Mendadak Menikah

Aku pun setuju untuk menggantikan posisi kakak ku demi ibu. Aku tidak ingin jika sesuatu terjadi pada ibuku karena memikirkan kakak ku yang tiba-tiba membatalkan pernikahannya.

"Maafkan ibu ya Nis, kamu jadi harus menikah dengan Rudi, jika sebelumnya Suraya tidak buru-buru menyetujui lamaran ini, pasti ini semua tidak akan terjadi" ucap ibu menangis

"Tidak apa-apa ibu, Ibu tidak perlu merasa cemas lagi... Aku ikhlas menerima pernikahan ini,"

ucap ku menenangkan hati ibu sehingga ibu merasa lega.

Keesokan harinya Rudi datang kerumah, aku begitu terkejut melihat Rudi, ternyata benar yang kakak ku bilang, meskipun usianya baru 26th tapi Rudi terlihat jauh lebih tua dari usianya. Wajahnya pun jauh dari kata tampan, dengan kulit kusam tak terawat.

Tapi Aku tidak bisa menolaknya karena aku lebih menghawatirkan kesehatan ibu dari apapun.

Om Dasir menjelaskan kepada Rudi jika Suraya membatalkan pernikahannya, dan sebagai gantinya Aku yang akan menikah dengannya.

Rudi tidak mempersalahkan ini, karena dia hanya ingin segera menikah, terlebih orang-orang mengatakan aku lebih cantik dari kaka ku, sehingga Rudi terlihat tersenyum sumringah menatap ku.

Setelah perkenalan singkat itu, Rudi pun langsung mengajak ku kerumah nya, Rudi memperkenalkan ku kepada keluarganya dengan rasa bangga.

Terdengar bisik bisik tetangga mengatakan "lebih cantik yang ini dari pada yang kemarin"

Aku yang mendengar tidak merasa bangga sama sekali, karena dalam hati kecil ku, Aku benar-benar merasa tertekan karena harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak ku kenal. Tapi apa boleh buat, lagi-lagi Aku harus melakukan ini demi ibu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari demi hari terus berganti.

Persiapan pernikahan pun telah rampung. Akhirnya tiba hari H pernikahanku.

Ketika para tamu undangan sudah mulai berdatangan, Aku masih mengurung diri di kamar dengan tangisan ku.

Hingga mempelai pria datang jangankan merias diri, mandi pun Aku tidak. Aku hanya meringkuk dan terus menangisi takdir ku. Kenapa Tuhan menakdirkan ini padaku padahal seminggu lalu aku masih bahagia menikmati masa muda dan pekerjaan ku.

Sementara di luar, Penghulu sudah datang berhadapan dengan Rudi yang sudah duduk manis di kursi yang nantinya akan digunakan untuk akad pernikahan.

Karena aku tidak keluar-keluar, Om pum ke kamar ku dan melihat aku masih terus menangis tanpa melakukan persiapan apapun untuk akad.

Dengan menarik nafas dalam-dalam Om merangkul pundak ku, dan mengelus-elus punggungku dengan perasaan yang serba salah.

"Niatkan saja ini untuk ibadah kepada Allah, niatkan saja ini untuk membahagiakan ibu mu."

Aku yang mendengar nasehat Om langsung menghapus air mata ku, menyambar pasmina yang tergantung di belakang pintu lalu bersiap keluar.

Tanpa mengenakan pakaian pengantin yang selayaknya Aku keluar dari kamar ku,

Aku hanya mengenakan stelan baju kurung biru tanpa membasuh wajah ku sama sekali.

Aku duduk di sebelah Rudi dengan menyembunyikan wajah ku di balik pasmina.

Rudi mulai melafalkan Akad, kata demi kata Rudi ucapkan dengan lancar.

Aku yang mendengar kata-kata itu merasa seperti sedang di sayat-sayat belati.

Setelah semua orang mengatakan SAH, Aku langsung berlari ke kamar ku dan kembali menangis sejadi jadinya.

... ...

...Tanpa adanya malam pertama seperti para pengantin pada umumnya kami tidur terpisah, Aku tidur di kamar, sementara Rudi tidur menggunakan tikar bersama orang-orang yang membantu pernikahan kami...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aku pulang," ucap Suraya pada pagi harinya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Suraya tersenyum cerianya dengan membawa seorang Pria yang baru ia kenal di dalam kereta beberapa jam lalu.

Aku yang mendengar suara kakak ku langsung keluar dan melihatnya dari pintu kamar. Memperhatikan kakak ku yang tanpa rasa bersalah, kakak ku terus tertawa membanggakan pria itu tanpa melepaskan tangannya.

Pria itu duduk tepat di depan Rudi, dengan mengangkat satu kakinya, Pria itu sibuk memainkan ponsel mahalnya.

Rudi hanya tersenyum tipis melihat sikap Pria itu.

Sementara Suraya bangun dari duduknya ketika melihat Vina (adik kami) datang.

Suraya memeluk Vina sesaat.

"Siapa pria itu?" tanya Vina.

"Oh dia Bagas ganteng kan?" ucap Suraya dengan bangganya.

Vina hanya tersenyum kecil.

"Pokoknya puassss banget, Aku batalin pernikahan ku dengan Rudi Aku langsung mendapatkan pria yang lebih tampan darinya, apa lagi gaya Bagas saat duduk di depan Rudi, dengan mengangkat sebelah kakinya sambil memainkan ponsel keluaran terbaru, Uuuhhhh pokoknya puasss Banget" ucap Suraya tanpa merasa bersalah sama sekali sehingga membuat hatiku semakin pilu menahan rasa sakit ini.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Brayen

Brayen

vina apa nisa ???

2024-05-02

0

susi 2020

susi 2020

😍

2023-01-24

0

susi 2020

susi 2020

😲

2023-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!