Ketika Aku masuk kedalam, aku begitu terperangah melihat apa yang ada di hadapan ku, rumah yang luas dengan dua lantai di lengkapi perabotan modern membuat ku semakin bertanya-tanya sebenarnya ini rumah siapa.
"Selamat siang Pak," ucap seorang wanita menghampiri kami.
"Siang Mbak... Tolong bawa tas Ibu Nisa ke kamar kami" ucap Mas Rudi pada wanita berkisar empat puluh tahun itu.
Aku masih terdiam bingung melihat ini semua, sebenernya siapa dia dan rumah siapa ini. Aku masih terus bertanya-tanya dalam hati.
"Dia adalah Mbak Inah, Dia yang membantu mu mengerjakan pekerjaan rumah," jelas Rudi.
"Jadi ini rumah Mas Rudi?" tanya ku memastikan.
"Rumah siapa lagi," ucap Mas Rudi tersenyum.
Aku yang mendengarnya hanya tersenyum tipis dan masih tidak percaya dengan apa yang ada di hadapan ku.
"Rumah besar, mobil mewah..." batinku. Tak munafik aku merasa seperti ketiban durian runtuh memiliki suami yang memiliki rumah dan mobil mengingat aku hanya orang biasa.
"Baiklah, kita istirahat di kamar, pasti kamu sangat lelah," ucap Mas Rudi mengajakku ke kamarnya yang terletak di lantai dua.
Lagi-lagi Aku kembali terperangah melihat kamar yang begitu luas melebihi ruang tamu di rumahku.
Aku terus berjalan melihat ke semua sisi kamar, di sisi kanan kamar terdapat mushola kecil yang begitu indah, kamar mandi jangan di tanya, kamar mandinya begitu luas dilengkapi dengan fasilitas modern.
Pintu kaca yang begitu besar menarik perhatian ku, Aku melangkah mendekat ke pintu itu, dan begitu pintu di buka, Aku melihat kolam renang yang cukup luas di sebelah kamar.
"Oh ya Ampun ini terlihat seperti yang di tv tv" batin ku takjub.
"Dek Nisa bisa beristirahat dulu atau melakukan apapun yang Dek Nisa inginkan, Mas akan pergi ke kantor sebentar," ucap Mas Rudi.
"Pagi-pagi begini?"
"Iya, Mas udah beberapa hari tidak masuk, jadi pekerjaan Mas sangat banyak." jelas Rudi yang kemudian keluar setelah aku menjabat tangannya.
Setelah Rudi tak terlihat, diam-diam Aku menyusul Rudi kebawah, Aku melihat Rudi meninggalkan rumah menggunakan mobil lain yang ada di garasinya.
"Ibu ingin makan apa?" tanya Mbak Inah mengagetkan ku
"Aku belum ingin makan," jawabku spontan sambil terus mengamati kepergian Rudi dari jendela.
"Baiklah" ucap Mbak Inah lalu pergi.
"Eee... Mbk Inah... bolehkah Aku bertanya?"
"Silahkan Bu,"
"Berapa lama Mbak Inah kerja disini?" tanyaku penasaran
"Sekitar empat tahun Bu, memangnya kenapa?"
"Jadi rumah ini, Mobil semua milik Mas Rudi?" tanya ku yang untuk memastikan.
"Ya jelas dong Bu, kalau bukan milik Pak Rudi, milik siapa lagi," jawab Mbak Inah tertawa.
"Eee... Tapi rumah yang di kampung itu, yang orang tua Mas Rudi tempati?" tanyaku yang masih tidak yakin jika rumah ini milik Rudi.
"Oh yang itu memang rumah orang Tuanya, Orang tua Pak Rudi memang tidak betah kalau tinggal disini," jelas Mbak Inah lagi.
"Memangnya pak Rudi sebelum menikah dengan ibu tidak memberitahu ibu?" Mbak Inah balik bertanya.
