BAPER

Aku begitu bahagia mendengar jawaban Rudi sampai aku harus menyembunyikan wajahku untuk menahan senyum dibibir ku.

"Bisa kita makan sekarang?" tanya Mas Rudi mengagetkan ku.

"Ee... ya... Tentu," jawab ku mengangguk setuju.

Selama makan kami tidak berbicara sama sekali.

Aku hanya mencuri-curi pandang dan memperhatikan suami yang sebelumnya terpaksa ku nikahi.

"Ternyata Mas Rudi tidak sejelek yang kulihat sebelum menikah," batin ku.

"Alhamdulillah." ucap Rudi kembali mengagetkan ku sehingga dengan cepat aku berdiri mengangkat piring bekas untuk Rudi makan.

"Akan ku rapikan," ucapku.

"Biarkan Mbak Inah saja Dek," ucap Rudi memegang tangan ku.

Entah kenapa tiba-tiba Aku merasakan ada getaran yang berbeda dalam hati ku.

"Ee... Tidak papa Mas, Aku sudah terbiasa mengerjakan ini," ucapku tetap membawa piring Rudi kedapur.

Di dapur Aku merasakan jantung ku berdetak dengan sangat kencang.

"Kenapa Aku tiba-tiba merasa deg-degan seperti ini," batin ku.

"Ibu biar saya yang merapikan," ucap Mbak inah mengagetkan ku.

"Tidak usah Mbak, biar Aku saja," ucap ku langsung mencuci piring-piring kotor itu.

"Tapi Bu... Nanti kalau Pak Rudi marah bagaimana?" tanya Mbak Inah.

"Apa Mas Rudi suka marah?" tanya ku.

"Ee... Tidak sih, tapi takutnya kali ini pak Rudi marah karena istrinya mengerjakan pekerjaan dapur sedangkan saya tidak berbuat apapun," jelas Mbak Inah.

"Aku pastikan Mas Rudi tidak akan marah pada Mbak Inah,"

"Lihat... Sudah selesai kan, Ini hanya pekerjaan kecil," uapku sembari meninggalkan dapur.

Aku yang tidak melihat Mas Rudi di meja makan maupun di ruang keluarga merasa gugup karena harus kembali menghadapi malam bersamanya.

"Sekarang bagaimana.. bagaimana jika mas Rudi menginginkan malam ini, Aku benar-benar merasa tegang sekali." ucapku sambil mondar-mandir di lantai bawah.

Aku mengatur nafas ku dan bejalan menuju kamar.

Dengan sangat hati-hati Aku membuka pintu kamar. Tapi semakin pintu ku buka lebar, Aku tidak melihat Rudi ada di tempat tidur. Perlahan Aku masuk dan mencari dimana Rudi berada, samar-samar terdengar suara orang sedang melantunkan Ayat suci Al-Qur'an di sudut musholla dalam kamar. Aku berjalan menuju suara itu, dan ku Lihat Rudi sedang membaca Al'Quran.

"Masya Allah, inikah suami yang ENGKAU berikan untuk ku," ucap ku dalam hati.

"Udah mau tidur Dek?" tanya Mas Rudi yang telah selesai membaca Al'Quran.

"Ee.. ya" ucapku gugup.

"Jangan lupa wudhu dulu sebelum tidur," ucap Mas Rudi.

Aku mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Setelah kembali dari kamar mandi Aku melihat Mas Rudi sudah ada di tempat tidur,

Aku pun sudah berpikir pasti Mas Rudi menginginkan hak nya malam ini.

"Kemarilah Dek" ucap Mas Rudi sembari menepuk-nepuk tempat tidur disisinya.

Aku mengangguk pelan dan duduk disisinya.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" ucap Rudi menatap ku.

"Apa Mas sengaja terlihat..?" Aku tidak bisa melanjutkan pertanyaan ku.

"Jelek?" sambung Mas Rudi.

Aku tersenyum kecil karena Mas Rudi tau maksud ku.

"Apa menurutmu sekarang Mas tampan?" goda nya.

Aku menjadi gugup mendengar pertanyaan balik darinya.

"Ya... Mas memang sengaja membuat wajah Mas lebih kelihatan tua dari usia Mas, Mas juga menggunakan Lotion penggelap kulit agar kulitku terlihat lebih hitam dari kulit asli Mas, karena kebanyakan orang memandang sebelah mata orang yang memiliki kulit gelap, padahal mau apapun warna kulit kita, hanya keimanan yang akan membedakan kita di hadapan Allah." jelas Rudi

"Dan ini Mas lakukan untuk mencari seorang istri?"

Rudi hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan ku.

"Kenapa Mas melakukan ini, apakah Mas pernah mengalami sakit hati pada seseorang?"

"Tidak, Tapi Mas belajar dari teman-teman Mas, Mas tidak ingin mengalami nasib seperti mereka,"

"Nasib yang seperti apa?" tanyaku makin penasaran.

"Ada teman Mas yang cukup sukses dalam bisnisnya Dia menikah dengan gadis yang sangat cantik, tapi setelah beberapa tahun mereka menikah, dan teman Mas mengalami penurunan dalam bisnisnya wanita itu meninggalkannya,"

"Dan ada lagi, teman Mas yang lainya, Dia sangat tampan tapi Dia berekonomi pas-pasan, Dia menikah dengan gadis yang ia cintai, tapi pada suatu hari Dia mengalami kecelakaan yang membuat wajahnya harus menerima beberapa jahitan, kemudian istrinya meminta cerai,"

Aku memahami maksud Mas Rudi kenapa ia menyembunyikan identitas sebenarnya.

"Dan karena itu semua Mas membuat diri Mas menjadi lebih tua dan tidak menunjukkan apa yang Mas miliki," jelas Mas Rudi mengakhiri ceritanya.

"Dan Dek Nisa lihat... Mbak Suraya langsung menolak Mas," ucap Mas Rudi tersenyum.

"Tapi Aku juga menikahi Mas hanya karena demi ibu."

"Aku suka alasan Dek Nisa, jika Dek Nisa melakukan ini demi ibu, Mas yakin Dek Nisa juga akan melakukan apapun demi suami dan anak-anak kita kelak" ucapnya tersenyum.

"Oh ya ampun... Kenapa kata-katanya selalu melelehkan hati ku." batinku menahan senyum.

"Dari Abu Hurairah radhiallah ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Maka perhatikanlah agamanya maka kamu akan selamat. Muttafaq ‘alaih.” (HR. Bukhari Muslim)

"Dan Mas melihat ketaatan dalam diri Dek Nisa, Mas melihat bagaimana Dek Nisa menyayangi ibu,"

Demi ibu juga Dek Nisa menerima Pria jelek ini jadi suami Dek Nisa," ucap Rudi tersenyum.

Aku yang mendengar tersenyum menutup wajah ku.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘🥰

2023-01-24

0

susi 2020

susi 2020

🥰😲

2023-01-24

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

wah ternyta rezeki ank sholehah y nis,,dpt suami udh sholeh,ganteng,kaya lg 🤭🤭

2022-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!