Kakak'ku kembali mengulang Dosa'nya

"Hallo.. kamu dimana?" tanya Suraya begitu Bagas mengangkat ponselnya.

"Sebentar lagi aku sampai, kamu tunggulah di pintu keluar," jawab Bagas.

Beberapa saat kemudian Bagas pun sampai ditempat dimana Suraya menunggunya.

"Akhirnya kamu datang juga," ucap Suraya langsung menghampiri Bagas.

"Maafkan aku sayang, tau sendiri kan kemacetan di Jakarta,"

"Sudahlah ayo masuk," ucap Bagas membukakan pintu mobilnya.

Suraya pun naik ke taksi yang mengantarkan Bagas.

"Kenapa, sejak di telfon kamu terdengar sangat kesal?" tanya Bagas.

"Aku begitu kesal dengan ibu dan adikku, mereka selalu saja memuji-muji Nisa di depanku," jelas Suraya.

"Memang paling menyebalkan jika kita di banding-bandingkan dengan orang lain, apa lagi dengan saudara sendiri, tapi sekarang sudah ada aku, aku akan membuat kemarahanmu reda," ucap Bagas mengedipkan matanya.

Suraya terdiam dan belum memahami apa yang Bagas maksud.

Beberapa saat kemudian Bagas meminta Supir taksi berhenti di sebuah rumah sederhana.

"Bagas kenapa kita berhenti disini? dan rumah siapa ini?" tanya Suraya bingung.

"Ini rumah kontrakan ku,kita istirahat dulu disini, lagian baru besok kan kamu kerjanya?" ucap Bagas sembari membuka pintu mobilnya.

"Ayo turunlah," ucap Bagas membukakan pintu mobil untuk Suraya.

Setelah mereka masuk kedalam rumah, Bagas langsung memeluk Suraya dengan penuh gair4h.

"Aku sangat merindukanmu,"

"Bagas..." Suraya mencoba melepaskan tangan Bagas dari pelukannya.

"Kenapa Suraya, apa kamu tidak merindukanku?" tanya Bagas semakin mempererat pelukannya.

"Aku merindukanmu Bagas, tapi kita belum menikah, sekarang katakan padaku kapan kamu akan membicarakan tentang pernikahan kita?"

"Hey kenapa kamu tiba-tiba mengatakan ini, bukankah sebelumnya kita sudah pernah melakukannya, kenapa sekarang bersikap seperti kita tidak perlu melakukannya?"

"Iya aku tau Bagas, tapi aku juga ingin cinta kita terikat dalam sebuah pernikahan," jelas Suraya.

"Baiklah kita akan membicarakannya, tapi sekarang biarkan aku mencurahkan rasa rinduku padamu," ucap Bagas yang langsung menggendong tubuh Suraya ke kamar dan kembali mengulang dosa yang pernah mereka lakukan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya kami sedang berbincang santai di tempat tidur. Dengan mesra Mas Rudi memelukku sembari memainkan rambutku.

"Apa jika Mas beneran jelek dek Nisa akan tetap menerima Mas seperti ini?" tanya Mas Rudi.

"Ya, aku pasti akan tetap menerima Mas, karena sikap lembut dan ketaatan Mas dalam beribadah bisa meluluhkan hati wanita manapun,"

Mas Rudi tersenyum mendengarnya.

"Tidak semua, Mbak Suraya saja menolak Mas,"

"Itu karena Mbak Suraya belum tau Mas Rudi yang sebenarnya,"

"Eeh tapi ngomong-ngomong kenapa Mas mengungkit itu lagi? Apa mas masih kecewa dengan penolakan Mbak Suraya?

"Bukan begitu, Mas kan cuma menjawab ucapan Adek, kok cemburu lagi?" ucap Mas Rudi tertawa.

"Aaah sudahlah," ucapku kesal.

Aku melepaskan pelukannya dan tidur membelakangi Mas Rudi.

"Dek.. gak baik loh tidur membelakangi suami,"

Aku masih tak bergeming.

"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :

“Jika seorang isteri berpisah tempat tidur dengan suaminya, malaikat melaknatnya sampai dia subuh." (H.R Bukhari dan Muslim)

"Yang Artinya ketika seorang isteri menjauhi suaminya atau sampai pisah ranjang seorang isteri membiarkan suaminya tidur dalam bersendirian atau seorang isteri tidur dekat dengan suaminya akan tetapi membelakangi suaminya kecuali sudah tertidur kerana tidak sengaja, maka wanita yang seperti itu لعنتها الملائكة di laknat oleh malaikat حتى ترجع sampai dia balik lagi maksudnya adalah sampai pagi hari di laknat oleh malaikat." Jelas mas Rudi.

"Inilah adab yang diajarkan oleh Rasulullah s.a.w, maka di sini perlu di perhatikan maksiat kepada suami bermakna maksiat terhadap Allah SWT, kemurkaan suami bererti kemurkaan Allah SWT, buktinya adalah ketika seorang isteri membelakangi suami malaikat ikut melaknatnya.

"Manakala seorang anak wanita telah berkahwin maka patuhnya seorang isteri bukan kepada ayah ibunya lagi akan tetapi dengan seorang suami, kalau suami kata jangan keluar maka wajib di turuti selagi seorang suami tidak menyuruh maksiat maka wajib mematuhinya." Jelas Mas Rudi lagi.

Aku pun berbalik badan menatap Mas Rudi tanpa mengatakan apapun.

"Ayolah masa mau ngambek terus," ucap Mas Rudi sembari mencubit pipiku.

"Dek...." ucap Mas Rudi sembari mengedipkan Matanya.

"Apa?" tanyaku pura-pura tidak tau.

"Ayolah Dek masa gak faham sih?"

"Memang gak faham, memangnya apa?" godaku.

"Mas tidak perlu mengatakannya,"

"Jika Mas tidak mengatakan bagaimana Adek tau," ucapku menahan tawa.

"Ayolah Dek biar cepat jadi," ucap Mas Rudi tertawa.

"Apanya yang jadi?"

"Telinganya,"

Aku pun tertawa ngakak mendengar jawaban kocak Mas Rudi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yuli Silvy

Yuli Silvy

🤣🤣🤣

2023-01-18

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

mas rudiiiiii 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2022-12-17

0

💜Bening🍆

💜Bening🍆

ealah mas rudi...... aku berasa jd nisa😂😂😂

2022-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!