” Gina berusaha terlihat santai meskipun tak bisa berbohong bahwa kini dia merasa sangat takut.

‘Ya Tuhan, tolong krim seseorang untuk membantuku’ harapan kecilnya ialah Stefan akan menyusulnya. ‘aku tadi sudah menelfonnya. Apa dia menjawab? Apa dia tau aku sedang dalam bahaya?’ Gina bahkan takut untuk melihat aktivitas ponselnya yang tersimpan di dalam tas.

Gina ingin berlari, namun ia sadar, ini tak akan berarti apa-apa. Lebih baik baginya untuk menunggu di bawah pencahayaan lampu jalan yang ada di dekat halte dimana ia sedang berada saat ini.

Tiba – tiba,

Preeeegggg.

Salah satu dari lelaki itu melempari lampu jalanan, sehingga menyebabkannya mati.

Gelap.

‘Sial, niat banget ya ni orang, tidak salah lagi, mereka pasti orang jahat. Lebih baik aku berlari ke tempat yang lebih aman.’

“Ayolah neng, kau tidak akan bisa lari. Tidak ada yang bisa menolongmu. Turuti saja kami berdua.”

‘jangan mimpi.’ Batin Gina, kemudian berlari sekencag mungkin setelah melepas heels setinggi 5cm itu dari kakinya. Tidak perlu buang waktu lagi, Gina pun menyusuri hujan deras.

Motor itu terus saja mengikutinya dan dengan sengaja menakut-nakuti Gina.

‘Papa, tolong melintaslah disini. Tolong aku ...' jeritnya dalam hati.

Dalam kegelapan, Gina melhat ada cahaya lain yang muncul dan ternyata kali ini ada mobil yang melintas. Namun, bukannya menghampiri mobil tersebut, Gina terus saja berlari semakin kencang.

‘Aku tidak bisa memastikan siapa itu. aku hanya harus terus berlari. Siapa yang tau jika orang yang berada di dalam mobil itu juga bagian dari dua pria menakutkan ini.’

Memikirkan hal itu, Gina semakin merasa ketakutan. Ia semakin mempercepat larinya sampai tidak lagi ada cahaya dari lampu kendaraan mobil dan motor di belakangnya.

.

“Ampun tuan, ampun.”

Dua pria itu mengemis ampunan setelah mendapatkan pukulan yang memenuhi wajah keduanya dengan lebam.

“Berani sekali kalian mengganggu wanita, ha?” bentak Stefan.

"Ampun, maafkan kami Tuqn, kami tidak akan mengulanginya.

Puas memberi pelajaran dua lelaki itu, tanpa berpikir panjang, Stefan kembali melajukan mobilnya, berharap segera menemukan Gina.

.

“Lampu ... ya, itu lampu.”

Gina merasa sedikit legah melihat adanya cahaya lampu yang tak jauh darinya. Ia mengitari sekelilingnya, tak ada siapapun.

“Apa yang aku harapkan? Orang-orang normal pada umumnya tidak akan keluar rumah saat hujan begini.”

“Apa mereka tidak lagi mengejarku? Awww.. sakit.”

Kini, giliran rasa perih yang ia rasakan dibawah kakinya. Ia pun duduk ditrotoar tepat dibawah lampu jalan. Karena hujan sangatlah deras, membuat lampu jalan itu tidak bisa memancarkan cahaya maksimal.

Gina menatap telapak kakinya yang terluka. Kesedihan lagi-lagi menghampirinya.

“Ma ... apa mama tidak melihatku dari sana?” gadis itu menatap kosong menghadapkan wajahnya ke langit, membiarkan airmatanya tersapu oleh air hujan.

“Aku tau kesalahanku sangat banyak ma, tapi tolong mengemislah pada Tuhan untuk menjagaku. Agar aku terhindar dari kesakitan beruntun ini ma.”

Wanita itu menundukkan kepalanya diatas kedua lututnya. Ia menangis sepuasnya disana. Menangisi kedua kakinya yang sangat berjasa mengantarnya kemana-mana itu kini sedang berdarah dan sangat perih.

....

“Jadi kau disini?” Stefan menghentikan mobilnya tak jauh dari Gina.

Gina mengetahui bahwa ada orang lain yang menghampirinya saat ini, akan tetapi ia tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

'Aku pasrah. Aku sudah tidak bisa lari kemanapun.' Batinnya.

Sedikit berharap dalam hatinya bahwa orang yang sedang mendatanginya kali ini adalah seseorang yang baik.

