Ari tiba-tiba menghilang beberapa minggu. di awal minggu Ari tak kasih kabar ke Annisa, waktu itu Annisa tidak menghiraukan tak adanya kabar dari Ari karena Annisa belum begitu mengenal Ari.
Menurut Annisa, Ari adalah laki-laki yang sama saja dengan yang lainnya, manis di awal kemudian menghilang dengan sendirinya.
Annisa masih tetap tenang saat itu, bahkan ditanyai oleh sahabatnya yaitu Ambar dan Aisyah dia jawab tidak tahu.
Sedikit obrolan mereka tentang Ari.
Ambar : " Kamu lihat Ari? atau mungkin dia ngabarin kamu gitu, soalnya sudah 1 minggu ini dia tidak ada kabar." tanya ambar kepada Aisyah.
Aisyah : "Aku tidak tahu dia dimana, biasanya itu anak selalu kabarin kita dan pasti dia yang selalu cerewet setiap kita tidak WhatsApp." sahut Aisyah.
Ambar : "Iya nih, tumben banget ya tuh anak anteng banget".
Aisyah : "Kalo dia mau ilang mah biarin aja ha ha ha, tapi kasian sama Annisa dia baru saja kenal sama Ari langsung ditinggal kabur begitu saja".
Ambar : " Heh tidak boleh seperti itu, kalau Ari benar-benar hilang nanti kasian Annisa".
Aisyah :"Astaghfirullah, maafkan aku".
Ambar : " Lebih baik kita tanya Annisa saja barangkali dia tahu keberadaan Ari, ya minimal ngabarin dia gitu".
Aisyah : "Yasudah yuk". Mereka langsung berangkat menemui Annisa dirumahnya.
Mereka tiba di rumah Annisa.
Ambar & Aisyah : "Assalamu'alaikum".
Annisa : "Wa alaikum salam".
Ambar : " Kamu tahu Ari dimana?".
Annisa : "Aku tidak tahu dia dimana, awalnya dia sering kirim pesan ke aku tapi tidak pernah aku balas, kemungkinan dia bosan lalu pergi begitu saja".
Ambar : "Dia tidak seperti itu".
Annisa : "Itu hanya kemungkinan saja ".
Ambar : " Lalu kemana ya dia, sudah satu minggu ini dia tidak ada kabar".
Annisa : " Kenapa kalian tidak kerumahnya saja, kan katanya rumahnya dekat sama sekolahnya".
Aisyah : "Kita juga tidak tahu pasti rumahnya sebelah mana, karena kita juga tidak pernah tanya pasnya rumahnya dimana. Dia juga tidak pernah kasih tahu, kalo memang mau ketemu juga kita cuma ketemu diluar seperti kemarin.
Ambar : "Iya betul, dia kasih tahu rumahnya dimana itu ya cuma ke kamu".
Annisa : "Tapi dia tidak menunjukan pasnya dimana ,cuma bilang kalau dekat SMK dan dia part time di daerah sana".
Annisa : "Ada yang tahu nomor temannya mungkin".
Ambar : "Aku tidak tahu, apalagi si Annisa pasti makin tidak tahu".
Merekapun berbincang membicarakan Ari yang tak kunjung ada kabar, waktu terus berlalu.
Suatu hari sekolah Annisa mengadakan acara persami, Annisa dan dua sahabatnya ikut andil dalam acara tersebut.
Mereka menginap disekolah karena memang jarak rumahnya ke sekolah sangatlah jauh.
Waktu menunjukan pukul 15.00 , acara demi acara dimulai. Banyak tamu dari berbagai sekolah, mulai dari guru, dan perwakilan siswa dari setiap Sekolah untuk menjadi tamu maupun untuk menjadi pembimbing persami tersebut.
Di hari itu Annisa dan sahabatnya sangatlah sibuk mengurus acara demi acara.
Waktu semakin larut, merekapun bergegas untuk mengistirahatkan kepada adik-adik supaya mereka bisa mandi dan juga makan.
Disaat adik-adik sudah diistirahatkan , Annisa dan ke dua sahabatnya juga tidak lupa untuk istirahat, Sholat dan makan. Kebetulan waktu sudah menunjukan pukul 18.00 untuk Sholat Maghrib.
30 menit kemudian mereka kembali ke aktifitas semula yaitu melanjutkan acara tersebut.
