30 Maret, 2072.
Hari itu, merupakan hari yang cerah. Burung-burung berkicauan, mentari bersinar terang, bahkan udara pun begitu segar.
Namun, suasana hatiku tak seperti itu. Kenapa? Penyebabnya sangat sederhana.
Karena hari ini adalah hari dilaksanakan ujian nasional!
Benar, hari ini, tanggal 30 Maret merupakan hari dimana ujian nasional akan dilaksanakan!
"Woi Erik, cepat bangun dan bergegaslah untuk berangkat!"
Teriak ayahku dengan lantang.
'Sialan, aku akhir-akhir ini hanya bermain game, apakah aku bisa mengerjakannya dengan baik?' Pikirku dalam hati.
Aku pun bergegas berdiri dari tempat tidurku. Saking terburu-burunya, aku hanya melahap ayam goreng yang ada di piringku tanpa memakan yang lainnya.
"Dasar, anak kerjaannya hanya main game tiap hari. Salah aku sudah membelikannya Kapsul Virtual Reality itu."
'Kalau ingin mengumpat tunggu aku sudah pergi ayah.'
Benar.
Kapsul VR itu merupakan suatu alat untuk terhubung ke dalam dunia game Re:Life. Bentuknya sederhana, seperti sebuah tabung dimana pemain masuk ke dalamnya dalam posisi tidur.
Setelah itu, kesadaran pemain akan dipindahkan ke dalam dunia maya untuk memainkan game ini.
Benar-benar suatu teknologi yang luarbiasa. Aplikasinya tidak terbatas. Namun itu cerita untuk lain hari, kini aku....
"Sialan, ga ada bis yang berhenti daritadi. Semuanya penuh? Omong kosong macam apa ini?"
Aku terus menahan amarahku.
Bagaimana tidak, jarum jam sudah menunjuk ke pukul 7.30 sedangkan ujian dilaksanakan mulai 8.00.
Perjalanan ke sekolah aku membutuhkan bis untuk transportasi.
Waktu yang dibutuhkan? Tepat 40 menit jika semuanya lancar!
"Sialan, ayolah buruan aku sudah terlambat ini."
Saat aku berfikir demikian di sebuah halte bis tiba-tiba sebuah Moge atau motor gede mendekatiku.
"Hei, bukankah ini Erik? Apa yang kau lakukan disini? Sudah terambat lo!"
Teriaknya sambil tertawa padaku. Namanya Ryan. Dia adalah teman sekelasku.
Penampilannya sungguh rupawan, memiliki banyak uang, serta sangat atletis.
Jika kau tanya apa kekurangannya yaitu orangnya sedikit bodoh dan suka mempermainkan wanita.
Sebenarnya aku ingin membalas perkataannya bahwa dia juga terlambat, tapi aku mengesampingkan itu.
"Apa yang kau lamunkan bro? Ayo cepat naik!"
Ya, meskipun demikian, dia adalah orang yang baik.
"Makasih ya, Ryan."
"Hah, bilang makasihnya pakai dengan bantu aku ujian nanti! Hahaha!"
'Untuk apa kau meminta bantuan kepada orang yang sama-sama bodohnya denganmu!' itulah yang ingin kuucapkan tapi kutahan.
Ryan sudah menolongku, maka aku harus membalas kebaikannya.
Waktu berlalu.
Sampailah kami berdua di sekolah, jarum jam sudah berada pada angka 8.06. Meskipun terlambat tapi tidak terlalu lama.
Aku dan Ryan berlari sekuat tenaga menuju ruang ujian.
'Sialan tunggu aku woi, cepat sekali larinya hah... hah...'
Aku sudah kehabisan nafas dengan berlarian sebentar namun tampaknya Ryan baik-baik saja.
Sesampainya di depan pintu ruangan, ada penjaga yang langsung menyuruh kita untuk duduk. Ujian ini dilaksanakan dengan menggunakan komputer.
'Sialan, susah semua soalnya!'
Pikirku.
"Psst, woi Erik, nomor yang ini jawabannya apa"
Bisik Ryan yang duduk disebelahku.