Stefan melepas jas yang ia kenakan lalu menutup tubuh Gina yang terlihat menggigil kedinginan. (Bukan Fan, itu bukanlah menggigil kedinginan. Tapi, dia sedang bergetar ketakutan.)

Deg deg

Deg deg

‘Si...apa ini?’ Gina pun, memberanikan diri untuk mendongakkan kepala perlahan.

Terlihat Stefan sedang berada tepat disamping Gina dengan menekuk salah satu lututnya.

“Kak Stefan?” Dengan kesadaran penuh, Gina memeluk Stefan.

Pria itu hanya mematung, kaget mendapat serangan mendadak dari Gina, terlebih lagi, wanita ini memanggilnya “Kak Stefan” sedikit mengganggu ketentraman hati pria itu.

Tak enak memeluk Stefan lama-lama, Gina pun mulai tau diri dan melepas pelukannya, kemudian bertatapan dengan wajah Stefan yang menatap dirinya lekat.

“Mmmaaf. Sa-saya sangat takut, maafkan kelancangan saya, terima kasih anda sudah datang. Saya sangat senang."

Entah mendapat dorongan dari mana, Stefan memeluk Gina. Ia merasa bahwa Gina sangat membutuhkan pelukan seseorang saat ini.

“tenanglah ... jangan takut lagi... aku, yang akan mengantarmu pulang.”

Jujur saja, Stefan merasa kasihan melihat Gina yang biasanya tersenyum dan selalu terlihat kuat, kini sedang menangis ketakutan. Wajar saja jika Stefan merasa kasihan.

Berbeda dengan Stefan yang tengah memberi sedikit perhatian karena merasa kasihan, Gina, wanita itu kini merasa sangat senang mengalahkan kesedihan dan ketakutannya. Kenapa? Karena kini ia berada dalam dekapan hangat seorang Stefan Alvaro, yang adalah first love-nya.

Dengan tak tahu malunya lagi, wanita itu membalas pelukan hangat itu, seakan tak ingin menyudahinya, padahal jelas-jelas hujan masih turun dengan seenaknya. (Gina, Gina, ngelunjak ya).

Stefan menyudahi pelukan itu, ketika dirasanya cukup.

“Gina, ayo kita ke mobil. Kalau disini terus nanti bisa sakit.” Stefan lalu berdiri dan berbalik menuju mobilnya. Berharap wanita itu, Gina menyusulnya, tapi ternyata tidak.

‘Apa maksud wanita ini? Aku tidak harus menggandengnya atau menggendongnya juga kan?’ batin Stefan.

“Hei. Tunggu apa lagi? cepat kesini!” panggil Stefan, sedikit berteriak.

“cepat atau saya tinggal.” Sambungnya lagi, membuat Gina akhirnya berdiri ditempatnya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nanik Lestari