Saat membantu mengurus adik-adik Annisa selalu diperhatikan oleh salah satu tamu laki-laki yang tak diduga ternyata teman satu sekolahnya Ari.
Awalnya mereka malu-malu dan hingga waktunya laki-laki itu mengajak Annisa berkenalan.
Laki-laki itu bernama Fandy, dari SMK negeri 1 juwangi yang mana itu adalah sekolahnya Ari.
Berikut adalah percakapan perkenalan Fandy dan Annisa :
Fandy : "Mba, mohon maaf saya perhatikan dari 2 hari yang lalu mba ini ikut andil dalam acara ini, bahkan ikut sibuk ke sana-kemari mba . Apakah mba dari sekolah sini?".
Annisa : "Iya mas? saya memang dari sekolah ini, mas ada perlu apa biar saya bantu mas".
Fandy : "Ah tidak kok mba, saya hanya ingin berkenalan saja dengan mba. Maaf kalau saya lancang seperti ini , nama saya Fandy mba kalau mba siapa?".
Annisa : "Nama saya Annisa mas".
Fandy : "Salam kenal ya Annisa, kamu disini jurusan apa?".
Annisa : "Aku jurusan TKJ mas, kamu jurusan apa di sana?"
Fandy : "Aku jurusan TKR dik, eh boleh aku panggil kamu dik?".
Annisa : "Boleh saja mas, tidak masalah".
Fandy : "Kamu kelas berapa dik?".
Annisa : "Aku kelas 11 mas".
Fandy : "Lebih kecil dari aku ya berarti hehe".
Annisa : " Memangnya mas Fandy kelas berapa?".
Fandy : "Aku kelas 12 dik hehe".
Fandy memang murah senyum dan mudah berbaur, tidak seperti Annisa yang pendiam. Jika tidak ditanya maka Annisa tidak akan pernah bertanya duluan.
Tapi jika sudah kenal dengannya, dia akan menjadi orang yang paling asyik dan sesekali menyebalkan tapi juga jadi orang yang super jahil.
Setelah mereka berkenalan, Fandy lanjutkan untuk meminta nomor telfon Annisa supaya dia bisa dengan mudah mendekati Annisa.
Annisa masih sangat takut untuk nanti disakiti lagi, karena dari pengalamannya sebelumnya. Apalagi setelah Ari hilang tidak ada kabar sudah lebih dari satu minggu ini.
Ketika Fandy meminta nomor telfonnya, Annisa sedikit ragu untuk memberikannya. Sampai akhirnya Fandy memahami Annisa karena dalam pikiran Fandy mungkin Annisa ada alasan tersendiri untuk tidak memberikan nomornya kepadanya.
Annisa meminta maaf kepada Fandy kalau dia tidak bisa memberikan nomornya untuk saat ini, dikarenakan dia tak mau masa lalunya terulang.
Annisa tak mau menyakiti hati Fandy karena perilakunya. Annisa mencoba untuk menjauhi Fandy tapi Fandy malah terus mencoba mendekatinya.
Fandy tidak mau Annisa berfikir buruk tentangnya karena mereka baru kenal.
Untuk meyakinkan Annisa, Fandy memberikan perhatian yang lebih kepada Annisa.
Tetapi Annisa tidak menanggapi itu, Annisa justru malah semakin cuek dengan Fandy karena menurut Annisa itu adalah lebay.
Fandy tidak menyerah begitu saja, dia tetap berusaha untuk mendekati Annisa walaupun sikap Annisa dingin kepadanya.
Sampai ujung acara Fandy mengajak berbicara Annisa di dekat ruang guru ,bahwa dia berjanji tidak akan menyakitinya, Fandy meminta tolong Annisa untuk memberikan nomor telponnya.
Entah mengapa Annisa tiba-tiba saja luluh dan mau mencoba memberikan nomor telfonnya kepada Fandy.
Fandy sangat senang dan berterimakasih kepada Annisa karena mau memberikan nomornya kepadanya.
Acara demi acara dimalam terakhir itu telah berlangsung, dan sampai akhirnya acara itu berakhir pukul 23.00 .
Fandy langsung berpamitan kepada Annisa untuk pulang ke rumah karena hari sudah larut.
Annisa dengan senang hati menerima pamit dari Fandy.
Lanjut episode.3....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments