Eps 15

"makanlah...aku akan keluar...aku mau saat aku masuk kamu sudah sekesai makan..." ancam Faiz lalu keluar kamar meninggalkan Zahra yang masih saja diam.

Zahra memandangi makanan yang telah di ambil oleh suaminya tadi, dia pun memakan makanan itu sampai habis, walaupun rasanya malas untuk makan namun katena Zahra takut dengan kemarahan Faiz dengan berat hati dia pun menghabiskan makanannya.

Tak berapa lama Faiz kembali ke kamar, dia tersenyum melihat piring yang di tinggalkannya tadi sudah kosong. Faiz mengambil obat yang di berikan dokter lalu memberikannya kepada Zahra.

"Minumlah...kau harus istirahat..." ucap Faiz.

Zahra mengambil obat itu dan langsung meminumnya, Faiz menatap Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan membuat Zahra kadi salah tingkah. Akhirnua Zahra kembali membaringkan tubuhnya dan berpura-pura tidur.

Maafkan aku telah berbuat kasar padamu...

Maaf jika menikah denganku menjadi beban

dan derita bagimu...

Namun aku bersyukur dapat memilikimu...

Aku akan berusaha berikan yang terbaik untukmu...

Bathin Faiz lalu dia pun keluar dari kamar agar Zahra dapat istirahat dengan baik.

******

Di malam hari...

Zahra terbangun dari tidurnya, dia merasa ada benda berat yang menindih tubuhnya, Zahra mengerjapkan matanya mencoba menjauhkan benda berat yang menimpa dirinya itu.

Zahra kaget saat tahu, benda yang menimpa dirinya adalah pelukan dari Faiz. Zahra berusaha lepas dari pelukan Faiz. Sebelum itu dia kembali melihat wajah teduh suaminya di saat tidur. Zhara turun dari tempat tidur pelan-pelan dia merasa badannya sudah mulai enakkan.

Dia pun pindah duduk di Shofa lalu memainkan ponsel butut miliknya.

Zahra mendapatkan pesan dari Alisya.

"Ra...kamu jadi kuliah kan...??"

"Aku dapat rekomendasi universitas yang cocok buat kita..."

"Kamu asti mau kuliah bareng aku kan...??"

"Kita pasti akan bareng lagi kan Ra..."

Beberapa pesan masuk belum sempat di bacanya, karena sejak pulang dari salon berbagai rentetan peristiwa yang terjadi membuatnya lupa dengan ponselnya.

Zahra hendak membalas pesan dari Alisya, namun seketika Zahra tersadar dengan pakaian yang di kenakannya yang telah berganti dengan piyama.

"Siapa yangbtelah mengganti pakaianku??" gumam Zahra bingung.

"Gak mungkin mas Faiz yang mengganti pakaianku..."

"Tapi kalau benaran dia...berarti dia sudah melihat tubuhku...???"

"Ya Allah...ampunilah dosaku..."

"Walaupun dia melihat tubuhku...dia kan suamiku...berarti gak dosa..."

"Astaghfirullah....kenapa jadi begini...??"

Zahra sibuk bermonolog dengan dirinya sendiri hingga dia pun lupa membalas pesan dari Alisya.

Zahra terus berfikiran yang tidak-tidak, hingga akhirnya dia pun tertidur dengan pikirannya yang masih tak karuan.

Jam 1.00 tengah malam.

Faiz terbangun, dia merasa kehilangan, dia meraba-raba kasur di sampingnya namun dia tidak mendapatinya hingga dia pun bangun dan duduk.

"Ra...Ara...Zahra..." Faiz memanggil-manggil nama istrinya, Faiz berdiri lalu memcari Zahra di kamar mandi.

Dia membuka pintu kamar mandi namun dia tak menemukan Zahra di sana.

Faiz pun mulai panik seketika, hingga akhirnya matanya menangkap sosok yang tertidur pulas di Shofa.

"Sebegitu marahnya dirimu padaku hingga kau menjauhiku...??" gumam Faiz merasa sedih.

Dia pun melangkah mendekati Zahra dan mengangkat tubuh Zahra dan membaringkannya kembali ke ranjang. Kali ini Faiz tak berani memeluk tubuh Zahra lagi, dia takut Zahra kembali pindah ke Shofa sehingga membuatnya pegal-pegal.

******

Keesokan harinya...

Zahra bangun seperti biasa, dia melaksanakan tugasnya sebagai istri Faiz, memyiapkan pakaian serta memasangkan kemeja Faiz, namun di saat hendak memasang dasi Zahra mulai bingung.

"Belajarlah memasangkan dasi agar aku tak perlu repot memasang sendiri..." ucap Faiz dengan nada yang lembut.

