Like, Koment ,Vote and Bintangnya jangan lupa pemirsa...agar author semakin semangat buat goyang jari 🤗🙏
Laura semakin memacu motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Hingga Laura bisa sejajar dengan mobil sport yang sudah membuatnya panas. Sengaja dia tarik-tarik gas motor, agar membuat si pengemudi mobil kian panas. Riko sangat syok karena merasa ditantang oleh seorang gadis.
"Woahhh keren gila nih cewek Bos," ujar Riko.
Jason yang semula fokus dengan benda pipihnya sontak menoleh ke arah pandang Riko.
"Apa-apaan dia? gimana kalau dia sampai jatuh? Riko kurangi kecepatanmu!" perintah Jason.
"Ha? apa pedulimu Bos. Gadis ini benar-benar keren, biarlah aku sedikit bermain dengannya," ujar Riko yang sudah merasa tertantang.
"Bermain kepala mu? cepat kurangi kecepatanmu! aku nggak mau terjadi sesuatu dengannya," ujar Jason.
"Baiklah-baiklah," ujar Riko.
Riko mengurangi kecepatannya namun hatinya benar-benar penasaran akan gadis bermotor ninja itu.
"Dasar pembalap abal-abal. Apa Dia tidak sayang dengan nyawanya?" Jason menggerutu.
"Ada apa dengan mu? kamu berkata seperti itu seperti mengenalnya saja," ucap Riko.
"Aku hanya tidak suka jika yang menantang balapan seorang wanita, seperti tidak punya harga diri saja," ujar Jason berdusta.
"Aku jadi penasaran siapa gadis itu sebenarnya. Dia sangat keren, aku jatuh cinta pada tarikan gas pertama hahahha," Riko tergelak.
"Jangan menambah pekerjaan mu dengan hal yang tidak penting. Awas saja kalau kamu mencari tahu tentang gadis itu," ucap Jason.
"Iya...siappp bos...." ujar Riko.
Riko mengakhiri debat yang tidak penting karena dia tahu akhirnya akan selalu mengalah.
Sementara itu Laura dibuat bingung oleh pengemudi mobil sport.
"Ada apa dengan mobil itu? apa pengemudinya seorang gadis penakut? kalau yang mengemudi seorang pria tentu dia akan merasa tertantang. Apa karena aku seorang gadis sehingga diriku perlu diberi kompensasi? kurang ajar ini penghinaan buat mu Satria," ujar Laura berdecak kesal.
Laura mengurangi kecepatan motornya agar bisa sejajar kembali dengan mobil sport itu.
"Bos, Sepertinya gadis itu merasa tidak terima," Ujar Riko.
"Biarkan saja dia, Tidak usah diperdulikan," kata Jason.
Jason tersenyum tipis saat melihat Laura yang kekanakan, walau sebenarnya Laura memang masih tergolong anak-anak.
"Bos, Aku sangat penasaran dengan gadis itu, bolehkah aku berkenalan dengannya?" tanya Riko.
Riko benar-benar dibuat terpukau akan keberanian gadis dan kemampuan gadis itu.
"Boleh... " ujar Jason menjeda kalimatnya.
Senyum Riko mengembang karena merasa sudah dapat lampu hijau dari Jason.
"Tapi nanti setelah kamu berada di neraka!" tegas Jason yang membuat Riko mengerucutkan bibirnya.
"Ckk seorang pengecut ternyata," ucap Laura.
Laura mencibir pengendara mobil. Laura lalu menambah kecepatan motornya dan pergi berlalu.
"Gadis ini benar-benar. Bagaimana kalau sampai dia terjatuh?" Jason berdecak kesal dalam hatinya.
"Riko. Bisa kah kau menambah syarat bagi pengguna beasiswa itu?" tanya Jason.
Riko mengerutkan dahinya karena tidak mengerti dengan keinginan Jason yang terkadang tidak masuk akal.
"Baiklah, Pasal apalagi kali ini?" tanya Riko.
"Katakan pada kepala bagian utuk melarang penerima beasiswa mengendarai motor jenis apapun selama menerima beasiswa dari JMT Group!" perintah Jason.
Riko yang mendengar sempat tercengang karena merasa syarat itu terlalu di buat-buat.
"Bos, Apa itu tidak terlalu berlebihan?" ujar Riko.
"Kenapa berlebihan?" timpal Jason.
"Bos, tiap penerima beasiswa itu tidak semuanya orang berduit, dengan naik motor pribadi atau tukang ojek itu bisa mengurangi biaya transport." Jawab Riko, yang berusaha memberi pengertian pada Jason.
"Lagian, apa Bos mau si penerima beasiswa mengira kita tidak niat membantu mereka sehingga membuat aturan yang mengada-ada? " ujar Riko.
Jason menyimak apa yang Riko katakan dan dalam diam membenarkan apa yang Riko ucapkan.
"Baiklah tidak usah menambah pasal itu." ujar Jason yang menarik perintahnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan Laura?" tanya Riko.
