Setelah Fandy berpamitan, Annisa merasakan kehilangan sosok orang yang perhatian kepadanya setelah dia merasakan sakit hati yang amat dalam.
Annisa tak yakin Fandy akan menghubunginya, mungkin saja Fandy hanya ingin mempermainkannya.
Karena semenjak kehilangan dan ditinggalkan, Annisa sangat berhati - hati lagi. Apalagi setelah Ari hilang tidak ada kabar, Annisa semakin yakin bahwa hampir semua laki - laki itu sama saja, selalu mengecewakan dan menyakiti.
Annisa harap - harap cemas, padahal bisa dibilang Annisa itu tidak perduli dengan Fandy, hari semakin malam setelah Fandy berpamitan pulang Annisa terus memikirkannya.
Annisa tidak bisa tidur karena itu. Annisa iseng buka WhatsApp karena suntuk,kenapa Fandy tidak ada kabar.
Fandy telfon Annisa , dan inilah percakapan mereka
Annisa : "Halo Fandy"
Fandy : "Hay Annisa".
Fandy : "Kamu apa kabar?".
Annisa : "Baik Fan, kamu sendiri bagaimana?".
Fandy : "Aku juga baik kok Annisa".
Annisa : "Kamu ada apa telpon aku Fan?".
Fandy : "Tidak ada apa - apa Nisa, cuma kangen sama suara kamu saja hehehe".
Annisa : "Ah kamu Fan bisa saja".
Fandy : "Hehe kamu lagi apa Annisa?".
Annisa : "Lagi ngerjain tugas Fan".
Fandy : " Oh iya Annisa kapan - kapan kita jalan yuk keluar, ya makan - makan gitu".
Annisa : "Boleh aja fan, mau kapan?".
Fandy : " Kalau hari sabtu bagaimana Annisa setelah pulang Sekolah".
Annisa : "Oke Fan, aku sabtu juga tidak ada acara".
Annisa dan Fandy mengatur jadwal untuk bertemu, dan mereka saling mempersiapkan diri masing - masing.
Annisa begitu senang di ajak Fandy berkencan, menurutnya itu adalah hal yang paling mengesankan. Seperti yang dia pikir di awal, dia tidak ingin terlalu berharap terhadap Fandy, tapi perilaku Fandy yang semakin hari semakin membuat Annisa nyaman.
Fandy selalu punya banyak cara untuk membahagiakan Annisa, tutur kata dan perilakunya yang sangat lembut membuat Annisa luluh padanya.
Annisa memang bukan wanita yang mudah jatuh cinta, tapi dia adalah wanita yang luar biasa. Yang bisa membuat orang terpana pada pandangan pertama. Annisa adalah sosok wanita yang lemah lembut dan juga sopan, menurut Fandy sudah jarang ada wanita seperti Annisa , dan betapa beruntungnya Fandy jika nanti mendapatkan Annisa.
Fandy adalah laki - laki yang terlahir dari keluarga sederhana, rumahnya berupa gubug kecil ditengah hutan bambu yang sangat rimbun. Tapi fandy pasrah saja, dia yakin bahwa annisa bukan wanita yang seperti itu.
Berbeda dengan Annisa yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Tapi dengan apa yang dia punya, Annisa tidak pernah menyombongkan diri dan bahkan tidak menampakan sedikitpun harta orang tua nya di depan semua teman - temannya.
Fandy memang belum begitu mengenal Annisa, tapi entah kenapa sejak bertemu Annisa pertama kali, Fandy langsung jatuh cinta dengan Annisa.
Tetapi Fandy tidak mau terburu - buru karena Fandy yakin bahwa Annisa tidak akan langsung mau menerimanya.
Sadar bahwa belum mengenal Annisa terlalu dekat, Fandi pun tidak mau bertanya kepada Annisa secara langsung. Fandy mencoba untuk bertanya ke teman sekitarnya termasuk dua sahabat Nisa.
Fandy mendatangi Sekolah Annisa untuk meminta nomor telpon sahabatnya yaitu Ambar dan Aisyah.
Sesampainya Fandy di Sekolah Annisa, diapun langsung bertemu dengan Ambar.
Ambar : "Eh mas Fandy, ngapain di sini?". tanya Ambar terkejut.
