Laura segera mengakhiri sesi berbelanja setelah semua kebutuhannya selesai dibeli, termasuk beraneka ragam cemilan kesukaannya.
Terlihat juga Bi Lastri mendorong satu troly penuh berbagai macam bahan makanan untuk persediaan satu minggu kedepan.
"Nona mau dimasakin apa buat makan nanti malam?" tanya Bi Lastri.
"Bolehkah aku minta dimasakan sup daging Bi?" jawab Laura.
"Course. Nanti bibi akan buatkan untukmu. Apa masih ada yang lain?" tanya Bi Lastri.
"Enough. thank you," ujar Laura.
"Kalau begitu beristirahatlah. Bibi akan memulai memasak untuk makan malammu," ujar Bi lastri.
"Sekalian masaklah untuk Uncle juga. Barangkali Uncle butuh makanan setelah hampir seharian Bibi tinggal," ucap Laura.
"Tidak masalah Nona, Grace pandai memasak. Dia akan memasak untuk ayahnya." Jawab Bi Lastri.
"Bibi memiliki anak gadis?" tanya Laura.
"Ya. Bibi memiliki dua orang anak, bernama Grace dan Abraham. Grace berusia 16 tahun, sementara Abraham berusia 13 tahun," ujar Bi Lastri.
"Kalau begitu kapan-kapan ajaklah Grace kemari Bi. Perkenalkan dia padaku, dia bisa menjadi temanku nanti," kata Laura.
"Baiklah." Bi Lastri tersenyum.
Laura pun pergi masuk ke kamar untuk kembali membersihkan diri. Selesai mandi Laura mengenakan Gaun tidur berwarna putih tulang berlengan panjang. Panjang gaun itu diatas lutut, hingga paha Laura sedikit terekspos.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Bi Lastri pun sudah pamit pulang sejak 2 jam yang lalu. Laura menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan. Dimeja cuma ada sayur capcay dan sambal, sedangkan sup daging masih berada dipanci agar Laura bisa memanaskannya sebelum disantap.
Laura menyelesaikan makannya setelah hampir 15 menit berkutat dimeja makan. Laura lalu pindah duduk didepan ruang Tv sambil menikmati potong buah Pear segar. Karena merasa sudah mengantuk, akhirnya Laura pindah ke kamar untuk beristirahat. Besok adalah hari pertama Laura masuk sekolah Modeling.
******
Pukul 7 pagi Laura sudah berada di meja makan untuk sarapan. Bi Lastri sudah membuatkannya dua potong sendwich agar Laura bisa mengawali harinya tanpa masalah diperutnya.
"Apa Nona akan pergi naik taxi?" tanya Bi Lastri.
"Untuk sementara ini begitu Bi. Soalnya Papa masih mengurus pembelian motor untukku." Jawab Laura.
"Motor? kalau cuma motor kenapa harus beli? pakai saja motor Grace. Dirumah kami memiliki 3 buah motor, terkadang jarang terpakai juga," ujar Bi Lastri.
"Apa Bibi memiliki Moge atau jenis motor besar lainnya?" tanya Laura.
"Moge?" Bi Lastri tampak tidak mengerti arti Moge yang Laura ucapkan.
"Motor Gede ehehehe," kekeh Laura.
"Tidak ada Non. Motor Bibi jenis Matic semua." Jawab Bi Lastri.
"Aku suka memakai jenis motor besar. Aku merasa kurang cocok jika memakai motor biasa," ujar Laura tanpa ada niat untuk sombong.
"Pasti Nona tambah terlihat keren saat berada diatas motor besar itu," kata Bi Lastri.
"maybe. Aku suka karena nyaman, bukan karena ingin terlihat keren," Laura terkekeh.
Bi Lastri mengacungkan jempol sambil tersenyum mendengar perkataan Laura. setelah selesai sarapan Laura pun berangkat menggunakan taxi. Kini sampailah Laura disebuah gedung tempat dia akan menimba ilmu. Langkah Laura tampak mantap dan percaya diri. Laura hari ini menggunakan dres motif bunga berwarna kuning. dipadu padankan dengan hill berwarna hitam setinggi 7 cm.
Disebuah ruangan besar tampak sudah ramai mahasiswi dan mahasiswa yang akan mengikuti orientasi. Hari ini mereka hanya akan memperkenalkan diri, untuk mengenal satu sama lain. Suasana mendadak hening ketika ada suara beberap sepatu mulai memasuki ruangan.
Mata Laura tertuju pada satu orang yang berada ditengah, diapit oleh dua wanita cantik dan sexy.
"Bukankah dia pria yang menabrakku kemarin? kalau tidak salah namanya Mark." Batin Laura.
Ternyata tanpa Laura sadari, Mark sudah menangkap keberadaan Laura yang duduk dikursi bagian tengah. Senyum Mark mengembang.
"Kita bertemu lagi Baby," ujar Mark dalam hati.
Mata Laura dan Mark akhirnya bertemu. Laura segera menunduk untuk menghindari tatapan mata Mark yang seperti ingin melahapnya.
Mark Wiliam Sutopo ternyata adalah seorang Model sekaligus designer muda yang sudah terkenal dibeberapa manca negara. Mark juga sudah memiliki beberapa brand pakaian terkenal terutama brand pakaian dalam khususnya lingerie. Mark memiliki beberapa cabang gerai fashion dibeberapa negara. Terutama kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Itu dapat Laura ketahui setelah Mark memperkenalkan diri dan statusnya sebagai pengusaha muda yang sukses. Mark diundang untuk memberi motivasi kepada seluruh Mahasiswa yang baru akan memulai belajar meniti karier.
Motivasi itu disambut antusias oleh mereka , karena jiwa mereka merasa tertantang. Laura bersiap pulang setelah acara orientasi hari ini telah berakhir.
"Laura wait," ujar Mark.
Mark tampak mengejar Laura yang sudah berada di loby gedung. Laura menoleh keasal suara yang memanggilnya.
"Hallo Mr. Mark," ujar Laura formal.
"Jangan begitu, ini sudah diluar kelas. Kau bisa memanggilku Mark saja," kata Mark.
Laura menatap Mark, yang membuat pria itu sedikit gugup.
"Ap-apa kau mau pulang sekarang?" tanya Mark.
"Iya." Jawab Laura singkat.
"Apa kau kesini mengendarai mobil?" tanya Mark kembali.
"Tidak. Aku kesini menggunakan taxi." Jawab laura.
Mark tersenyum. "Bolehkah aku mengantarmu?"
"Tidak perlu Mr. Mark. Aku tidak mau merepotkanmu," tolak Laura halus.
"It's oke jangan sungkan. Aku sama sekali tidak merasa keberatan Nona Laura," ujar Mark.
Laura jadi bingung bagaimana harus menolak Mark. Kalau dia bersikeras menolak, Laura takut Mark tersinggung dan melukai harga diri pria itu. Laura pun akhirnya menyetujui tawaran Mark. Sepanjang perjalanan menuju Apartement, Laura hanya menjawab seperlunya apa yang ditanyakan oleh Mark. Laura tampak berfikir keras bagaimana caranya agar Mark tidak lagi mengganggu dirinya dikemudian hari. Laura tidak ingin Mark menemui dirinya sesuka hati setelah mengetahui keberadaan Apartement milik Laura. Akhirnya Laura menyunggingkan senyum setelah menemukan ide yang cukup briliant.
Mark dan Laura sudah sampai di gedung Apartement.
"Bolehkah aku mengantarmu hingga depan pintu apartement mu?" tanya Mark.
"Tidak perlu Mark. Sampai sini saja," ujar Laura.
"Aku hanya ingin tahu dimana Apartementmu. Please, hanya depan pintu saja," kata Mark.
Laura menatap Mark dengan tatapan yang sulit Mark jabarkan.
"Baiklah. Tapi hanya didepan pintu saja, aku tidak bisa membawa orang asing masuk kedalam," ujar Laura.
"I'm promise." Jawab Mark sambil mengajungkan dua jari.
Laura pun menekan tombol lift menuju lantai 50. Ingin rasanya Laura tertawa saat ide gilanya itu tiba-tiba muncul.
"Maaf Mark. Aku tidak semudah itu untuk kau taklukan, meskipun kamu merasa tampan dan kaya. Pria sepertimu sudah bisa aku baca, kau hanya ingin wanita yang bisa menghangatkan ranjangmu." Batin Laura.
Ketika sudah sampai dilantai 50, Laura langsung berbelok kearah kanan dan memilih kamar paling ujung. Koridor itu tampak sepi, Laura sempat gugup karena takut Mark akan berbuat nekad padanya. Laura mengerti kehidupan diluar negeri tergolong bebas. orang-orang terkadang biasa melakukan hal tidak senonoh didepan orang lain, dan kebanyakan orang tidak perduli akan hal itu.
"Baiklah Mark. Cukup antar sampai disini saja, inilah Apartementku," ujar Laura.
"Oke aku pergi. Aku sedikit lega karena sudah mengantarmu sampai didepan pintu. Jaga dirimu and see you next time Laura," kata Mark sambil menyunggingkan senyum.
"Oke see you." Laura tersenyum tipis.
Setelah melihat Mark menghilang ditikungan Koridor, Laura melangkahkan kakinya kearah yang sama. Didepan Lift sudah tidak ditemukan keberadaan Mark. Itu bisa dipastikan, pria itu sudah masuk kedalam lift. Setelah menunggu beberapa saat Laura menekan tombol lift diangka 25. Laura melangkah pergi menuju Apartement miliknya dengan perasaan senang.
Jangan Lupa Like, Koment ,dan Vote 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Ricka Monika
kasihan dikibuli di Mark 😎
2024-11-14
0
Putri Minwa
putri mampir ya thor
2022-10-29
0
Muhamad Faiz
laura pake ngibulin mark
2022-08-14
0