Hansel makan siang bersama Marc. Meski makan siang dengan menu sederhana, Hansel begitu menikmati makan sianganya. Marc begitu lahap mamakan hidangan yang dipesannya. Hansel hanya tersenyum tipis melihat tingkah temannya itu.
"Pelan-pelan saja. Aku tidak akan merebut makananmu, Marc."
Marc menatap Hansel dan tersenyum, "Aku sangat lapar. Sepanjang hari aku tidur, dan baru siang ini makan. Makanlah, jangan terus menatapku. Aku tau aku adalah laki-laki tampan, tapi kau masih jauh tampan dariku."
"Kau ini bicara apa? tutup mulutmu saat kau sedang makan," jawab Hansel.
Marc kembali tersenyum dan mengangguk. Ia merasa senag bisa kembali menikmati waktu bersama teman lamanya. Sudah sejak lama, Marc menanti-natikan saat bersama dengan Hansel seperti pada zaman sekolah.
Suasana hening, Hansel dan Marc menyelesaikan makan siang mereka tanpa bicara lagi. Setelah selesai makan dan membayar tagihan, Marc mengajak Hansel pergi meninggalkan restorant. Mereka bergegas menuju apartemen Marc.
*****
Sesampainya di apartemen. Marc menunjukan seisi apartemennya. Di sana hanya ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu yang terletak tidak jauh dari meja makan.
"Hanya ini yang bisa aku sewa, Hans. Aku harap kau berkenan tinggal bersamaku. Katakan saja apa yang kau inginkan dan butuhkan. Jika aku mampu aku akan berikan," kata Marc.
Hansel menggelengkan kepala perlahan, "Tidak ada yang aku perlukan lagi, Marc. Ini sudah lebih dari cukup. Aku sangat berterima kasih padamu," jawab Hansel.
"Jangan sungkan. Aku senang kau mau tinggal di sini. Itu kamarmu, Hans. Masuk dan istirahatlah," pinta Marc menunjuk sebuah kamar yang bersebrangan dengan kamarnya.
"Kau juga istirahatlah, Marc. Bukankah kau berjanji untuk membawaku berkeliling?" tanya Hansel.
"Tentu saja. Kau sudah jauh-jauh datang ke sini. Aku akan mengajakmu berkeliling selagi aku libur bekerja. Ayo kita bersenang-senang dan minum bir nanti," jawab Marc.
Hansel tersenyum, "Ya, terserah saja. Aku masuk dulu," pamitnya segera berjalan masuk dalam kamar.
Hansel membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Kamar itu sudah bersih, sepertinya Marc sudah bekerja keras membersihkan kamar yang akan di tempatinya itu. Hansel menutup kamar perlahan, ia segera meletakan ranselnya di lantai dan langsung duduk di tepi tempat tidur.
"Haahh..." desah Hansel mendorong tubuhnya sendiri ke tempat tidur. Ia memejamkan mata perlahan dan tidak lama membuka kembali matanya, ia menatap langit-langit kamarnya.
"Aku harus bisa merubah hidupku. Aku tidak bisa seperti ini terus. Bagaimana, ya? apa mencari pekerjaan di sini juga susah?" gumamnya berpikir.
"Aku masih tidak habis berpikir. Bagaimana orang-orang itu dengan mudahnya menolakku tanpa melihat kemampuanku. Mengesalkan sekali," gumamnya lagi. Hansen memejamkan mata dan tidak lama terlelap tidur karena kelelahan.
*****
Sore harinya, Marc dan Hansen pergi berkeliling. Marc membawa Hansen ke tempat-tempat yang sering ia kunjungi. Hansel merasakan sesuatu yang berbeda, meski masih belum yakin akan apa yang terjadi kedepannya. Ia cukup merasa senang dengan keadaanya yang sekarang. Ada Marc yang mau menampungnya saja ia sudah bersyukur. Pada akhirnya mereka berkeliling sampai malam datang. Puas berkeliling, Marc mengajak Hansel ke Pub tempatnya biasa minum-minum.
"Bagaimana? banyak tempat menarik kan?" tanya Marc meneguk minumannya sekali tegukan.
"Ya, semoga saja aku beruntung di sini. Aku akan coba mencari pekerjaan besok," jawab Hansel.
"Tidak perlu terburu-buru. Aku tidak akan membebanimu, Hans. Santai saja denganku," kata Marc tersenyum tipis.
"Aku tidak tahu harus bicara apa lagi selain mengucapkan rasa terima kasih, Marc. sungguh, kau adalah teman terbaikku."
"Ayo minum," ajak Marc.
Marc mengankat gelas berisi minuman, melihat itu Hansel juga mengankat gelas berisi minuman lalu mendekatkan gelasnya ke gelas Marc.
"Cheersh..."
"Cheersh..."
Keduanya bersulang dan langsung meneguk habis minuman dalam satu kali tegukan. Hansel meletakan gelasnya di meja, matanya menyelisik sekitar. Sebelumnya, ia jarang pergi ke luar seperti Pub atau Club. Berbeda dari Hansel. Marc sering datang ke Pub atau Club karena kedua tempat itu berhubungan dengan pekerjaan rahasianya.
Seseorang datang menghampiri Hansel dan Marc. Perempuan cantik itu langsung menyapa Marc. Bahkan tanpa canggung langsung memeluk dan mencium pipi Marc.
"Hei, Marc..." sapa perempuan cantik itu.
"Annabell? lama tak bertemu, sayang. Bagaimana keadaanmu?" tanya Marc.