Fandy : " Hehehe iya Ambar aku sengaja kesini karena mau ketemu kamu".
Ambar : " Weh kamu mau ketemu aku ada apa mas?".
Fandy : " Aku mau tanya - tanya soal Annisa".
Ambar : " Kenapa tanya ke aku, kenapa tidak ke Annisa langsung?".
Fandy : "Aku tidak yakin kalo Annisa mau menjawab semua pertanyaan aku , mungkin dia malah risih mendengarnya".
Ambar : " Enggak, dia tidak seperti itu kok ".
Fandy : "Tapi aku masih canggung untuk bertanya lebih banyak".
Ambar : " Memangnya kamu mau tanya apa mas".
Fandy : "Annisa kenapa sih Ambar, kok dia begitu cuek sama orang".
Ambar : " Cuek gimana? dia baik kok , asik juga".
Fandy : " Ya memang dia itu baik, maksudnya kalau sama laki - laki selain yang sekiranya klop sama dia tuh cuek".
Ambar : "Annisa dulu pernah punya pacar namanya Rio, dulu Rio sangat baik dengan Annisa dan sayang banget sama Annisa. hubungan mereka baik - baik saja di awal pacaran mereka sering bercanda bahkan tidak pernah berantem sedikitpun. Satu tahun mereka pacaran tiba - tiba ada adik kelas Annisa yang suka sama Nisa, Nisa menanggapinya karena menurutnya tidak salah jika bergaul dengan adik kelasnya. Selama ini Rio juga baik - baik saja jika Nisa bergaul dengan siapapun termasuk lawan jenisnya, seperti biasa Nisa menceritakan ke Rio kalo dirinya sedang berkenalan dengan laki - laki adik kelasnya namanya Ginanjar, Rio menanggapinya dengan baik. Sampai akhirnya beberapa hari Annisa berteman dengan Ginanjar, sikap Ginanjar beda tidak seperti biasanya. Ternyata Ginanjar suka sama Nisa tapi Nisa tidak menyadarinya, sampai suatu hari Nisa ke Sekolah tidak bawa motor dan orang tuanya tidak bisa jemput, Nisa telpon Rio untuk ambil motor ke rumah Nisa supaya Rio bisa jemput Nisa tapi Rio bilang ada urusan sebentar di bengkel. Dan tidak menyangka secara kebetulan Ginanjar mengirim pesan ke Nisa untuk menanyakan sudah pulang atau belum , Annisa jawab belum karena sekolah sudah sepi jadi nisa jawab jujur. Ginanjar menanyakan jika dia mau mengantarkan Nisa pulang, Nisa langsung mengiyakan karena memang Nisa sudah terlalu lama menunggu jemputan. Nisa takut Rio tau dan marah karena Rio pernah berpesan kalo dia tidak suka Nisa diantarkan oleh lawan jenis karena orang lain sudah tau kalo Nisa adalah pacarnya Rio.
Nisa diam - diam dan tidak melewati jalan yang biasanya karena takut Rio tau, sesampainya di rumah, keponakan Nisa yang juga teman Rio tau bahwa Nisa diantarkan oleh laki - laki pulang ke rumah . Rio tidak langsung marah kepada Nisa karena menurut Rio mungkin kata - kata orang lain bisa di buat - buat, Rio mengabaikan dan memilih diam dulu.
setelah dari bengkel Rio bertanya pada Nisa bahwa tadi dia pulang dari Sekolah diantar siapa, Nisa terpaksa berbohong karena takut Rio marah walaupun Nisa tau Rio akan lebih marah jika Rio tau Nisa berbohong. Nisa bilang kalo dia pulang bareng dengan teman sekelasnya, Rio bilang yasudah kamu istirahat nanti aku kesitu. Rio tidak membahas tentang laki - laki itu karena tidak mau berdebat dengan Annisa dan tidak mau Annisa sedih karena sikapnya yang nanti marah - marah padanya. Sikap Rio masih biasa saja kepada Nisa, masih bercanda dan cerita mantan seperti biasanya , entah kenapa Rio mempertanyakan jam warna ungu yang biasa dipakai Annisa. Rio tanya itu dari mana dia jawab dari mantan ha ha ha enggak deh. Rio mengalihkan pembicaraan terlebih dahulu.
Lanjut episode.4
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments