Romantis Ala Rasulullah

Sore Hari

Setelah seharian di rumah ibu, dan menyelesaikan diskusi tentang kehamilan Mbak Suraya Aku dan Mas Rudi berpamitan untuk pulang.

"Jadi kapan Suraya akan pulang?" tanya ibu sembari menjabat tanganku.

"Kata kak Suraya besok Minggu Bu,"

"Baiklah, semoga semua berjalan dengan lancar, tidak terjadi masalah apapun di masa mendatang,"

Aku mengangguk pelan.

"Apakah akan jadi masalah jika kak Suraya tinggal bersama kami?" batinku.

"Aah kenapa aku jadi merasa ragu, aku kan sudah sepakat dengan Mas Rudi, dan lagi pula Mas Rudi orang yang berilmu, dia tidak mungkin macam - macam dengan kak Suraya," batinku lagi.

Sepanjang perjalanan hatiku terus berkata - kata, terkadang hatiku berbisik yang membuatku ragu, sisi lain lagi hatiku meyakinkan tidak mungkin kehadiran Kak Suraya dapat mempengaruhi hubungan antara aku dan Mas Rudi.

"Ada apa? kenapa dari tadi Mas perhatiin Dek Nisa terlihat gelisah?"

Pertanyaan Mas Rudi mengagetkan lamuna ku.

"Ee.. tidak Mas, Aku hanya.." aku tidak dapat meneruskan ucapanku.

"Kamu memikirkan bagaimana nanti setelah Mbak Suraya tinggal bersama kita?"

"Ee...Iya Mas," ucapku ragu

"Loh kok sekarang Dek Nisa jadi ragu? tadi pas menjelaskan pada ibu Dek Nisa terlihat sangat yakin dan percaya pada Mas?" tanyanya lembut.

"Ya, aku yakin pada Mas, tapi setelah mendengar ucapan ibu aku jadi merasa tidak yakin pada kak Suraya,"

"Loh kok gitu?"

"Aku takut kak Suraya terlalu nyaman dirumah kita, aku takut karena kondisinya dia mulai menyesali keputusannya yang membatalkan pernikahannya dengan Mas, aku takut Kak Suraya merasa iri pada pernikahan kita," jelasku mengeluarkan kekhawatiran dalam hati.

Mas Rudi tersenyum mendengar ucapanku.

"Kok Mas malah tersenyum?"

"Belum apa - apa sudah cemburu," ledek Mas Rudi

"Ini bukan masalah cemburu Mas, tapi ini kekhawatiran seorang istri,"

"Berfikirlah positif Dek, jangan su'udzon, gak baik," Mas Rudi tersenyum mencubit lembut pipiku.

*****

Kamipun sampai dirumah setelah Magrib.

Kami langsung bergegas mengambil air wudhu dan shalat berjamaah,

Setelah itu kami lanjutkan makan malam bersama,

Tidak lama setelah makan malam Adzan Isyak pun berkumandang,

Kami kembali melaksanakan shalat berjamaah,

Sungguh sangat menenangkan hati kurasakan,

Dalam Do'aku tak henti - hentinya aku mengucap syukur karena aku telah diberikan suami yang bisa membimbingku ke arah yang lebih baik.

Mas Rudi tersenyum menatapku, ia mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang.

Akupun tersenyum kemudian bangun dan melipat mukenaku.

Mas Rudi langsung naik ketempat tidur, sementara aku mengingat nasehat Mas Rudi kemarin.

Akupun menuju cermin dan mulai merias diri, tidak lupa menyemprotkan parfum ke leher dan anggota tubuh lainnya.

"Apa istriku sedang mencoba memenuhi nasehat suaminya?" bisik Mas Rudi yang tiba-tiba di belakangku.

"Siapa yang tidak ingin pahala sebesar itu? sudah enak pahalanya gede lagi," ucapku tertawa.

"Iih udah berani bicara gitu ya?" ucap Mas Rudi menyubit pipiku dengan gemas.

Akupun berdiri dan membalikkan tubuhku menghadap Mas Rudi.

Aku mengalungkan kedua tanganku ke lehernya.

