MSC 09 - Laporan

Selesai makan siang dengan Frederick, Micheline memutuskan untuk kembali ke kantor. Micheline mulai menyibukkan diri dengan pekerjaanya. Sementara itu, diam-diam Hansel melaporkan aktivitas Micheline siang itu pada Alfonzo melalui pesan singkat.

Hansel menuliskan serangkaian kejadian di restorant, semuanya ditulisnya detail dan rinci tanpa kurang satupun. Hansel hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang mata-mata bayaran Alfonzo. Ia tidak memihak pada siapapun baik itu Alfonzo ataupun Micheline. Yang ia tahu, bekerja untuk mendapatkan uang, dan uang untuk bertahan juga biaya hidupnya.

Ia tidak peduli apa masalah keduanya sampai bersaing dan saling menjatuhkan satu sama lain. Yang ia tahu adalah ia bisa menjalankan dua pekerjaanya dengan baik. Laporan yang selalu akurat, dan Asisten yang bisa diandalkan.

*****

Alfonzo selesai menikmati kopinya. Memberikan cangkir kopi yang kosong pada Luiso. Ia duduk bersandar di kursi malasnya, bersiap mendengarkan Luiso membacakan pesan yang dikirim oleh Hansel padanya.

Luiso meletakan cangkir di atas meja, "Saya akan langsung membacakannya, Tuan."

"Hm," gumam Alfonzo. Yang langsung disambung oleh Luiso.

Pesan itu begitu rinci dan detail, mulai dari jam sampai lokas pertemua sampai dengan jumlah orang yang ada di dalamnya. Hansel benar-benar teliti dalam menuliskannya.

"... laporan hari ini cukup sampai di sini. Karena Nona Robert tidak ada pertemuan penting lainnya," kata Luiso membaca pesan dari Hansel.

"Hm, jadi begitu, ya. Anak itu sungguh di luar dugaanku," kata Alfonzo. Alfonzo memalingkan wajah menatap Luiso, "Apa pendapatmu?" tanya Alfonzo.

Luiso mengernyitkan dahi, "Kemungkinan Nona ingin menghancurkan aliran dana Anda? karena rumah permainan Theodorre adalah patner terbaik Anda. Maafkan saya jika salah menilai, Tuan."

Alfonzo berpikir sejenak, "Aku juga sepemikiran denganmu. Dia mau membuatku tidak berdaya dan mengalami krisis dalam keuangan. Hahh... untung saja kita memiliki Hansel sebagai mata-mata di sana. Jika tidak, aku sungguh akan kehilangan investorku. Bukan begitu, Luiso?" tanya Alfonzo.

Luiso mengangguk, "Benar, Tuanku."

"Kita ikuti aja permainannya. Kau atur semuanya untukku," kata Alfonzo lagi.

"Baik, Tuan. Saya mengerti," jawab Luiso.

Luiso pergi meninggalkan ruangan Alfonzo guna mengurus semuanya. Luiso tahu keinginan Tuanny tanpa harus dijelaskan mendetail. Luiso begitu lama mengikuti Alfonzo dan tahu persis sifat dan karakter Alfonzo seperti apa. Meski terkadang Luiso bingung dan goyah sesaat, merasa apa yang Tuannya lakukan salah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain patuh dan menjalkan tugasnya dengan baik.

Alfonzo memejamkan matanya, dalam benaknya ia memikirkan sesuatu. Yang berhubungan dengan masa lalunya. Rasanya, tubuhnya seperti direbus, darahnya kembali mendidih jika teringat akan kejadian tidak menyenangkan itu.

"Kau yang masih muda sudah berprilaku bagaikan iblis, Micheline. Pamanmu ini tidak akan tinggal diam setelah kehilangan istri dan anak yang sangat disayangi Dendam ini akan ku balaskan!" batin Alfonzo penuh amarah.

*****

Hansel membac ulang pesan yang dikirimnya kepada Alfonzo. Keningnya berkerut, ia berpikir apakah ia terlalu blak-blakan dan mendetail akan laporannya atau justru sebaliknya. Selama ini, saat ia melaporkan semuanya Alfonzo hanya membalas satu kata saja. 'Iya' atau 'Ok' tidak pernah berkata apa-apa lagi.

Selain berkomunikasi melalui panggilan dan laporan melalui pesan. Hansel sesekali bertemu langsung untuk berbincang dengan Alfonzo. Sejauh ini semuanya lancar-lancar saja. Belum ada kejadian yang serius menurutnya. Namun, ia tetap harus berhati-hati agar pekerjaan rahasia dan misinya tidak ketahuan oleh Micheline.

