Mata Sidney terbelalak saat melihat Riko berada didepannnya. Sejenak mata Riko lupa berkedip saat melihat Sidney hanya mengenakan handuk yang berukuran mini melekat ditubuh indahnya. Tidak dapat dipungkiri jiwa lelaki Riko sempat meronta karena terlalu lama menjomblo. Namun tiba-tiba Riko tersadar dan langsung berbalik badan kemudian menbanting pintu.
Riko bersandar dibalik pintu sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Sementara Sidney tidak kalah syok dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Ya Tuhan. Aku malu sekali ketemu kak Riko lagi, kenapa aku begitu ceroboh tidak mengunci pintu. Hancur sudah harga diriku didepan kak Riko, Tuhan bolehkah aku berteriak sekarang juga?" ucap Sidney.
Sementara dibalik pintu tidak kalah heboh. Riko masih asyik dengan perang batinnya.
"Tadi itu apa? kenapa itunya Sidney bisa seindah dan sebesar itu? sejak kapan dia membuatnya jadi besar? apa Sidney sudah melakukan operasi plastik?" ujar Riko.
Riko menggeleng-gelengkan kepala agar mengusir fikiran mesumnya.
"Astaga Riko. Apa yang kamu fikirkan? dia itu adik kecil kesayanganmu." Riko menggerutu sambil melangkah pergi dari depan pintu kamar Sidney.
*****
Waktu menunjukan pukul 7 malam. Keluarga Thomson sudah berada diruang makan untuk makan malam bersama.
"Jason kemana adikmu?" tanya Mami Maryam.
"Mungkin masih dikamarnya Mi." Jawab Jason.
"Biar saya yang memanggil Nona Muda Nyonya," ujar Bi Inah.
"Emmm." Maryam mengangguk tanda setuju.
"Gimana Pi? apa Papi sudah menemukan Dokter hebat itu?" tanya Jason.
Thomson menghentikan kunyahannya, dan menoleh kearah Jason.
"Belum. Papi belum sempat menghubungi sahabat Papi yang berada diluar negeri. Nanti kalau sudah ketemu baru Papi akan kasih kabar ke kamu." jawab Thomson.
"Luar negeri Pi? kalau Jason melakukan pengobatan keluar, lalu bagaimana dengan perusahaan Pi?" ujar Jason.
"Kamu tenang saja. Nanti saat kamu melakukan pengobatan, Riko akan membantumu menghandle semuanya. Nanti Papi juga akan bantu, ada banyak karyawan hebat dikantor Papi yang bisa Papi kerahkan," ucap Thomson tesenyum menatap putranya.
"Terima kasih Pi. Rik loe nggak keberatan. Kan?" kata Jason.
"Nggaklah Son. Yang penting kamu harus fokus dulu dengan kesembuhan mu, agar orang-orang tidak lagi mengatakan yang tidak-tidak tentangmu." Jawab Riko.
"Aku sama sekali tidak perduli tentang apa yang dikatakan orang lain tentangku. Aku hanya perduli tentang nasib keturunanku." Ketus Jason.
"Kamu tenang saja Son. pokoknya 3 sampai 4 tahun lagi kamu pasti kejenjang itu." Jawab thomson menyunggingkan senyumnya.
"Pi, Mi, besok pulang kantor Jason langsung pulang ke Apartement ya?" tanya Jason.
"Kenapa mesti pulang ke Apartemen? bisahkah selama belum menemukan Dokter kamu tinggal di Mension saja Nak?" harap Maryam.
"Baik Mi." Jason mengangguk.
"Maaf Nya. Nona Muda meminta Bibi mengantarkan makan malamnya ke kamar," ujar Bi Inah yang baru saja datang dari kamar Sidney.
"Loh kenapa? apa Sidney sakit Bi?" tanya Maryam.
"Tidak Nya. Nona Muda bilang dia hanya malas turun kebawah." Jawab Bi Inah.
Riko langsung menghentikan kunyahannya dan nampak berfikir keras.
"Apa Sidney menghindariku gara-gara kejadian tadi siang? aku harus minta maaf padanya." Batin Riko.
"Emm Bi. Bibi tolong siapkan saja makan malam buat Nona Muda, biar nanti saya saja yang mengantar makanannya," ujar Riko.
"Apa Sidney sedang ada masalah ya? nanti tolong kamu bujuj ya Rik. Sidney kan paling dekat denganmu, pasti dia mau terbuka sama kamu," ucap Maryam.
"Iya Mi." Jawab Riko.
"Alah. Paling juga masalah cowok, apalagi yang membuat wanita mengurung diri dikamar kalau bukan patah hati karena seorang pria," ujar Jason.
"Apa Sidney sudah memiliki seorang kekasih?" tanya Thomson serius.
"maybe." Jawab Jason.
"Tidak bisa. Riko, Jason, kalian tolong awasi adik kalian. Papi nggak mau dia berpacaran dengan sembarang orang, Papi juga akan siapkan Jodoh buat Sidney," ujar Thomson.
Mendengar Itu entah mengapa hati Riko terasa diremas. Wajahnya berubah jadi masam.
"Pi, Mi Riko ke atas dulu mau antar makanan buat sidney," ujar Riko
"Emm pergilah." Jawab Thomson.
Riko pun beranjak dari kursinya setelah menyelesaikan makan malamnya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk Bi!" ujar Sidney tanpa melihat siapa yang datang.
Lagi-lagi mata Riko menangkap pemandangan indah didepannya. Sidney hanya mengenakan baju tanktop berwarna maroon, dan hotpant yang panjangnya hanya sejengkal diatas paha. Bisa Riko lihat betapa molek dan mulusnya tubuh indah milik sidney, hingga tidak sadar Riko menelan sesuatu yang terasa menyangkut ditenggorokannya.
"Maka-si...." ucapan Sidney terpotong saat dia berbalik.
"Ma-maaf," ujar Riko membalikan badan.
"Ka-kakak." Sidney terbata.
"Ganti pakaianmu. Kakak mau bicara sama kamu dek," ujar Riko tanpa menoleh kearah Sidney.
Tanpa bicara Sidney langsung masuk keruang ganti untuk mengganti pakaiannya agar lebih sopan. Sidney keluar dari ruangan itu dengan wajah yang merona karena malu.
"Kak." Sidney memanggil Riko agar pria itu berbalik.
Riko menatap wajah Sidney yang merah dan mengerutkan dahinya.
"Ney? apa kamu sakit dek?" tanya Riko.
Riko mendekat kearah Sidney dan memegang kedua pipi Sidney yang memerah.
Sidney menggeleng."Tidak kak." jawab Sidney.
"Lalu mengapa wajahmu merah?" tanya Riko tampak cemas.
"Aku tidak apa-apa kak. Sungguh," kata Sidney.
Riko tidak tahu jantung Sidney berdetak tidak menentu diperlakukan oleh Riko seintim itu.
"Huff. Syukurlah kamu tidak kenapa-kenapa, kakak sangat khawatir karena kamu tidak makan bersama. Apa kamu mau menghindari kakak karena kejadian tadi siang?" mata Riko menyelidik.
Sidney menggeleng cepat." Tidak kak."
Sidney langsung menunduk sesudah mengatakannya. Riko tersenyum lebar, Dia sangat hafal kebiasaan Sidney saat sedang berbohong. Riko mengangkat dagu Sidney, dan menatap kedua bola mata gadis itu.
"Dari dulu kamu memang tidak pandai berbohong dek. Kakak mintak maaf karena membuatmu merasa tidak nyaman karena kejadian tadi siang. Besok kakak pindah ke Apartemen saja agar kamu tidak merasa risih lagi," ujar Riko.
"Jangan kak." Spontan Sidney memegang tangan Riko.
"Kenapa?" tanya Riko.
"Kakak pasti tidak sengaja melakukan itu. Aku hanya tidak terbiasa tubuhku dilihat oleh seorang pria," ujar Sidney menunduk.
"Apa kamu sungguh belum pernah disentuh oleh pria manapun selain kakak dan keluarga kita?" tanya Riko menyelidik.
Sidney menggeleng cepat sambil menatap mata Riko. Riko tersenyum lebar, dan mengusap puncak kepala Sidney.
"Bagus. Pertahankan itu dek," ujar Riko
Riko sangat senang saat mendengar bahwa hanya dirinya yang sudah melihat lebih tubuh gadis itu.
"Emmm apa kakak sangat mencintai Selena?" pertanyaan itu meluncur begitu saja.
Riko mengerutkan dahinya.
"Mengapa kamu membahas dia?" Riko menyelidik.
"Tidak apa-apa. Maaf kalau aku sudah ikut campur urusan pribadi kakak." Jawab Sidney.
"Ya sudah kamu makan saja dulu. Kakak mau keruang kerja, ada beberapa berkas yang harus kakak urus," ujar Riko sambil mengelus puncak kepala Sidney.
"Iya kak." Jawab Sidney.
Riko melangkah keluar pintu kamar. Sidney segera menutup pintu dan bersandar disana.
"Huff...lama-lama aku bisa terkena sakit jantung . Kasihan sekali kamu Sidney, cinta pertamamu berakhir tragis. Bisa-bisanya kamu berharap Riko menjadi cinta terakhirmu juga. Mimpi," ujar Sidney berjalan kearah nakas dan menyantap makanannya.
*******
"Apa-apaan ini?"
Jason melempar sebuah laporan dari departemen SDM, kearah meja bagian tengah. Semua orang jadi gemetar saat mendengar teriakan Jason.
Jangan Lupa Like,Koment and Vote 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Putri Minwa
semangat terus thor 💪💪💪
2022-10-16
0
Muhamad Faiz
macan lagi ngamuk ksysknys
2022-08-14
0
Isnaya faniati
jodohin aja Sidney sana Riko thor
2021-12-23
0