"Mana lihat...."
Setelah melihat soalnya sejenak.
"Waduh, soalnya beda dengan punyaku."
'Selamat! Setidaknya aku bisa menghindari alasan bahwa aku sama sekali tidak tahu jawabannya.'
"Sial, kenapa soalnya susah begini ya, yaudah makasih Erik."
Saat menjawabnya, aku sambil melihat beberapa soal milik Ryan untuk mencari soal yang bisa kujawab. Aku tidak enak karena Ryan sudah membantuku tadi.
"Nomor 9 jawabannya B."
"Oh makasih ya Erik!"
Begitulah suasana ujian hari ini. Aku terus membantu Ryan semampuku dan tanpa disadari, ujian terakhir telah selesai.
Matahari sudah mulai terbenam. Benar saja, ujian 4 mata pelajaran dilaksanakan dalam satu hari. Benar-benar gila.
Tapi ada sesuatu yang membuat diriku resah.
Ya, selembar kertas di tanganku.
Jika kertas ini merupakan surat cinta dari doi yang kusukai tentu aku akan bahagia. Tapi masalahnya, kertas ini adalah....
"Sialan, nilaiku ancur...."
Benar, kertas ini adalah print out nilai hasil ujian nasional.
Matematika : 35
Bahasa Indonesia : 68
Bahasa Inggris : 44
Ilmu Pengetahuan Alam : 20
Yah, semua memiliki maksimal skor 100. Dengan nilaiku itu, sudah dipastikan bahwa aku akan dihabisi oleh Ayahku.
"Woi Erik, gimana nilaimu?"
Tanya Ryan yang tiba-tiba duduk di sampingku.
"Nih lihat sendiri, aku juga mau lihat punyamu."
"Oke, ini lihat saja."
Saat ku lihat kertas milik Ryan, perasaanku menjadi sedikit lega.
Matematika : 50
Bahasa Indonesia : 56
Bahasa Inggris : 32
Ilmu Pengetahuan Alam : 10
Tanpa banyak berbicara, kita berdua menjadi pertapa.
Diam, melihat sang mentari yang mulai pergi.
Waktu berlalu dengan cepat dan tanpa kita sadari hari sudah mulai gelap. Tapi kita berdua masih terdiam.
"Hei Erik, aku sih tidak terlalu mempermasalahkan nilaiku karena keluargaku memiliki perusahaan dan aku sudah dipastikan akan menjadi penerusnya. Meskipun, Ayahku juga akan menghajarku dengan nilai ini. Tapi, bagaimana dengan dirimu?"
Tak kusangka, ternyata Ryan mengkhawatirkanku.
"Bukankah kau akan sulit untuk masuk perguruan tinggi dengan nilai itu?"
Belum kujawab, Ryan sudah melontarkan pertanyaan yang lainnya.
"Aku pasti akan dihajar dengan nilai ini, tapi sepertinya aku tidak akan masuk ke perguruan tinggi. Kau tahu, keluargaku tidak begitu kaya. Meski demikian, mereka mendukungku sebagai putra tertua. Setelah kelulusan, aku akan mencari pekerjaan di toko swalayan atau di restoran. Setidaknya untuk membalas kebaikan orangtuaku."
"Jadi begitu ya... katakan saja jika kau butuh bantuan. Jika kau tak kunjung mendapat pekerjaan, akan kuminta ayahku untuk mencarikanmu posisi sebagai office boy di kantor ayahku."
"Terimakasih untuk itu...."
Meski berkata demikian, aku berencana untuk mencari uang sampingan dari bermain game Re:Life di saat aku tidak bekerja.
Dan mulai dari situlah kita berdua berjanji untuk saling membantu.
Sesampainya di rumah.
Benar saja aku dihajar habis-habisan oleh ayahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Kirain novel pantasi rupanya novel kata AKU ,
2022-11-19
2
Lari Ada Wibu
kekekekek santai aja kalo dipukulin pukulin balik🗿
2022-09-24
2
John Singgih
janji untuk saling membantu dikemudian hari, tapi ditepatikah?
2022-04-27
2