"A-apa? kak Jason dijodohkan? dan kakak nerima gitu aja?" ujar Sidney tampak terkejut.
"Ya mau bagaimana lagi. Itu salah satu syarat dari Papi, karena Papi akan mencarikan Dokter terbaik untuk kesembuhan Jason. Lagian walaupun bukan karena syarat itu, Jason pasti akan tetap mematuhi perintah Papi dan Mami. Kan?" ujar Riko.
Sidney tampak merasa Iba dengan nasib percintaan Jason.
"Kak. Bisakah kak Riko menjaga kak Jason dari jangkauan wanita yang bernama Andara? aku takut suatu saat dia kembali dan mengacaukan dunia kak Jason lagi," ujar Sidney.
"Kenapa dengan Andara?" Riko menyelidik.
"Kok kenapa sih? kakak kan tahu gara-gara dia kak Jason jadi punya alergi yang aneh. Lagian aku ngerasa dia bukan perempuan baik, aku pernah bertemu dengannya di Australi. Sepertinya dia sedang pergi berkencan dengan seorang pria parubaya," ujar Sidney.
Riko terkejut mendengr pengakuan Sidney. Ada rasa marah yang tersembunyi dibalik ketenangannya yang Riko tampakkan didepan Sidney.
"Awas saja kalu wanita jalang itu kembali mengacaukan semuanya. Aku tidak segan-segan menghancurkan hidupnya." Batin Riko.
"Apa dia menyakiti mu?" tanya Riko. Sidney menggeleng.
"Dia memang tidak menyakiti fisikikku. Akan tetapi lebih dari itu, dia sudah menyakiti hatiku," ujar Sidney.
Gigi Sidney seperti terkancing karena menahan emosi.
"Ada apa? apa dia merebut kekasih mu?" tanya Riko asal menebak.
"Aku tidak pernah punya pacar. Hanya satu orang yang berhak mendapatkan hatiku, aku tidak mau laki-laki lain dalam hidupku." Ketus Sidney.
"Hey. Kenapa sepertinya adikku ini sedang kesal. Hem?" tanya Riko sembari membelai rambut Sidney.
"Aku cinta dengan seseorang. Tapi dia tidak tahu kalau aku mencintainya." Jawab Sidney tertunduk.
"Kalau begitu katakan padanya tentang perasanmu padanya," ujar Riko.
Sidney langsung menatap Riko.
"Menurut kakak apa itu tidak memalukan?" tanya Sidney.
"Kenapa memalukan? apa karena wanita yang lebih dulu mengatakannya? paling tidak kamu sudah mencoba dan mengurangi sedikit beban dihatimu," ujar Riko.
Sidney kembali menunduk mencerna sesuatu.
"Mungkin suatu hari aku akan mengatakannya. Meskipun resiko terbesar diriku akan ditolak," ujar Sidney.
"Hey Baby. Kenapa jadi pesimis begitu? apa dia anak sultan sehingga adikku jadi insecure begini?" ucap Riko, sambil kembali mengusap puncak kepala Sidney.
"Dia mungkin memang bukan anak Sultan. Tapi dia sudah merajai seluruh hatiku." Jawab Sidney menatap dalam ke arah mata Riko.
Deg
Deg
Deg
"Ke-kenapa pandangan mata Sidney terasa menembus jantungku?" batin Riko.
Riko langsung memalingkan wajahnya kearah lain.
"Kak. Soal Andara, dia pernah membisikan sesuatu ditelingaku waktu itu," ujar Sidney mengalihkan pembicaraan.
"Apa yang wanita itu katakan?" timpal Riko.
"Dia mengatakan suatu saat pasti kembali dan akan bersama kak Jason lagi." Jawab Sidney.
"He. Percaya diri sekali wanita itu? seperti dirinya sangat penting saja. Dia fikir aku tidak tahu kebusukkannya selama ini? mimpi!" tegas Riko.
"Dia juga bilang kak Jason tidak mungkin bisa berpaling darinya. Karena kak Jason sudah cinta mati sama dia," ujar Sidney tampak membara saat mengatakannya.
"Jangan dengarkan omongan dia. Aku lebih rela Jason dijodohkan dengan gadis pilihan Papi, daripada Jason bersama dengan wanita jalang itu." Tegas Riko.
"Berjanjilah kak Riko akan selalu menjaga kak Jason. Aku takut wanita itu akan menghalalkan segal cara untuk mendapatkan kak Jason, terlebih sekarang kak Jason sudah kaya raya jika dibandingkan dulu," ujar Sidney
"Tenanglah. Aku akan menjaga Jason dengan nyawaku," ucap Riko.
Sidney langsung menoleh kearah Riko.
"Itu bukan berarti kakak bisa menganggap nyawa kakak seperti kerupuk ya? kakak tetap harus hidup juga demi aku," ujar Sidney yang langsung menutup mulutnya karena keceplosan.
"Ma-maksudku walau bagaimanapun kak Riko juga kakakku. Aku juga tidak mau kehilangan satu kakak demi menjaga kakak yang lain," sambung Sidney sambil menunduk.
Riki tersenyum."Apa kau menyayangiku hem?" tanya Riko. Sidney mengangguk.
"Lebih dari itu kak. Aku sangat mencintaimu." Batin Sidney.
"Kakak juga menyayangimu," ucap Riko.
Riko mengusap puncak kepala Sidney. Pandangan mata mereka bertemu.
Deg
Deg
Deg
"Oh astaga Riko. Apa-apaan kamu ini, kenapa kamu jadi mesum begini? apa ini efek kelamaan jomblo? sehingga adikmu sendiri ingin kamu c**m?" batin Riko.
Sidney langsung memutus kontak mata mereka karena takut terbawa suasana.
"Emmm. Apa kakak sudah punya kekasih?" tanya Sidney.
Jantung Sidney memompa keras karena takut mendengar kenyataan pahit.
"Sudah. Namanya Selena, bahkan mereka pun sudah ber****an." Kali ini Jason yang menjawab dari arah belakang.
Sidney merasa terpukul mendengar kenyataan yang sangat menyakiti hatinya itu. Terlebih dia fikir hubungan Riko dan Selena sudah ketahap jauh.
"Be-benarkah? wah selamat ya kak Riko," ujar Sidney.
Sidney memasang senyum palsu sembari mata yang sudah berkaca-kaca.
"Hey. Mengapa kau sampai menangis begitu?" tanya Jason mendekati adiknya.
"Ha? nggak kok. Ini aku hanya merasa terharu, karena salah satu kakakku sudah tidak jomblo lagi." Jawab Sidney sambil menyeka air matanya.
"Jangan dengarkan dia. Itu insiden yang tidak disengaja," ujar Riko merasa malu.
"Tidak sengaja bagaimana? mana ada tidak sengaja tapi lipstik Selena dari bibir hingga ke lehermu." Jawab Jason sengaja menggoda Riko.
"Hey. Tutup mulutmu, apa pantas mengatakan itu didepan anak kecil?" ujar Riko kesal.
Sidney yang mendengar perkataan Jason hatinya terbakar api cemburu.
"Aku bukan anak kecil lagi. Usiaku sudah 21 tahun dan tahun depan aku sudah lulus kuliah." Jawab Sidney cemberut.
"Hey adik kecilku. Kenapa kamu jadi marah-marah tidak jelas begini?" ujar Riko.
Sidney tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan dua pria yang disayanginya itu.
"Dia kenapa?" Jason heran
Riko menaikan bahunya tanda tidak tahu.
"Sedang PMS mungkin. Kenapa loe turun lagi?" ujar Riko.
"Fikiranku tidak tenang." Jawab Jason.
Riko tersenyum." Kamu tidak mencoba mendekatinya apalagi mengatakan perasaanmu padanya. Itulah yang membuatmu gelisah,"
"Aku tidak mau bahas dia lagi. Aku mau besok kamu aturkan jadwal meeting dikantor, kumpulkan seluruh kepala departemen untuk mengikuti meeting. Aku mau melihat laporan mereka!" perintah Jason.
"Mampus. Sepertinya suasana hati Jason sedang tidak baik. Bisa-bisa besok akan ada korban Tsunami." Batin Riko.
"Baik sesuai perintah Bos. Besok pukul 2 siang akan diadakan meeting." Jawab Riko.
"Aku tidak mau jam 2 siang. Aku mau pukul 10 pagi semua sudah berkumpul diruang rapat dan membawa laporan mereka masing-masing!" perintah Jason. Riko menghembuskan nafas kasar.
"Paling tidak berikan mereka waktu untuk menyiapkan laporannya," ucap Riko.
"Itu tidak perlu. Mereka itu sedang bekerja bukan sedang piknik. Kalau menyiapkan laporan tidak bisa dihari meeting, mereka harus siap sedia kapanpun aku menginginkannya. Kalau tidak sanggup, itu berarti mereka tidak profesional dan lebih baik mengundurkan diri saja." Tegas Jason.
"Ya baiklah sesuai ingin mu Bos." Jawab Riko.
Jason langsung meninggalkan Riko ditaman belakang. Riko segera menghubungi serketarisnya untuk memberitahukan kepada seluruh kepala departemen untuk menyiapkan laporan untuk besok.
Riko masuk kedalam rumah setelah lama berdiam diri. Sebenarnya dia masih butuh teman ngobrol, untuk itu dia segera menbersihkan diri dan berencana menemui Sidney.
Tok
Tok
Tok
karena tidak ada jawaban Riko langsung membuka handle pintu dan masuk ke kamar adik kecilnya itu.
"Ney kamu lagi ap-pa?" kata-kata Riko terpotong setelah melihat pemandangan didepannya.
Jangan Lupa Like,Koment dan Vote🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Putri Minwa
jangan lupa mampir Dibalik Kesetiaan Nayla ya thor
2022-10-16
0
Muhamad Faiz
kyknya rico punya rasa yg sama buat sidny
2022-08-14
0
Arsih Hugiyono
bagus cerita
2022-04-06
0