Eps 16

Perjalanan menuju rumah mang Uddin harus melewati sekolah, saat Zahra berjalan di tengah lapangan, Faiz melihat istrinya yang berjalan begiti anggun.

"Cantik..."bathin Faiz.

Ridho yang melihat sahabatnya memandangi sosok yang melintasi lapangan, dia tertawa sendiri.

"Dasar...ternyata kau mulai menyukainya..." bisik Ridho saat dia telah berada tepat di samping Faiz.

Faiz yang merasa sahabatnya ini mulai meledeknya, dia pun melangkah menuju ruangannya uang di ikuti oleh Ridho.

Di ruangan Kepala sekolah itu, Ridho tertawa sepuasnya.

"ha...ha...ha...Sahabatku yang kejam lagi jatuh cinta..ha..ha..." ledek Ridho tanpa berhenti ketawa.

Faiz tak menghiraukan Ridho, dia masih tetap berekspresi dingin.

Faiz dan Ridho memiliki sifat berbanding terbalik, Faiz seorang pria yang dingin sedangkan Ridho adalah pria yang kocak. Dengan perbedaan tersebut tidak membuat mereka tidak cocok, mereka sangat akrab dan saling mengerti satu sama lainnya.

*****

"Assalamualaikum..." ucap Zahra saat hendak masuk ke dalam rumahny, karena pintu tak terkunci Zahra langsung sja masuk rumah.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Sito dari arah dapur.

"kamu Ra...???" tanya Siti kaget melihat kedatangan putrinya.

"iya buk...Ara kangen ibuk..." ucap Zahra langsung memeluk tubuh ibunya.

"Baru juga sehari gak ketemu..." ucap Siti yang sebenarnya dia sendiri merasa sangat kehilangan. Walau putrinya hanya pindah beberapa meter dari rumahnya.

"Buk..." panggil Zahra saat dia telah puas memeluk tubuh ibunya.

Walaupun Siti bukan ibu kandung Zahra tapi Zahra sangat menyayangi Siti, baginya Aiti adalah ibu kandungnya. karena sejak Siti menemukannya dan membesarkannya baginya Sitilah ibunya.

"Ada apa nduk...???" ujar Siti melepaskan rangkulannya di tubuh putrinya.

"Papa Adrian dan Maa Rahayu, menyuruh Ara untuk lanjutin kuliah Ara...Mereka akan membiayai semua kebutuhan Ara selama kuliah buk..." ucap Zahra memberitahukan alasannya datang menemui ibunya.

"Baguslah...mereka juga sangat menyayangimu..." lirih Siti.

Siti sendiri belum yakin sanggup membiayai kuliah Zahra, dan setelah Zahra menjadi menantu keluarga Adrian mereka turut membiayai kuliah Zahra, bahkan merekalah yang menyuruh putrinya untuk kuliah.

"Kamu bahagia kan nak???" Siti merasa ragu dengan keadaan Zahra.

Ikatan bathin sworang ibu merasakan bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja bersama Faiz. Apalagi Siti sangat mengenal putra tunggal Adrian yang sangat dingin dan datar.

"Ara baik buk...do'akan Ara selalu bahgia bersama mas Faiz ya buk..." Zahra berusaha menutupi luka yanh di deritanya 2 hari ini bersama suaminya.

"Mhm...kamu udah makan???" Siti mengalihkan pembicaraan agar dia melupakan auasana hatinya yang bersesih.

"Udah buk....Oia buk...Ara gak bisa lama-lama karena sebentar lagi Ara akan pergi ke Universitas XX untuk mencari informasi pendaftaran mahasiswa baru buk..." ucap Zahra pada ibunya.

"Ya udah hati-hati ya..." ucap Siti

"Bapak mana buk???" tanya Zahra saat menyadari bapaknya tak ada di rumah.

"Biasa...bapakmu sedang memberaihkan sekolah..." jawab Siti

"titip salam rindu buat bapak ya buk..." Zahra pun izin pamit pada ibuknya.

Tanpa di sadarinya buliran bening menetes di pipinya, hatinya merasa teriris saat ibunya mempertanyakan kebajagiaannya bersama Faiz.

Zahra berusaha mengusap air matanya.

"Ara pulang ya buk...Assalamualaikum..." ucap Zahra lalu dia pun melangkah meninggalkan ibunya.

"wa'alaikumsalam..." jawab Siti sambil memandangi punggung Zahra yang menghilang di balik tembok.

