Jangan Lupa Like, Koment, dan Vote
Dikediaman keluarga Thomson, tepatnya diruang keluarga. Mereka sedang berkumpul bersama. Thomson sengaja mengumpulkan keluarganya, karena ingin membahas sesuatu yang penting.
"Jason. Papi sudah menemukan Dokter hebat dan terkenal yang bisa mengobati penyakitmu," ujatr Thomson.
"Benarkah? kenapa selama ini aku tidak pernah mendengar tentang dokter itu?" kata Jason.
"Dokter itu sudah sepuh, dia tidak lagi bekerja dirumah sakit ataupun membuka praktek. Wajar saja kalau kamu tidak tahu tentang keberadaannya. Karena jenis penyakitmu yang langka, tidak semua orang berminat menangani kasus seperti itu," ujar Thomson.
"Jadi apa dia bisa membantuku? dan dimana Dokter itu saat ini?" tanya Jason.
"Sebenarnya dia tidak mau berhubungan lagi dengan pasien. Karena dia ingin memulai kehidupan dengan tenang tanpa adanya hiruk pikuk. Tapi karena sahabat Papi yang merekomendasikannya, akhirnya Dokter itu bersedia membantu." Jawab Thomson.
"Sahabat Papi? apa sahabat yang Papi maksud orang yang sama?" tanya Jason.
"Betul. Dia yang akan jadi calon mertuamu." Jawab Thomson.
Jason nampak terdiam seperti menimbang sesuatu.
"Baiklah aku mau Pi. Lalu dimana Dokter itu sekarang?" tanya Jason.
"London." Jawab Thomson.
"Apa? London? apa tidak ada tempat yang jauh lagi Pi? ckk." Decak Jason.
"Lalu bagaimana nasib perusahaanku? terus berapa lama aku terapy dengannya?" sambung Jason.
"Kau tidak usah memikirkan perusahaanmu, aku akan mengurusnya." Timpal Riko.
"Betul, seperti yang Papi bilang tempo hari. Karyawan Papi yang berkompeten akan membantu Riko menghandle semua perusahanmu." Tambah Thomson.
"Bodoh apa dia belum mengerti juga kalau ini sebuah peluang?" batin Riko.
Sejenak Jason kembali terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun matanya tiba-tiba berbinar.
"Baik. Jason setuju Pi." Jawab Jason tegas dengan senyum semringah.
"Ada apa dengan Kakak? tadi seperti ingin menolak, kenapa sekarang jadi girang?" tanya Sidney menyelidik.
"Kamu tidak akan mengerti," ujar Jason.
Riko berbisik ketelinga Sidney.
"Disana dia bisa bertemu dengan Laura," bisik Riko.
"Hu...pantas saja. Itu namanya kesempatan dalam keluangan." Jawab Sidney.
"Ada apa? kenapa kalian bisik-bisik?" tanya Thomson.
"Tidak ada Pi." Jawab Sidney singkat.
"Berapa lama Jason harus mengikuti terapy?" tanya Jason.
"Paling cepat 6 bulan. Paling lama 1 tahun." Jawab Thomson asal.
"Apa? kenapa lama sekali," ujar Jason.
"Kenapa? apa masih keberatan meninggalkan perusahaanmu? apa kamu tidak percaya padaku?" timpal Riko yang berpura-pura merajuk.
"Bukan begitu. Aku hanya tidak tahu bagaimana nasib kalian bila hidup tanpa diriku," Jason terkekeh.
"Hu...narsis." Cebik Sidney yang disambut tawa oleh keluarganya.
"Jadi kapan Jason bisa mulai terapy?" tanya Jason.
"Besok berangkatlah ke London, lebih cepat lebih baik bukan?" ujar Thomson.
"Iya Pi. Apa Jason harus tinggal dirumah Dokter itu?" tanya Jason.
"Tidak perlu. Kamu hanya perlu datang kerumahnya seminggu 2 kali, untuk melihat kemajuan terapy mu. Kamu tinggal saja di Apartement kita yang ada disana," ujar Thomson.
"Baiklah Pi." Jawab Jason dengan senyum mengembang dibibirnya.
"Ya sudah kalau begitu Jason naik keatas dulu, untuk menyiapkan segala sesuatunya," ujar Jason.
"Ya pergilah. Riko tolong kamu cek penerbangan ke London!" perintah Thomson.
"Baik Pi." Jawab Riko.
Riko dan Jason pun akhirnya pergi keruang kerja bersama. Mereka ingin membicarakan banyak hal.
"Senang sekali ya ke London?" tanya Riko sesaat tiba diruang kerja.
"Tentu saja senang. Bukankah aku akan segera sembuh?" ujar Jason.
"Jangan kau kira aku bisa dibodohi, bukankah kau senang karena bisa bertemu dengan Laura?" kata Riko.
"Jangan bicara omong kosong. Aku sama sekLi tidak memikirkan gadis urakan itu." Dusta Jason.
"Munaroh! awas saja kalau nanti jadi bucin akut." Ketus Riko.