Zahra heran dengan Faiz yang tampaknya berubah, namun mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Iya." jawab Zahra singkat lalu mereka pun keluar kamar dan turun le ruang makan untuk sarapan.

Seperti boasa Faiz menggenggam tanga Zahra, namun hati Zahra merasa nyaman dengan genggaman itu.

"pagi Sayang..." sapa Rahayu yang melihat kedatangan Faiz dan Zahra di ruang makan.

"Pagi ma...pa..." sapa Zahra sopan.

"Kamu udah sembuh nak...???" tanya Adrian pada menantunya.

"Udah mendingan pa..." jawab Zahra.

"Syukurlah..." ucap Adrian.

"Fa...berhubung sekarang sudah masuk masa pendaftaran kuliah...walaupun Zahra sudah menikah, papa mau Zahra tetap melanjutkan sekolahnya..." ujar Adrian pada Faiz agar mengizinkan Zahra untuk kuliah.

Faiz menoleh pada Zahra "Tetserah Zahra aja pa...Kalau dia mau kuliah itu bagus..." ucap Faiz yang juga menyetujui Zahra untyk kuliah.

Zahra tersenyum bahagia menoleh pada suaminya, karena Zahra memang ingin melanjutkan kuliahnya bahkan dia sempat berfikir untuk mengubur cita-citanya setelah menikah.

Zahra sangat bersyukur kedua mertuanya serta suaminya mendukungnya untuk melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas.

"Kamu mau kukiah dimana Ra...??" Tanya Rahayu pada Zahra.

"Mhm...Ara mau kuliah di Universitas XX bareng sahabat Ara..." jawab Zahra jujur.

"Ya udah...kamu bisa temani Zahra kan Fa...???" tanya Adrian lagi.

"Iya pa...nanti pas istirahat kita berangkat..." ucap Faiz sambil menoleh pada istrinya.

Zahra sangat bahagia, namun dalam kebahagiaannya terselip berbagai pertanyaan atas perubahan Faiz yang tampak baik padanya.

"Mungkin hanya karena di depan orang tuanya..." bathin Zahra tak ingin berharap lebih.

"Ya udah kita sarapan dulu...nanti Faiz malah terlambat kalau di ajak ngobrol terus..." ucap Rahayu.

Zahra mengambilkan makanan untuk Faiz, lalu memberikannya pada Faiz setelah itu dia pun mengambil makanan untuk dirinya.

Mereka menikmati sarapan pagi dengan nikmat, Zahra merasa ada yang beda namun tak begitu di hiraukannya.

Setelah selesai makan, Zahra mengantarkan Faiz ke teras, Zahra menyalami tangan Faiz lalu mencium punggung tangan suaminya. Faiz pun mengecup puncak kepala Zahra.

"Kalau kamu mau ke rumah ibu dan bapak pergilah...aku mengizinkanmu...tapi ingay nanti di jam istirahat sekolah kita berangkat ke universitas XX untuk melihat persyaratan yang harus kita siapkan.

"Terima kasih..." lirih Zahra.

Faiz pun melangkah meninggalkan Zahra, Sesampai di sekolah Faiz pun menertibkan beberapa siswa yang tida sesuai aturan, dan mengoreksi kebersihan sekolah. Dan tidak lupa dia memberi hukuman pada siswa yang datang terlambat datang ke sekolah.

Saat Zahra mendengar bunyi bel masuk kelas dari kediaman Adrian, dia langsung turun tangga menghampiri Rahayu yang sedang duduk santai di ruang keluarga bersama Adrian.

"ma...pa...Ara mau ke rumah ibuk dan bapak..." ucap Zahra minta izin pada kedua mertuanya.

"ya udah...salam buat buk Siti dan mang Uddin ya nak..." ucap Adrian lemah lembut.

Adrian jauh berbeda dengan Faiz, Adrian sangat penyayang, walaupun dia sangat disiplin namun dia di kenal sebagai kepala sekolah yang ramah di masa dia menjabat menjadi kepala sekolah.

"Iya pa..." ucap Zahra lalu Zahra menyalami kedua tangan mertuanya, dan berlalu menuju rumahnya yang tidak jauh dari kediaman Adrian.

Bersambung....

.

.

.

.

jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...

# like...

# koment...

# Vote...

# dan hadiah...

terimakasih pembaca setiaku...

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

Alhamdulillah akhirnya Faiz berubah menjadi sangat perhatian sama Zahra

2022-06-05

1

Marlis Nasution

Marlis Nasution

nice

2021-08-27

1

Santi Simbage

Santi Simbage

suka

2021-08-23

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!