Mas Rudi tersenyum menatapku ia terlihat sedang menunggu aku yang memulai duluan.

Aku memberanikan diri mencium kening Mas Rudi.

Terlihat Mas Rudi memejamkan mata menikmati kecupanku.

Aku menurunkan kecupanku ke kedua matanya, ke kedua pipinya lalu berakhir di b**Ir nya.

Mas Rudi membalas kecupanku dan langsung menggendong ku ke tempat tidur.

*****

Pagi Hari.

Aku yang sedang mandi dikagetkan oleh Mas Rudi yang tiba-tiba masuk kedalam.

"Mas aku belum selesai," ucapku menutupi dada dengan kedua tanganku.

"Lalu kenapa, Dek Nisa kan gak kunci pintunya," jawab Mas Rudi santai.

"Aku fikir Mas masih tidur, biasanya aku juga gak kunci dan Mas gak pernah masuk,"

"Tapi sekarang Mas ingin masuk, dan lagi pula kenapa Adek harus malu, kan Adek sudah jadi istri Mas,"

Mas Rudi mulai mendekatiku.

"Lagi pula selama hampir satu tahun pernikahan, kita belum pernah mandi bersama," ucap Mas Rudi memepetku ke dinding kamar mandi.

Aku semakin gugup di buatnya, karena memang ini baru pertama kalinya aku satu kamar mandi dengan Mas Rudi.

"Inilah Romantis Ala Rasulullah" bisik Mas Rudi.

Biasanya kalau sudah begini Mas Rudi akan sedikit memberikan tausiahnya, batinku terkekeh

"Mandi bersama merupakan sunnah bagi ummat Islam, tidak hanya sunnah, mandi bersama pasangan juga memberikan banyak manfaat di antaranya membantu dalam menambah kasih sayang antara suami istri dan menghidupkan rumah tangga yang semakin romantis,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi bersama istri-istri beliau.

Beliau mandi bersama Ummu Salamah (HR Al-Bukhari)

Beliau juga mandi bersama Aisyah sebagaimana tuturan Aisyah,

"Aku dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi bersama dari satu tempayan”. (HR Al-Bukhari )

Aisyah juga berkata, “Aku mandi bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu tempayan (yang diletakkan) antara kami berdua, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendahuluiku (dalam mengambil air dari tempayan) hingga aku berkata, “Sisakan air buatku, sisakan air buatku”. Dan mereka berdua dalam keadaan junub. (HR Muslim)

Beliau juga mandi bersama Maimunah. ( HR Al-Bukkhari)

Banyak sekali Rasulullah SAW diriwayatkan mandi bareng istrinya,

Rasullulah yang mulia telah memberi contoh terbaik, nandi berdua, saling berebut air dan alat mandi, hingga terbit senyum dan tawa renyah dari keduanya,

Inilah sunnah yang tidak hanya bisa menautkan hati dan membuat cinta di antara kalian saling bertambah, tapi juga dijanjikan pahala yang agung di dunia dan akhirat, lalu kenapa Adek harus malu?" tanya Mas Rudi yang memenjarakanku dengan kedua tangannya.

Aku menggelengkan pelan kepalaku.

Perlahan Mas Rudi mengambil tanganku yang dari tadi menutupi dada.

Mas Rudi menyalakan shower yang tepat berada di atas kami,

Perlahan rasa Maluku hilang dengan sendirinya, secara bergantian kami menggosokkan sabun ke tubuh kami masing-masing, sesekali kami bergurau seperti yang di contohkan Rasulullah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

sebutir debu

sebutir debu

Maaf thor, saya pernah baca juga di qurotul uyun bukannya mengecup mata tidak diperbolehkan ya karena mengartikan perpisahan

2022-01-23

1

Anggina AMS

Anggina AMS

Kok berasa sakit hati aku baca tentang keromantisan Nabi sama istri-istri nya ya...

2021-09-22

1

Dede Simeut

Dede Simeut

Kayaknya ini yg pintar berhadits, bukan rudi dech... Tp author... Duh author... Udh pantas gantiin mamah dedeh.... 😂😂😂😂

2021-07-10

12

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!