"Ngomong apa sih? Munaroh, bucin akut, nggak berkelas banget omongan loe," ujar Jason sengit.
Riko tidak lagi menimpali ucapan Jason. Dia lebih menyibukan jarinya mengetik sesuatu dilaptop, yang ternyata sebuah surat kuasa untuk dirinya. Setelah diprint, Jason segera membubuhkan tanda tangannya.
"Jaga dirimu selama disana. Ingat, kendalikan emosimu," ujar Riko yang mengerti tabiat Jason yang mudah marah.
Baru saja Riko menasehati Jason, tiba-tiba aura gelap langsung terasa menyelimuti ruangan itu. Jason menerima chat dari orang suruhannya disertai beberapa foto.
Difoto itu tampak Laura seperti sedang berbincang dengan seorang laki-laki muda dan tampan, foto berikutnya terlihat Laura memasuki sebuah mobil, dan foto terakhir terlihat Laura sedang berada disebuah Apartement. Jason memperbesar foto terakhir, dia mengamati tulisan yang berada digedung itu.
"Jadi Laura juga tinggal di Apartement yang sama denganku?" batin Jason.
Riko mengamati raut wajah Jason yang berubah-ubah.
"Ada apa? apa ada masalah?" tanya Riko.
Namun sama sekali Jason tidak menanggapi ucapan Riko. Jason masih disibukan dengan pemikirannya sendiri.
"Siapa laki-laki ini? berani-beraninya igin mendekati wanitaku. Apa dia tidak sayang lagi dengan nyawanya? awas saja kalau dia berani menyentuh wanitaku, akan kupatahkan tangannya." Batin Jason.
"Apa ini? kenapa dia menatap Laura seperti penuh nafsu? Apa matanya mau aku congkel?" Jason kembali membatin.
Tanpa sadar Riko sudah melihat apa yang menjadi titik fokus Jason saat ini. Riko hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jason yang absurd.
"Bagaimana dia bisa tahu, kalau kamu tidak pernah mengatakan perasaanmu pada gadis itu. Kamu fikir dia keturunan Paranormal? yang bisa menebak isi hatimu," ujar Riko.
Jason tersentak, karena merasa ketahuan oleh Riko.
"Tidak usah mengurusi urusanku. Urus saja wanita yang bernama Selena itu." Ketus Jason.
"Aku tidak menyukainya, waktu itu hanya sebuah kesalahan. Aku sudah memiliki seseorang yang aku sukai." Tegas Riko.
"Oh ya? siapa dia? kenapa kau tidak pernah membicarakannya padaku selama ini?" tanya Jason penasaran.
"Buat apa aku cerita ke kamu? apa kamu juga terbuka denganku? lagian ini hanya cinta diam-diam, atau mungkin hanya sepihak." Jawab Riko sedih.
"Kenapa? apa dia anak sultan?" tanya Jason.
"Bisa dibilang begitu. Dia terlalu susah kujangkau, dan sepertinya dia juga sudah menyukai pria lain."
"Hey...kenapa kamu jadi pesimis begitu? mau anak sultan atau anak orang miskin, kalau dia memang jodohmu pasti akan disatukan." Jason menepuk pundak Riko
"Entahlah aku hanya Insecure dengan keluarganya. Apa mungkin mereka mau menerimaku yang bukan siapa-siapa?" Riko tertunduk.
"Hey...apanya yang bukan siapa-siapa? kamu itu adalah anak keluarga Thomson. Siapa yang tidak mengenal keluarga Thomson." Timpal Riko.
"Tetap saja berbeda. Sebenarnya aku ingin sekali memantaskan diri untuknya, tapi aku takut gagal. Takutnya belum sempat aku mengatakan perasaanku padanya, dia malah sudah bersama dengan laki-laki lain," ucap Riko.
"Apa dia sangat cantik? apa body nya seperti?" Jason memperagakan tangannya seolah menirukan gitar spanyol.
"Dia sangat cantik bagiku. Aku tidak perduli bodynya seperti apa, bagiku dia sempurna." Jawab Riko.
"Apa kamu sudah lama menyukai gadis itu?" tanya Jason.
Riko menggelengkan kepalanya.
"Aku juga tidak tahu kapan aku mulai menyukai gadis itu. Tapi aku menyadari perasaanku akhir-akhir ini." Jawab Riko.
Jason mengerutkan dahinya. Dia tampak berfikir mengenai apa yang Riko katakan.
"Siapa yang dia sukai? bukankah akhir-akhir ini dia sibuk kekantor dan juga ke JMT Entertaiment? apa dia menyukai orang yang ada dikantor? apa dia menyukai Artis atau Model yang ada di JMT Entertaiment?" batin Jason.
Jason sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenaknya.
"Apa....
Jangan Lupa Like,Koment dan Vote 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Putri Minwa
ceritanya asik lhoh
2022-10-29
1
Karlena Lena
jangan2 Laura yg mau dijodohkan sama Jonson
2022-09-19
0
Sri Ariesto
lanjut author
2022-04-14
0