"Terserah saja. Setelah laporan 'kan bukan urusanku lagi. Aku sudah cukup menjalankan tugasku," batin Hansel mengunci ponselnya dan menyimpannya kembali ke dalam laci meja kerjanya.

Hansel menadahkan kepalanya memijat bahunya yang sedikit pegal. Hari yang melelahkan dan menegangkan baginya setelah pertemuan sengit di restorant saat jam makan siang sebelumnya.

Telepon di meja Hansel berdering, Hansel dengan segera menerima panggilan tersebut. Ia yakin itu adalah panggilan dari Micheline.

"Hallo," jawab Hansel.

"Hans, datanglah ke ruanganku. Bawa juga jadwal ku untuk besok," kata Micheline yang langsung mengakhiri panggilannya sepihak.

Hansel meletakan kembali gagang telepon ke tempatnya. Ia segera mengambil tablet dan berdiri dari duduknya. Bergegas menuju ruang kerja CEO-nya.

Tok... Tok... Tok...

Pintu dikrtuk perlahan oleh Hansel sebelum ia masuk. Ia langsung membuka pintu dan masuk. Tidak lupa ia menutup kembali pintu sebelum ia melangkahkan kaki mendekati Micheline yang terlihat sibuk membaca sebuah berkas dokumen.

"Bu CEO," panggil Hansel perlahan.

"Duduklah, Hans. Aku selesaikan ini dulu," jawab Micheline tanpa mengalihkan pandangannya.

Hansel berbalik dan berjalan ke arah sofa untuk duduk. Ia duduk dengan tenang dengan pandangan yang terus menatapi Micheline. Tanpa disadari Hansel, ia terlena akan pesona Micheline yang terlihat cantik.

"Cantik juga," batin Hansel tanpa sadar. Tidak lama ia melebarkan mata dan kaget dengan apa yang baru saja dikatannya dalam hati itu, "Apa? apa-apaan kau, Hans. Kau sudah gila, hah?" batin Hansel memaki diri sendiri.

Pandangan Hansel kembali menatap Micheline, "Tapi memang terlihat cantik. Apa selama ini aku terlalu fokus pada apa yang dia ajarkan? sampai-sampai aku tidak menyadari kecantikannya?" batin Hansel lagi.

Saat Hansel terpana memandangi Micheline. Di saat bersamaan, Micheline memalingkan wajah dan menatap arah Hansel. Micheline kaget saat ia memergoki Hansel yang buru-buru membuang pandangan darinya.

Micheline tersenyum tipis, "Apa yang dia lihat, ya? aneh sekali, dia sampai sekaget itu. Apa dia tidak pernah melihat orang sibuk bekerja sebelumnya?" batin Micheline kebingungn.

Dokumen selesai dibaca dan ditanda tangani. Micheline segera menutup berkas dokumen itu lalu segera menumpuknya bersama dokumen-dokumen lain di atas mejanya. Micheline mengambil gelas berisi air putih dan meneguk habis air dalam gelas dengan sekali minum, lalu mengembalikan gelas pada tempatnya semula. Dengan gerakan cepat ia bangkit berdiri dan berjalan menuju sofa yang di sana sudah ada Hansel menunggunya.

Micheline duduk di samping Hansel, "Apa besok jadwalku penuh?" tanya Micheline.

Hansel menatap layar tablet dan melihat jadwal Micheline untuk besok. Hansel membacakan jadwal Micheline esok hari secara menyeluruh. Mendengar ada waktu kosong di sela-sela jadwalnya, Micheline tersenyum cantik menatap Hansel.

"Hans, besok ikut aku belanja. Aku akan belikan kau hadiah," ajak Micheline terlihat bersemangat.

"Apa? belanja?" tanya Hansel terkejut.

"Ya. Aku bosan jika harus bekerja. Aku 'kan manusia, bukan robot yang harus terus bekerja tanpa kenal lelah. Robot saja ada waktunya berhenti bergerak," jawab Micheline.

"Akhir-akhir ini Anda memang bekerja keras. Wajar jika Anda butuh hiburan," kata Hansel membenarkan ucapan Micheline.

"Oleh karena itu, aku ingin berbelanja saat selesai jam rapat besok sore. Kau bisa temani aku pergi, kan?" tanya Micheline memastikan.