Nanik Lestari

Merepotkan

2022-11-19

0

Citra Ayu

Citra Ayu

semangat thorr, next❤❤❤🙏🙏🙏

2022-09-16

1

Akira Pratiwie

Akira Pratiwie

sedih tpi jg lucu .mendominasi banget

2022-08-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bayi Dari Wanita Itu
2 Tidak Mengenalnya
3 Kesempatan Kedua
4 Flashback
5 Masih Flashback
6 Malam kejadian Arsen (21+)
7 Akhir Flashback
8 Interview
9 My Son
10 My Son 2
11 Jadi Mamaku?
12 Khawatir
13 Sakit
14 Jangan Ge'Er
15 Ditemani Arsen
16 Ibu Sementara
17 Tak Sengaja "Kiss"
18 Tidur Bersama
19 Tentang Cinta Pertama.
20 Dipertemukan
21 Saling Memeluk
22 Kiriman Bunga
23 Tidak Cemburu?
24 Kangen Mama Gina
25 Menikahlah Saja
26 Cemburu?
27 Pergi
28 Wanita Dimalam Itu?
29 Ibu Dari Cucu Berharga
30 Bergetar Takut
31 Pengakuan
32 Menikahlah Denganku
33 Kamu Cantik
34 Memeluk Gina
35 Tegas
36 Mengagumi
37 Reuni
38 Dia Menyayangiku?
39 Lunch With Nio
40 Saldo Tak Cukup
41 Terciduk
42 Kau Pikir?
43 Mengunjungi Mama
44 Wedding
45 Wedding 2
46 Janda Muda
47 Ancaman
48 Membuatnya Panas
49 Titip Kiss
50 Daddy ...!
51 My Daddy
52 Pikirkan Arsen
53 Kau Tak Pantas
54 Parasit Dalam Hidupku
55 Dia Mati Rasa?
56 Apa Kau Paham?
57 Tidur Mati
58 Main Panas
59 Helena
60 2211
61 Pilih Mommy
62 Pengen Adik
63 Pedang-pedangan
64 Masih Care?
65 Maafkan Mama
66 Jenni?
67 Cerita Tommy
68 Mantan Kekasih?
69 Meluapkan Kekesalan
70 Belajar Peduli
71 Aku Mencarimu
72 I Hate Daddy
73 Truck Gandeng
74 With Given
75 Makan Ini, Jangan Bersedih
76 Ada Flashback
77 Kiss Me
78 Ayo Menikah
79 Rahim Wanita Lain?
80 Arsen Saja Cukup
81 Menikahi Dia
82 Kebahagiaan Given
83 Keluarga Park
84 Merindukan Pedang
85 Tommy Datang
86 Thanks Mario
87 Guru Bahasa
88 Mau Ini Boleh?
89 Bekas Lipstik
90 Meniduri Istri.
91 Meniduri Istri.
92 Melayani Kamu.
93 Pesta Tuan Kim
94 Pesta Tuan Kim 2
95 Tinggallah Denganku
96 Mimisan
97 Kita Lanjut?
98 Berhasil
99 Ayo Lanjut, maaf telat up.
100 Kamar Berantakan
101 Kelelahan
102 Harus senang atau sedih?
103 Ending, Happy.
104 Malam Pertama 100 juta won
105 SKANDAL CINTA SI KEMBAR
106 Kisah Baru Dimulai (Daddy! Ibuku Bukan Pilihanmu?)
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bayi Dari Wanita Itu
2
Tidak Mengenalnya
3
Kesempatan Kedua
4
Flashback
5
Masih Flashback
6
Malam kejadian Arsen (21+)
7
Akhir Flashback
8
Interview
9
My Son
10
My Son 2
11
Jadi Mamaku?
12
Khawatir
13
Sakit
14
Jangan Ge'Er
15
Ditemani Arsen
16
Ibu Sementara
17
Tak Sengaja "Kiss"
18
Tidur Bersama
19
Tentang Cinta Pertama.
20
Dipertemukan
21
Saling Memeluk
22
Kiriman Bunga
23
Tidak Cemburu?
24
Kangen Mama Gina
25
Menikahlah Saja
26
Cemburu?
27
Pergi
28
Wanita Dimalam Itu?
29
Ibu Dari Cucu Berharga
30
Bergetar Takut
31
Pengakuan
32
Menikahlah Denganku
33
Kamu Cantik
34
Memeluk Gina
35
Tegas
36
Mengagumi
37
Reuni
38
Dia Menyayangiku?
39
Lunch With Nio
40
Saldo Tak Cukup
41
Terciduk
42
Kau Pikir?
43
Mengunjungi Mama
44
Wedding
45
Wedding 2
46
Janda Muda
47
Ancaman
48
Membuatnya Panas
49
Titip Kiss
50
Daddy ...!
51
My Daddy
52
Pikirkan Arsen
53
Kau Tak Pantas
54
Parasit Dalam Hidupku
55
Dia Mati Rasa?
56
Apa Kau Paham?
57
Tidur Mati
58
Main Panas
59
Helena
60
2211
61
Pilih Mommy
62
Pengen Adik
63
Pedang-pedangan
64
Masih Care?
65
Maafkan Mama
66
Jenni?
67
Cerita Tommy
68
Mantan Kekasih?
69
Meluapkan Kekesalan
70
Belajar Peduli
71
Aku Mencarimu
72
I Hate Daddy
73
Truck Gandeng
74
With Given
75
Makan Ini, Jangan Bersedih
76
Ada Flashback
77
Kiss Me
78
Ayo Menikah
79
Rahim Wanita Lain?
80
Arsen Saja Cukup
81
Menikahi Dia
82
Kebahagiaan Given
83
Keluarga Park
84
Merindukan Pedang
85
Tommy Datang
86
Thanks Mario
87
Guru Bahasa
88
Mau Ini Boleh?
89
Bekas Lipstik
90
Meniduri Istri.
91
Meniduri Istri.
92
Melayani Kamu.
93
Pesta Tuan Kim
94
Pesta Tuan Kim 2
95
Tinggallah Denganku
96
Mimisan
97
Kita Lanjut?
98
Berhasil
99
Ayo Lanjut, maaf telat up.
100
Kamar Berantakan
101
Kelelahan
102
Harus senang atau sedih?
103
Ending, Happy.
104
Malam Pertama 100 juta won
105
SKANDAL CINTA SI KEMBAR
106
Kisah Baru Dimulai (Daddy! Ibuku Bukan Pilihanmu?)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!