Jangan Lupa Like ,Koment and Vote 🤗🙏
Dua hari sebelum berangkat ke London....
"Hallo Nin, lusa gue berangkat ke London. Apa loe busa ketemu gue hari ini?" tanya Laura diseberang telpon.
"Bisa. Kita janjian ditempat biasa ya." Jawab Nina.
"Oke sippp, ntar loe nggak usah bawa camilan ya? biar gue aja yang beli," ujar Laura.
"Oke sippp." Sahut Nina.
Nina pun menutup panggilan dan bergegas mandi. Karena waktu sudah menunjukan pukul 1 siang dan Nina sama sekali belum mandi sedari pagi.
Sementara ditempat lain, Laura tampak bersiap-siap. Hari ini ia hanya mengenakan baju kaos oblong berwarna putih, jeans berwarna biru dan sepatu kets berwarna senada dengan bajunya. Rambutnya ia gelung memperlihatkan lehernya yang mulus dan jenjang.
"Ma, aku pergi keluar bentar ya? mau janjian ama Nina di Danau," ujar Laura sambil mengecup pipi Maurence yang sedang membaca tabloid.
"Hati- hati Nak. Apa perlu Mang Udin mengantarmu?" tany Maurence.
Maurence tampak khawatir mengingat kebiasaan Laura yang suka mengebut dijalan.
"Nggak usah Ma. Laura bawa Si Satria saja. Lagian ini hari terakhir aku bisa pergi sama Satria. Ntar kalau aku pergi tolong bilang Mang Udir suruh rawat Satria ya ma," ujar Laura.
Satria merupakan motor ninja berwarna hitam milik Laura yang dibelikan Papanya sebagai hadiah ulang tahun Laura yang ke 17.
"Mama itu khawatir loh liat kebiasaan kamu suka pake motor, kamu jangan kebut-kebutan dijalan ya Nak. Ingat loh, kamu itu anak satu-satunya Mama," ujar Maurence.
"Iya Mamaku Sayanggg bye," ujar Laura.
Laura pergi dan melambaikan tangannya pada Maurence. Laura mulai mengeluarkan Satria dari garasi, tidak lupa pula Laura mengenakan helm unik yang didesign khusus salah satu sahabatnya yang seorang pengusaha pembuat helm yang terkenal di negara I.
"Sat, hari ini adalah hari terakhir kita kencan sebelum gue pergi ke London. Loe baik-baik ya,nanti selama gue pergi Mang Udin yang bakalan ngurusin loe," ujar Laura.
Laura mengusap-usah Satria sembari nangkring diatasnya. Laura pun mulai menghidupkan motornya dan segera keluar dari pintu gerbang rumahnya. Awalnya dia mengendarai Satria dengan kecepatan santai. Namun lama kelamaan ia makin menambah kecepatan Satria. Tibalah Laura disebuah lampu merah, terlihat dibelakangnya ada sebuah mobil sport yang menjadi pusat perhatian orang disekitarnya.
"Gila keren bangen tu cewek Bos, bisa nangkring dimotor kayak gitu?" ujar Riko.
Riko memang kagum dengan semua wanita yang bisa mengendarai motor, karena memang Riko mempunyai trauma sendiri dengan barang yang satu itu. Jason hanya melirik sekilas.
"Biasa saja," ujar Jason.
Sembari jason kembali sibuk dengan benda pipihnya yang sedang mengecek pergerakan saham. Riko hanya geleng-geleng kepala melihat respon Bosnya itu. Terkadang dia sudah kehabisan cara bagaimana agar Bosnya itu bisa bangkit dari trauma masalalunya yang pernah patah hati terberat dalam hidupnya. Sudah 5 tahun Jason tidak pernah dekat dengan wanita manapun setelah hubungannya kandas bersama Andara Beverly.
Lampu merah sudah berubah menjadi hijau, setiap kendaraan mulai menjalankan kendaraan mereka.
"Tambah kecepatan, aku nggak mau meetingku terlambat," ujar Jason.
Tanpa menjawab, Riko segera menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke tujuan.
"Emmm Riko. Mampir dulu di Mini Market itu!" perintah Jason.
Dari jauh terlihat flang bertuliskan Mini Market. Tanpa bicara Riko segera mengurangi kecepatan mobilnya dan berbelok ke arah Mini Market yang dituju.
"Eh? bukankah itu motor yang didepan mobil kita tadi Bos?" ujar Riko.
"Motor seperti itu banyak." Jawab Jason.
"Tadi aku sempat liat flat kendaraannya dan helmnya juga unik hehehe," Riko tersenyum kaku.
"Kurang kerjaan. Cepat turun belikan saya kopi botol yang dingin dan air mineral!" perintah Jason.
"Siap Bos." Jawab Riko.
Riko pun bergegas masuk kedalam mini market . Ketika Riko sudah masuk, tampak Laura keluar dengan menenteng dua plastik penuh berisi makanan ringan dan beberapa minuman. Laura mulai mendekat ke arah Satria. Jason yang semula sibuk dengan ponselnya, tidak sengaja menoleh kesamping melihat Laura yang kerepotan mengatur barang belanjaanya di stang motor.
"He, gadis itu lagi. Jadi kamu pemilik motor itu?" Jason tersenyum sinis.
Jason masih memperhatikan Laura yang celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Aksi itu tidak luput dari perhatian Jason. Entah mengapa Jason yang sedang memegang benda pipih itu langsung menekan kamera dan menekan tombol video pada layar hp nya. Jason sempat mengernyitkan dahinya saat dilihatnya Laura mengikat kedua plastik itu dengan tali rapiah yang ia temukan disekitar tempatnya berdiri.
"Mau apa gadis itu? jangan bilang belanjaan itu mau dia gantung dilehernya?" ujar Jason.
Jason yang tanpa sadar jadi ikut penasaran dengan aksi Laura. Namun diluar dugaanya Laura malah meletakkannya di motor bagian depan.
"He, gadis bodoh," ujar Jason.
Tanpa disadarinya Jason tersenyum tipis. Dilihatnya Laura mulai naik keatas motornya dan segera berlalu dari mobil sport milik Jason. Tidak lama kemudian Riko keluar dan membawa beberapa minuman untuk Jason dan dirinya.
"Riko. Apa sudah ada kabar dari penerima beasiswa murid dari SMA Nusa Indah?" tanya Jason.
"Sudah Bos. 3 formulir itu sudah di isi dan diserahkan pada kepala bagian yang mengurusnya.
"Lalu Univeraitas mana yang mereka pilih?" tanya Jason.
Riko tampak tersenyum tipis karena melihat reaksi Bosnya. Pertanyaan itu tidak sesederhana apa yang orang lain dengar. Riko yang mengerti arah pertanyaan itu langsung menjawab tanpa ragu.
"1 orang laki-laki bernama Ardian, dia memilih Universitas M di kota ini untuk mengambil jurusan Kedokteran," ucap Riko. Jason tampak menyimak.
"1 orang lagi perempuan bernama Meta. Memilih salah satu Universitas negeri dikota ini dan mengambil jurusan Serketaris," sambung Riko.
"Lalu Laura?" tanya Jason.
Jason terlihat tidak sabar. Melihat reaksi Bosnya, Riko menyunggingkan senyumnya. Jason bukan tipe orang yang mudah mengingat nama seseorang yang baru saja dikenal.
"Laura akan ke london lusa," ujar Riko.
Riko yang sengaja menghentikan ucapannya untuk melihat reaksi Bosnya. Dan tepat sesuai dugaannya Jason nampak terkejut.
"London? kenapa?" tanya Jason.
"Apanya yang kenapa Bos? bukankah program beasiswa kita membebaskan penerima beasiswa untuk memilih Universitas manapun, termasuk dalam maupun luar negeri?" tanya Riko.
Ingin rasanya Riko tertawa, karena melihat kekonyolan Bosnya itu.
"Ehem. Ma-maksudku kenapa dia berbeda sendiri dari dua orang itu? bukankah di kota ini juga memiliki uUniversitas yang tidak kalah bagus?" tanya Jason kikuk.
"Entalah, mungkin disana dia mempunyai Universitas favorite barangkali?" atau...." Riko menjeda kalimatnya.
"Atau apa?" Jason penasaran.
"Atau dia memiliki kekasih disana. Bukankah itu negara asal dari Nyonya Maurence?" ujar Riko
Jason nampak tidak senang dengan spekulasi yang Riko katakan.
"Cih. Masih ingusan sudah berani mengejar pria kesana, memang semua wanita sama saja murahan!" ketus Jason.
Riko bersusah payah agar tawanya jangan sampai meledak. Karena kalau sampai ia melakukan itu, Riko tidak tahu apa yang akan diperbuat Bos ganasnya itu.
jangan lupa Like, Komen ,adn Vote
🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Lia
loe bisa
2024-11-19
0
Putri Minwa
semangat terus thor 💪💪💪
2022-10-14
1
Muhamad Faiz
duh bos blm apa2 kyknya dah ada yg cemburu
2022-08-13
0