"Entahlah, saya belum ada rencana juga. Apakah Anda akan langsung pulang dan tidak kembali ke kantor?" tanya Hansel balik bertanya.

"Hei, kau kira rapat kita akan berjalan berapa lama? kira-kira dua jam sebelum jam kantor berakhir, rapat akan selesai, kan? dua jam bisa aku gunakan berbelanja di Mall," kata Micheline menjelaskan. Micheline menatap dalam-dalam mata Hansel, "Kau tidak ingin pergi denganku?" tanya Micheline pada Hansel.

"Bu-bukan seperti itu. Tentu saya ingin pergi. Tetapi apakah itu boleh? saya 'kan hanya Asisten Anda. Saya harus pulang sesuai jam kantor, bukan?" jawab Hansel.

"Itu benar. Tetapi tugas utama seorang Asisten adalah selalu siaga di manapun dan kapanpun atasannya memanggil. Mau itu jam kantor sudah berakhir ataupun belum. Aku bisa saja memanggilmu tengah malam ke rumahku untuk membahas pekerjaan. Kau 'kan ku gaji," gerutu Micheline kesal. Ia merasa Hansel itu menyebalkan, seorang laki-laki yang tidak peka akan keinginanya.

"Apa Anda sedang kesal?" tanya Hansel.

"Tidak. Untuk apa kesal denganmu, tidak penting sama sekali. Huh," Micheline memajukan bibirnya dan membuang pandangannya dari Hansel.

Hansel kaget lalu tersenyum tipis, "Lucu sekali. Baru kali ini aku melihat sisinya yang seperti ini. Seperti anak-anak saja," batin Hansel.

"Ehem... Bu CEO," panggil Hansel.

"Hm," gumam Micheline.

"Maafkan saya. Saya tidak bermaksud mengecewakan Bu CEO. Saya 'kan hanya khawatir pada pekerjaan saya. Saya akan temani Bu CEO belanja besok," kata Hansel.

Micheline memalingkan wajah dan tersenyum, "Kenapa tidak begini daritadi saja. Kau ini laki-laki yang sangat menyebalkan. Temani aku dan aku akan memberimu bonus. Kau tidak cuma-cuma menemaniku besok," jawab Micheline.

Hansel Hanya diam dan mengangguk. Ia tidak bisa menolak permintaan Micheline tanpa ia sadari. Bagaimanapun ia harus bersikap profesional. Karena menemani Micheline berbelanja adalah juga sebuah pekerjaan.

...*****...

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

masih bingung knp antara paman/keponakan bisa berdendaman, terus masalah apa dgn keluarganya CEO/Hans

2021-11-06

0

Franki Lengkey

Franki Lengkey

aku pingin tau apa masalah paman dan ponakan berseteru

2021-07-18

0

Rin's

Rin's

q jd kywatir kalo tiba2 Hanzel terciduk Michelin,,potek hati adekk banngggg

2021-06-08

4

lihat semua
Episodes
1 MSC 01 - Sebaiknya Aku Pergi
2 MSC 02 - Bersama Marc
3 MSC 03 - Tawaran Yang Menggiurkan
4 MSC 04 - Si Rubah Cantik
5 MSC 05 - Masuk Kandang Rubah
6 MSC 06 - Monster
7 MSC 07 - Sisi Lain CEO
8 MSC 08 - Trik Licik
9 MSC 09 - Laporan
10 MSC 10 - Masalah Besar
11 MSC 11 - Psikopat (1)
12 MSC 12 - Psikopat (2)
13 MSC 13 - Psikopat (3)
14 MSC 14 - Hal Tidak Terduga
15 MSC 15 - Malam Yang Manis
16 MSC 16 - Pengakuan
17 MSC 17 - Terlihat
18 MSC 18 - Meragukan
19 MSC 19 - Mulai Menyelidiki
20 MSC 20 - Aku Datang Karena Rindu
21 MSC 21 - Perselisihan
22 MSC 22 - Mendengar Sesuatu
23 MSC 23 - Hasil Penyelidikan
24 MSC 24 - Pertemuan Hansel dan Charlie
25 MSC 25 - Orang itu Adalah Aku
26 MSC 26 - Aku Akan Akhiri Semuanya
27 MSC 27 - Kesepakatan
28 MSC 28 - Pelatihan (1)
29 MSC 29 - Pelatihan (2)
30 MSC 30 - Pelatihan (3)
31 MSC 31 - Ketahuan
32 MSC 32 - Saling Jujur
33 MSC 33 - Pergi Ke Villa
34 MSC 34 - Latihan Ringan (1)
35 MSC 35 - Latihan Ringan (2)
36 MSC 36 - Bringas
37 MSC 37 - Misi Penyelamatan (1)
38 MSC 38 - Misi Penyelamatan (2)
39 MSC 39 - Lihat Aku Dan Percayalah
40 MSC 40 - Saling Mengenal
41 MSC 41 - Kakak Ipar
42 MSC 42 - Lampu Hijau Menyala
43 MSC 43 - Bersikap Biasa Saja
44 MSC 44 - Mimpi Buruk (1)
45 MSC 45 - Mimpi buruk (2)
46 MSC 46 - Mimpi Buruk (3)
47 MSC 47 - Tidak Tenang
48 MSC 48 - Aku Baik Baik Saja
49 MSC 49 - Menemanimu
50 MSC 50 - Kecupan Permintaan Maaf
51 MSC 51 - Tamu Istimewa (1)
52 MSC 52 - Tamu Istimewa (2)
53 MSC 53 - Tamu Istimewa (3)
54 MSC 54 - Keputusan (1)
55 MSC 55 - Keputusan (2)
56 MSC 56 - Keputusan (3)
57 MSC 57 - Keputusan (4)
58 MSC 58 - Surat Panggilan
59 MSC 59 - Rencana Jahat Ergy
60 MSC 60 - Ada Apa Denganmu
61 MSC 61 - Pergerakan Micheline (1)
62 MSC 62 - Pergerakan Micheline (2)
63 MSC 63 - Pergerakan Micheline (3)
64 MSC 64 - Pergerakan Micheline (4)
65 MSC 65 - Pergerakan Micheline (5)
66 MSC 66 - Persiapan Micheline
67 MSC 67 - Menyerah Atau Menyesal (1)
68 MSC 68 - Menyerah Atau Menyesal (2)
69 MSC 69 - Menyerah Atau Menyesal (3)
70 MSC 70 - Menyerah Atau Menyesal (4)
71 MSC 71 - Menyerah Atau Menyesal (5)
72 MSC 72 - Maafkan Aku
73 MSC 73 - Tidak Bisa Tidur
74 MSC 74 - Rasakan dan Nikmati
75 MSC 75 - Denganmu (Micheline)
76 MSC 76 - Kabar Berita
77 MSC 77 - Memancing Mangsa (1)
78 MSC 78 - Memancing Mangsa (2)
79 MSC 79 - Aku Hamil (Micheline)
80 MSC 80 - Memancing Mangsa (3)
81 MSC 81 - Memancing Mangsa (4)
82 MSC 82 - Kehilanganmu (Micheline)
83 MSC 83 - Peringatan Keras
84 MSC 84 - Berharap Hanya Bunga Tidur
85 MSC 85 - Sampai Kapan
86 MSC 86 - Aku Tahu Hatimu
87 MSC 87 - Keputusan Di Tanganmu
88 MSC 88 - Pilihan Terakhir
89 MSC 89 - Ada Penyusup
90 MSC 90 - Hati Yang Risau
91 MSC 91 - Ancaman
92 MSC 92 - Bersiaplah
93 MSC 93 - Kau Milikku Dan Aku Milikmu (1)
94 MSC 94 - Kau Milikku Dan Aku Milikmu (2)
95 MSC 95 - Mengejutkan Hatimu
96 MSC 96 - Kejutan Manis (Hansel)
97 MSC 97 - Akan Selalu Ada Untukmu
98 MSC 98 - Mereka Adalah Keluarga
99 MSC 99 - Pertarungan Yang Melelahkan
100 MSC 100 - Akhir Dari Semuanya
Episodes

Updated 100 Episodes

1
MSC 01 - Sebaiknya Aku Pergi
2
MSC 02 - Bersama Marc
3
MSC 03 - Tawaran Yang Menggiurkan
4
MSC 04 - Si Rubah Cantik
5
MSC 05 - Masuk Kandang Rubah
6
MSC 06 - Monster
7
MSC 07 - Sisi Lain CEO
8
MSC 08 - Trik Licik
9
MSC 09 - Laporan
10
MSC 10 - Masalah Besar
11
MSC 11 - Psikopat (1)
12
MSC 12 - Psikopat (2)
13
MSC 13 - Psikopat (3)
14
MSC 14 - Hal Tidak Terduga
15
MSC 15 - Malam Yang Manis
16
MSC 16 - Pengakuan
17
MSC 17 - Terlihat
18
MSC 18 - Meragukan
19
MSC 19 - Mulai Menyelidiki
20
MSC 20 - Aku Datang Karena Rindu
21
MSC 21 - Perselisihan
22
MSC 22 - Mendengar Sesuatu
23
MSC 23 - Hasil Penyelidikan
24
MSC 24 - Pertemuan Hansel dan Charlie
25
MSC 25 - Orang itu Adalah Aku
26
MSC 26 - Aku Akan Akhiri Semuanya
27
MSC 27 - Kesepakatan
28
MSC 28 - Pelatihan (1)
29
MSC 29 - Pelatihan (2)
30
MSC 30 - Pelatihan (3)
31
MSC 31 - Ketahuan
32
MSC 32 - Saling Jujur
33
MSC 33 - Pergi Ke Villa
34
MSC 34 - Latihan Ringan (1)
35
MSC 35 - Latihan Ringan (2)
36
MSC 36 - Bringas
37
MSC 37 - Misi Penyelamatan (1)
38
MSC 38 - Misi Penyelamatan (2)
39
MSC 39 - Lihat Aku Dan Percayalah
40
MSC 40 - Saling Mengenal
41
MSC 41 - Kakak Ipar
42
MSC 42 - Lampu Hijau Menyala
43
MSC 43 - Bersikap Biasa Saja
44
MSC 44 - Mimpi Buruk (1)
45
MSC 45 - Mimpi buruk (2)
46
MSC 46 - Mimpi Buruk (3)
47
MSC 47 - Tidak Tenang
48
MSC 48 - Aku Baik Baik Saja
49
MSC 49 - Menemanimu
50
MSC 50 - Kecupan Permintaan Maaf
51
MSC 51 - Tamu Istimewa (1)
52
MSC 52 - Tamu Istimewa (2)
53
MSC 53 - Tamu Istimewa (3)
54
MSC 54 - Keputusan (1)
55
MSC 55 - Keputusan (2)
56
MSC 56 - Keputusan (3)
57
MSC 57 - Keputusan (4)
58
MSC 58 - Surat Panggilan
59
MSC 59 - Rencana Jahat Ergy
60
MSC 60 - Ada Apa Denganmu
61
MSC 61 - Pergerakan Micheline (1)
62
MSC 62 - Pergerakan Micheline (2)
63
MSC 63 - Pergerakan Micheline (3)
64
MSC 64 - Pergerakan Micheline (4)
65
MSC 65 - Pergerakan Micheline (5)
66
MSC 66 - Persiapan Micheline
67
MSC 67 - Menyerah Atau Menyesal (1)
68
MSC 68 - Menyerah Atau Menyesal (2)
69
MSC 69 - Menyerah Atau Menyesal (3)
70
MSC 70 - Menyerah Atau Menyesal (4)
71
MSC 71 - Menyerah Atau Menyesal (5)
72
MSC 72 - Maafkan Aku
73
MSC 73 - Tidak Bisa Tidur
74
MSC 74 - Rasakan dan Nikmati
75
MSC 75 - Denganmu (Micheline)
76
MSC 76 - Kabar Berita
77
MSC 77 - Memancing Mangsa (1)
78
MSC 78 - Memancing Mangsa (2)
79
MSC 79 - Aku Hamil (Micheline)
80
MSC 80 - Memancing Mangsa (3)
81
MSC 81 - Memancing Mangsa (4)
82
MSC 82 - Kehilanganmu (Micheline)
83
MSC 83 - Peringatan Keras
84
MSC 84 - Berharap Hanya Bunga Tidur
85
MSC 85 - Sampai Kapan
86
MSC 86 - Aku Tahu Hatimu
87
MSC 87 - Keputusan Di Tanganmu
88
MSC 88 - Pilihan Terakhir
89
MSC 89 - Ada Penyusup
90
MSC 90 - Hati Yang Risau
91
MSC 91 - Ancaman
92
MSC 92 - Bersiaplah
93
MSC 93 - Kau Milikku Dan Aku Milikmu (1)
94
MSC 94 - Kau Milikku Dan Aku Milikmu (2)
95
MSC 95 - Mengejutkan Hatimu
96
MSC 96 - Kejutan Manis (Hansel)
97
MSC 97 - Akan Selalu Ada Untukmu
98
MSC 98 - Mereka Adalah Keluarga
99
MSC 99 - Pertarungan Yang Melelahkan
100
MSC 100 - Akhir Dari Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!