"Tidak, pernikahan kami begitu mendadak, bahkan Aku belum pernah berbincang dengannya secara pribadi,"
"Oh kalau itu memang keinginan Pak Rudi sejak dulu, Pak Rudi selalu mengatakan, jika Pak Rudi ingin Menikah dulu baru pacaran," ucap Mbak Inah tersenyum.
"Ibu Nisa tidak akan menyesal menikah dengan Pak Rudi, selain Pak Rudi orang kaya, Pak Rudi juga taat dalam beragama" imbuh Mbak Inah.
Aku terdiam mendengar penjelasan Mbak Inah, jika benar apa yang dikatakan Mbak Inah kenapa Rudi menyembunyikan identitas yang sebenarnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam Harinya, Aku yang mendengar bunyi klakson mobil langsung berlari turun dan membukakan pintu untuknya, entah kenapa tapi tiba-tiba hati ku merasa bahagia begitu melihat suamiku pulang.
"Assalamualaikum," ucap Rudi begitu Aku membuka kan pintu untuk nya.
"Waalaikumsalam." saut ku sembari mencium tangannya.
Mas Rudi tersenyum mengusap kepala ku.
"Apa Dek Nisa merasa bosan?" tanya Mas Rudi.
"Sedikit." ucapku singkat
"Lalu apa Dek Nisa sudah makan?"
"Belum,"
"Kenapa belum makan?"
"Tidak papa, Aku hanya belum ingin makan saja,"
"Apa Dek Nisa tidak betah tinggal disini?"
"Bukan begitu, Aku hanya belum terbiasa saja,"
"Baiklah nanti kita makan bersama, tapi sebelumnya Mas pergi mandi dulu ya," ucap Mas Rudi sembari mengambil handuknya.
Aku menunggu Rudi sambil rebahan, meskipun kini Aku mengetahui jika Rudi orang kaya, Aku masih belum sepenuhnya ikhlas menerima pernikahan mendadak ini.
Lamunanku buyar saat mendengar pintu kamar mandi terbuka.
Aku bangun dan melihat ke arah Rudi.
Aku begitu terkejut melihat wajah Mas Rudi yang terlihat lebih muda dan cerah dari sebelumnya, kulitnya pun terlihat lebih lebih terang dari sebelumnya.
Aku terus menatapnya seakan tak percaya jika yang di depanku adalah Mas Rudi yang di tolak kakak ku karena terlihat tua dan jauh dari kata tampan.
Melihat ku tertegun melihatnya, Rudi tersenyum sembari mengambil pakaiannya di lemari.
Aku masih bingung dengan ini, seakan tidak ada habisnya Rudi memberiku kejutan. "Setelah ini Apa lagi yang belum Rudi tunjukan?" batinku.
"Bisa kita makan sekarang?" tanyabRudi mengagetkan lamunan ku.
"Eee... Mas.... bisakah kita bicara sebentar?"
"Ya"...
"Mas terlihat berbeda,"
"Apanya yang beda?" tanya Mas Rudi tersenyum.
"Wajah, kulit, bahkan ini semua berbeda dari yang Mas tunjukan sebelumnya di padaku dan keluarga ku,"
"Apa ini menjadi masalah buat Dek Nisa?"
"Ya jelas ini menjadi masalah, kenapa Mas tidak menunjukan diri Mas yang sebenarnya dari awal?" tanya ku kesal.
"Jika Mas menunjukan ini semua dari awal, Mas tidak akan menemukan wanita yang baik untuk calon anak-anak Mas kelak," ucap Mas Rudi tersenyum.
Seketika kata-kata itu melelehkan hati ku.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘
2023-01-24
0
susi 2020
😲😍
2023-01-24
0
Ita rahmawati
eh eh ak terkezut ternyta dpt kejutan dr author,,mas rudiny gk buruk rupa yernyta 🤣🤣
2022-12-17
0