Malam Harinya, Ibu, Vina dan kak Suraya sudah ada di kamar tamu untuk beristirahat.
"Mbak Suraya kalau di kamar bertiga merasa sempit, suruh ke kamar lain saja," ucap Mas Rudi padaku.
"Kenapa harus kak Suraya, Kenapa gak ibu Atau Vina? tanyaku sedikit cemburu.
"Dek Nisa... Vina kan lebih kecil, pasti dia lebih suka tidur dengan ibunya, sedangkan Mbak Suraya kan sudah biasa tidur sendiri di perantauan," ucap Mas Rudi.
"Masa begitu saja cemburu," sambung Mas Rudi.
"Siapa yang cemburu, aku tidak cemburu," elakku.
"Cemburu juga gak papa, malah bagus," ucap Mas Rudi tersenyum.
"Oh jadi Mas Rudi suka kalau aku cemburu?" tanyaku kesal.
"Suka, karena dalam ajaran Islam, cemburu dipandang sebagai sesuatu yang penting,
Sebuah riwayat dari ‘Amar bin Yasir menegaskan pentingnya keberadaan rasa cemburu dari seorang istri, bahkan mereka yang tidak memiliki rasa cemburu sama sekali terhadap apa pun yang berlaku atas suaminya diancam tak akan masuk surga,
Aku mulai mendengar penjelasannya.
"Tidak ada sanksi atas seorang istri yang cemburu,
Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan tentang kejadian ketika seorang istri Nabi Muhammad SAW merasa cemburu, sampai-sampai sang ummul mu`minin itu memecahkan piring hantaran yang dibawakan madunya kepada Nabi SAW.
Beliau pun tidak berkata apa-apa kecuali mengumpulkan pecahan piring itu dan mengumpulkan makanan yang berserakan, seraya berkata kepada Muslimin para tamunya, "Ibu kalian cemburu."
Rasul SAW lantas membawakan piring baru sebagai ganti piring yang dipecahkan istrinya itu,"
Jelas mas Rudi.
"Cemburu merupakan salah satu sifat alamiah dari seorang perempuan (istri).
Oleh karena itu, lelaki atau suami pun mesti memahami pasangannya kala dilanda cemburu.
Yang tidak boleh itu cemburu yang berlebihan, karena cemburu berlebihan termasuk perbuatan yang tercela, dan bagaimana mengukur cemburu yang sewajarnya dan eksesif?"
dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Jabir bin 'Atik al-Anshari secara marfu' sebagai berikut :
"Kecemburuan itu ada yang disukai, dan ada yang dibenci Allah.
Adapun kecemburuan yang disukai Allah ialah cemburu dalam perkara yang mencurigakan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu dalam perkara yang tidak mencurigakan, Nah Dek Nisa ini termasuk dalam katagori cemburu yang tidak disukai, orang Mas cuma kasih saran supaya Mbak Suraya pindah ke kamar lain kok Dek Nisa cemburu?" ucap Mas Rudi tersenyum.
"Tapi Mas, biar bagaimanapun juga, Kak Suraya adalah mantan calon istri Mas, dan kalian sudah bertemu beberapa kali, sampai Mas membawa Kak Suraya kerumah orang tua Mas, jadi wajar lah Aku cemburu," ucapku masih belum lega.
"Hanya mantan calon istri, bukan mantan pacar apa lagi istri" ucap Mas Rudi tersenyum.
"Aah sudahlah," ucapku kesal dan ingin meninggalkan Mas Rudi.
"Hey... " Mas Rudi menarikku ke pangkuannya.
"Apa Dek Nisa fikir Mas menginginkan wanita lain setelah mendapatkan istri Solehah seperti Dek Nisa?" tanya Mas Rudi menatapku tajam.
Aku hanya terdiam mendengar ucapannya.
"Dek Nisa adalah jodoh yang Allah berikan langsung pada Mas, mana mungkin Mas mengingkari Amanah-NYA?" ucap Mas Rudi mengusap pipiku.
Kini hatiku merasa tenang setelah mendengar ucapan Mas Rudi.
"Apa sekarang Dek Nisa merasa tenang?" tanya Mas Rudi.
Aku mengangguk dengan senyum tipisku.