******

Sebelum bel istirahat berbunyi, Zahra telah siap untuk pergi bersama Faiz, tak berapa lama Faiz pun datang menjemput Zahra.

"Yuk kita berangkat..." ajak Faiz pada Zahra.

Zahra pun melangkah menuju ruang keluarga untuk berpamitan pada Adrian dan Rahayu.

"Ma...mas Faiz sudah datang...Ara berangkat dulu ya..." Zahra berpamitan dengan Adrian dan Rahayu, dia menyalami kedua mertanya satu persatu lalu tak lupa menciumi punggung tangan kedua mertuanya.

"Hati-hati ya sayang..." ujar Rahayu.

Zahra pun melangkah menuju teras, disana telah berdiri Faiz di depan mobilnya.

Saat Zahra datang Faiz langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku kemudi, Zahra bingung harus duduk di mana, Akhirnya Zahra memilih duduk di bangku belakang. Dia pun masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku belakang.

"Kau pikir aku ini sopirmu...???" Tanya Faiz dengan nada dinginnya.

Tanpa perintah Zahra pun kembali keluar mobil dan pindah ke bangku di samping Faiz.

Setelah Zahra duduk di sampingnya, Faiz pun mulai melajukan mobilnya. Di sepanjang jalan mereka hanya diam, Zahra sibuk menirimi Alisya pesan bahwa dia sedang dalam perjalanan.

Tadi pagi Zahra telah menghubungi Alisya, dan mereka berjanji akan berjumpa di universitas XX.

Setelah mengirimi Alisya pesan, Zahra memandangi jalanan dari jendela, sesekali Faiz melirik Zahra yang terlihat cuek padanya.

Namun ego yang Faiz miliki lebih besar ubtuk sekedar memulai pembicaraan, dia lebih memilih diam, sehingga perjalanan mereka di temani oleh kesunyian.

Mobil sport milik Faiz telah memasuki kawasan parkir universitas XX. Faiz memarkirkan mobilnya, setelah mobil Faiz terparkir dengan sempurna Zahra langsung keluar dari dalam mobil, dan tepat di samping mobil Faiz telah terparkir mobil Alisya.

Dari luar terlihat Alisya hendak keluar dari mobilnya.

"Ara...kamu udah sampai...???" Tanya Alisya dan melirik ke arah belakang Zahra, dia heran dengan apa Zahra datang ke universitas XX.

"Iya Sya...aku di antarkan..." belum selesai Zahra menjawab pertanyaan Alisya, Faiz keluar dari mobil.

"Pergilah ke dalam...aku tunggu di cafe..." ucap Faiz sambil menunjuk pada sebuah cafe yang terletak di pojok parkiran.

"I...iya..." jawab Zahra.

Alisya kaget dan syok melihat pria yang mengantarkan Zahra, dia terdiam mematung , jantungnya berdegup kencang tak karuan. Pasalnya sahabtnya ini di antarkan oleh Mantan kepala sekolahnya.

"Sya....kamu baik-baik aja kan???" Tanya Zahra yangbheran melihat ekspreai sahabatnya.

Alisya tersentak dengan ucapan Zahra.

"Kamu di antar kepsek kejam itu Ra...??? apa aku gak salah lihat???Aku pasti mimpi ya Ra..." racai Alisya tak jelas.

"Nanti aku ceritakan sama kamu...yuk kita masuk dulu..." Ajak Zahra sambil menarik tangan sahabatnya yang masih syok.

Alisya hanya mengikuti langkah Zahra dan masih belum percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Udah donk Sya...kamu jangan syok gitu dunkz...Pak Faiz itu...dia..." Zahra jadi bingung harus cerita dari mana.

"Pak Faiz itu kenapa Ra...?" Alisya tak sabar menunggu penjelasan dari Zahra.

"Aku akan bilang sama kamu...tapi kamu harus janji tidak bokeh pingsan..." ucap Zahra sambil ketawa membayangkan sahabatnya yang jatuh di aspal parkiran setelah dia memberitahukan kenyataannya.

"Pak Faiz itu...Kepala sekolah yang kejam itu telah sah menjadi suamiku Sya..." ucap Zahra.

Bersambung....

.

.

.

.

jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...

# like...

# koment...

# Vote...

# dan hadiah...

terimakasih pembaca setiaku...

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

ada typo ya Thor 😂😂

2022-06-05

1

Watilaras

Watilaras

keren bgy 🥰

2022-01-13

1

Diza_pratama

Diza_pratama

WHATT???
OMGGG.....😱😱
begitulahhh....kata alicia

2021-09-21

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!