"Aku tidak begitu baik, Marc. Kau tentu tahu kehidupanku sehari-harinya seperti apa."
"Ya, tentu saja tahu. Lalu?" sahut Marc penasaran. Marc menatapi perempuan cantik dihadapannya itu.
Annabell duduk dipangkuan Marc dan langsung mengalungkan tengannya ke leher Marc tanpa rasa canggung. Tidak hanya itu, Annabell bahkan sengaja menggoda Marc. Membelai-belai wajah Marc bahkan menciumi leher Marc. Tentu saja hal itu membuat Hansel tidak nyaman. Hansel mengalihkan pandangannya karena merasa canggung.
"Sayang, jangan seperti ini. Ada temanku yang melihat," kata Marc melihat Hansel yang sedang menyelisik arah lain.
"Oh..." Annabell ber-oh ria mengikuti pandangan Marc. Lalu ia kembali menatap Marc dan bertanya, "Siapa Dia, Marc? tampan juga," tanya Annabell.
"Dia temanku, baru datang siang tadi. Dan, sekarang akan tinggal bersamaku."
"Wow, kau menemukan penjaga rumah?" goda Annabell, tersenyum nakal ke arah Marc.
"Jangan macam-macam. Siapa yang kau sebut penjaga, hum? kau terus-terusan menggodaku, Anna. Jangan salahkan aku akan memangsamu," bisik Marc di telinga Annabell.
"Boleh saja. Ayo, mangsa aku. Aku tunggu kau di apartemnku nanti," jawab Annabell mengusap-usap pipi Marc.
"Wah-wah, kau merindukanku ternyata. Aku beruntung bisa dirindukan oleh seorang Annabell," goda Marc mengusap wajah cantik Annabell.
Annabell berdiri dari pangkuan Marc. Annabell menatap Hansel dan menyapa Hansel. Mengajak Hansel berkenalan.
"Hai, siapa namamu? aku Annabell," sapa Annabell mengulurkan tangan pada Hansel.
Hansel menatap Marc diikuti anggukan Marc, "Hai juga Anna. Aku Hansel," jawab Hansel menatap Annabell dan menyambut uluran tangan Annabell. Mereka pun berjabat tangan.
"Kau lumayan juga. Jangan terkejut seperti itu, aku tidak akan menerkammu. Aku adalah kekasih rahasia Marc," kata Annabell tersenyum cantik.
Hansel terkejut dan langsung menatap Marc. Marc hanya tersenyum dan menggelengkan kepala seakan senang dengan pernyataan Annabell. Memang benar Annabell dan Marc memiliki sebuah hubungan. Akan tetapi hubungan mereka sebenarny tergolong rumit. Karena Marc tidak akan bisa hanya mencintai satu perempuan.
Setelah bertegur sapa dengan Marc dan Hansel. Annabell berpamitan, lalu segera pergi meninggalkan keduanya. Annabell menatap Marc, mengedipkan satu matanya sebagai isyarat.
"Kau sungguh berkencan dengannya?" tanya Hansel.
"Dia pelanggan setiaku," jawab Marc.
"Pelanggan? maksudmu?" tanya Hansel.
"Hm... apa, ya? Sudahlah. Nanti kau juga tahu sendiri apa maksud dari ucapanku," jelas Marc. Merasa enggan untuk bercerita.
Hansel hanya bisa diam sembari mengernyitkan dahi. Ia sungguh tidak mengerti maksud ucapan Marc. Penasaran sebenarnya, tetapi Hansel mencoba mengerti jika Marc terlihat tidak ingin banyak bercerita mengenai pekerjaanya itu.
Mereka berdua kembali minum-minum. Hansel tidak berani minum banyak karena ia tidak ingin terlihat kacau keesokan harinya. Lain halnya dengan Marc, yang memang kuat minum dan sudah terbiasa.
Sekitar satu jam kemudian. Hansel dan Marc kembali pulang ke apartemen. Di depan pintu apartemen sudah berdiri Annabell yang sedang menunggu Marc pulang.
"Akhirnya kau datang, Marc."
"Maaf, sayang. Kau menunggu lama?" jawab Marc.
"Ya, kakiku sampai kram. Kau lama sekali," rajuk Annabell.
"Jangan marah. Aku akan berikan hadiah nanti," bujuk Marc.
"Hm, baiklah. Ayo," ajak Annabell.
Marc menatap Hansel, "Hans, malam ini aku akan pergi bersama Annabell. Kau tidak apa-apa sendiri?" tanya Marc.
Hansel mengangguk, "Ya, aku baik-baik saja. Kalian berdua pergilah bersenang-senang," jawab Hansel.
Marc tersenyum, "Maafkan aku teman. Di hari pertamamu datang aku begitu saja meninggalkanmu. Besok akan aku ganti dengan mentraktirmu makan," kata Marc.
"Iya, Marc. Tidak masalah," jawab Hansel.
"Ayo, sayang. Bye, Hans..."
Marc merangkul pinggang Annabell dan pergi bersama Annabell meninggalkan Hansel. Hansel melihat kilas kepergian teman dan kekasih temannya itu lalu segera masuk ke dalam apartemen. Hansel ingin segera pergi tidur agar esok bisa bangun pagi dan pergi untuk mencari pekerjaan.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
devaloka
seram amat thor namanya annabel 🤣
2022-12-29
0
Dirah Guak Kui
semoga si Hans tdk nakal/dpt pekerjaan yg bagus
2021-11-06
1
Franki Lengkey
penasaran ...mmngnya apa pekerjaan mack
2021-07-16
0