Jason hanya diam dan berpura-pura memejamkan matanya. Riko hanya menggelengkan kepala saat melihat Jason dari kaca spion yang sedang berpura-pura tidur.
"Kamu menyukai gadis itu tapi kamu gengsi dan tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan rasa suka mu itu, memangnya gadis itu akan tahu kalau kamu hanya memperhatikan Dia dari kejauhan?" batin Riko berdecak.
Karena asyik berpura-pura, ternyata Jason jadi benar-benar tertidur, hingga mereka pun sampai ke mension utama keluarga Thomson.
"Bos bangunlah, kita sudah sampai di mension, " ujar Riko membangunkan Jason yang terlelap.
Jason menggeliat merenggangkan tubuhnya yang merasa benar-benar lelah hari ini.
"Mengapa kita ke Mension? kenapa tidak pulang ke Apartemen?" tanya Jason yang sepertinya melupakan sesuatu.
"Sepertinya anda lupa, bukankah tadi siang Nyonya Maryam mengirimkan anda pesan agar malam ini makan malam bersama di Mension?" ujar Riko yang langsung mendapat sambutan tepuk jidat dari Jason.
"Astaga. Aku benar-benar lupa. Aku tidak sanggup jika harus mendengarkan omelan Mami, kalau sampai aku tidak datang," ujar Jason.
"Baiklah ayo kita turun sudah hampir magrib sebaiknya kita segera membersihkan diri," ucap Riko.
Mereka pun turun dari mobil dan berjalan menuju pintu utama. Mereka sudah disambut oleh beberapa Maid.
"Selamat datang Tuan Muda Jason, Tuan Riko, " ujar ketiga Maid yang menyambut seraya membungkukan badan. Jason hanya menganggukan sedikit kepala.
Jason dan Riko langsung menuju kamar mereka masing - masing, karena dibawah mereka tidak menemukan Tuan dan Nyonya Thomson. Mungkin mereka sedang berada dikamar sambil menunggu panggilan Adzan tiba. Setelah waktu menunjukan pukul 7 malam barulah Tuan dan Nyonya Thomson keluar dari kamar dan menuju ruang makan.
"Apa tuan muda sudah datang Bi?" tanya Nyonya Maryam pada Bi Inah yang sedang menyiapkan makan malam di atas meja.
"Sudah Nyonya.Tuan muda sudah datang bersama dengan Tuan Riko." Jawab Bi Inah.
"Baiklah panggil mereka sekarang!" perintah Maryam.
"Baik Nyonya." Bi Inah langsung berlalu setelah berkata demikian.
Tok
Tok
Tok
"Tuan muda.Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu untuk makan malam," ujar Bi Inah.
"Iya Bi aku akan segera turun, tolong Bibi panggilkan Tuan Riko juga ya!" ujar Jason.
"Baik tuan." Jawab Bi Inah dan segera pergi menuju kamar Riko.
Jason dan Riko turun bersamaan menuju ruang makan. Maryam yang melihat kehadiran Putranya segera beranjak dan memeluk Putra sulungnya itu.
"Apa harus Mami kirim pesan dulu agar Putra Mami mau melihat keadaan Papi dan Mami disini?" ujar Maryam seraya mendudukan Putranya itu kesalah satu kursi.
"Mami., Jason sangat sibuk akhir-akhir ini," Jason berucap seraya menyendokan nasi kedalam piringnya.
"Sebenarnya ada yang ingin Papi dan Mami bahas dengan mu Son," ucap Papi Thomson mulai bersuara.
"Ada apa Pi?" Jason bicara dan mulai menyendokan makanan dalam mulutnya.
Sementara Riko dan Mami maryam hanya menyimak apa yang akan Papi katakan.
"Papi berencana menjodoh kan mu dengan anak sahabat lama Papi sewaktu diluar negeri dulu," ujar Papi Thomson.
Membuat Jason dan Riko tersedak bersamaan. Dengan gesit Mami dan Papi menyodorkan air minum untuk Jason dan Riko.
"Kenapa kalian bisa tersedak berjamaah begini sih Kak?" Mami Maryam tampak khawatir.
"Papi ini yang apa-apaan? seperti Jason nggak bisa nyari jodoh sendiri. Lagian kan Papi tahu sendiri Jason masih memiliki alergi itu Pi, tadi siang baru saja kumat lagi." Jawab Jason kesal.
"Be-benarkah?" tanya Papi Thomson.
Papi Thomson mencari kebenaran dengan menoleh ke arah Riko. dan Riko pun menganggukan kepalanya.
Jangan Lupa Like, Koment, Vote 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Putri Minwa
jangan lupa lirik Dibalik Kesetiaan Nayla Ok
2022-10-15
0
Muhamad Faiz
duh kayak kembar aja terzedak kik barengan
2022-08-14
0
Nur Khotimah
👍👍👍👍👍
2022-04-19
0