Mas Rudi terdiam dan menatapku dengan tajam hingga membuatku merasa malu.
"Kenapa menundukkan wajahmu? tataplah wajah suamimu ini," ujar Mas Rudi sembari mengangkat daguku.
Aku pun menatap Mas Rudi.
"Seperti yang dinyatakan dalam sebuah hadist:
“Apabila seorang suami memandang istrinya dan istrinya memandang suaminya maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan rahmat (kasih sayang).
Dan jika suami memegang tangan istrinya maka dosa keduanya akan berguguran dari celah jari-jarinya.” ucap Mas Rudi sembari mengisi celah jari jemariku.
"Masha Allah ya Mas, begini saja dapat menggugurkan Dosa," ucapku sembari bermain - main dengan jari jemari Mas Rudi.
"Satu lagi biar dosa kita berguguran," ucap Mas Rudi langsung mengecup keningku,"
"Iih apaan sih?" ucapku sembari mencubitnya.
"Kan biar dosa kita berguguran," ucap Mas Rudi tertawa.
"Rudi terlihat sangat mencintai Nisa," batin Suraya yang melihat mereka dari luar pintu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi Hari.
"Makasih ya Nak sudah mengajak kami kemari," ucap ibu berpamitan.
"Sama - sama Bu, kapan saja ibu mau kesini, kesini saja," ucap Mas Rudi.
"Makasih Mas," ucap Vina menjabat tangan Mas Rudi.
"Sama - sama," ucap Mas Rudi.
Mas Rudi melipat kedua tangannya pada Suraya.
"Kak Suraya berangkat kapan?" tanyaku.
"Nanti sore," ucap Suraya singkat.
"Ya sudah, hati - hati ya kak," ucapku memeluknya sesaat.
"Oh ya saya minta maaf, saya tidak bisa mengantar kalian, jadi supir yang akan mengantar kalian," ucam Mas Rudi.
"Tidak apa-apa nak Rudi, maafkan kami sudah merepotkan kalian."
"Tidak repot sama sekali bu," ucap Mas Rudi tersenyum.
"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu,"
"Sampai jumpa," ucapku melambaikan tangan.
Mobil pun melaju meninggalkan rumah.
"Kenapa Mas gak bisa ngantar mereka, Mas kan hari ini masih libur?" tanyaku.
"Karena Mas ingin bermesraan denganmu," Ucap Mas Rudi tertawa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Enak banget ya jadi Kak Nisa, udah dapat suami yang baik, tampan dan mapan lagi," ucap Vina.
"Ya semua tergantung Amal ibadahnya, jika kamu ingin suami yang baik maka kamu harus memperbaiki diri dulu." saut Ibu.
"Jadi menurut kalian aku tidak baik?!" tanya Suraya tiba-tiba marah.
"Terus saja kalian puji puji Nisa, dari dulu memang aku tidak artinya untuk kalian, yang di mata kalian hanya Nisa Nisa Nisa dan Nisa!" ucap Suraya semakin kesal.
"Bukan seperti itu Nak, ibu tidak pernah membeda-bedakan kalian semua, kalian semua sama di mata ibu,"
"Ngomongnya aja gak pernah bedain, tapi dari sikap ibu jelas ibu lbh menyayangi Nisa,"
"Jangan bilang seperti itu pada ibu kak." saut Vina menegur sang kakak.
"Sudahlah Vina, kamu juga sama saja, kamu juga lebih menyayangi Nisa kan dari pada aku?"
"Tidak seperti itu kak,"
"Pak supir, turunkan aku disini," ucap Suraya.
"Mau kemana Nak?" ucap ibu sedih.
"Sudahlah lebih baik aku pergi dari pada disini tapi tidak di anggap. Supir aku bilang berhenti!"
triak Suraya.
Setelah supir menghentikan mobilnya, Suraya langsung turun dari mobil dengan kesal. Sementara Ibu hanya bisa menangis melihat Suraya pergi.
"Yang sabar ya Bu," ucap Vina memeluk ibunya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩🥰
2023-01-25
0
susi 2020
😍😘
2023-01-25
0
Amanah Amanah
buaya.....di kadalin
2022-01-31
1