Eps 11

"Mama...sama...papa serius...???" tanya Zahra dengan mata berbinar. karena Zahra sangat ingin kuliah seperti teman-temannya.

"Iya nak....mama sama papa gak mau kamu kehilangan cita-citamu dengan menikah dengan Faiz..." ucap Rahayu dengan tulus.

Walaupun Zahra tidak pernah juara kelas, namun Zahra merupakan anak yang pintar, sehingga Rahayu dan Adrian tidak ingin Zahra berhenti sekolah karena pernikahan yang mendadak baginya.

"Terima kasih ma...pa..." Zahra memeluk ibu mertuanya dia sangat bahagia dengan kabar yang baru saja di berikan oleh Mertuanya.

Zahra sangat beruntung memiliki mertua yang sangat perhatian dan pengertian jauh beda dengan suaminya.

Oleh sebab itu, Zahra bertekad akan menjadi menantu yang baik bagi keluarga Adrian.

"Tapi...ma...bagaimana dengan mas Faiz..." tanya Zahra mulai ragu, dia takut Faiz tidak mengizinkannya untuk kuliah.

"Kamu tenang saja...nanti mama sama papa yang bicara dengannya...." ucap Rahayu.

"Iya ma...makasih ma..." ucap Zahra lagi. Zahra benar-benar sangat bahagia dengan hal ini.

Zahra jadi ingin berjumpa dengan ibunya, Zahra ingin menceritakan hal ini pada ibunya.

"Ma...Zahra boleh pulang ke rumah...???" tanya Zahra hati-hati karena dia takut Adrian atau Rahayu marah karena kemarin dia juga minta izin untuk pulang ke rumahnya.

"Boleh...tapi jangan lama-lama ya...nanti Faiz makan siang di rumah..." ucap Rahayu lembut.

"Makasih ma..." Zahra pun bangkit dari duduknya dan langsung melangkah cepat hendak pulang ke rumah ibunya.

Adrian dan Rahayu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah menantunya yang masih pecicilan.

Zahra melangkah dengan semangat, dia sudah tak sabar memberitahu kedua orang tuanya berita bahagia menurutnya di pertengahan jalan.

"Kau mau kemana???" suara yang tak asing menghentikan langkahnya.

Zahra membalikkan tubuhnya menoleh pada asal suara yang mengajaknya bicara.

"A...a..ku ma...u ke rumah ibuk sebentar..." jawab Zahra gugup.

Faiz mendekati Zahra membuat wajah Zahra pucat seketika dia takut, Faiz akan memarahinya karena keluar rumah tanpa izinnya.

"Siapa yang mengizinkanmu untuk keluar dari rumah..." tanya Faiz penuh penekanan.

"A...a..ku min...ta izin sama mama..." jawab Zahra terbata-bata karena takut melihat sorotan mata Faiz yang tajam seakan ingin membunuhnya saat itu juga.

"Apakah mama itu suamimu???" tanya Faiz semakin menakutkan.

"Ti...ti..dak..." jawab Zahra.

"Saat ini aku yang menentukan segalanya tentang dirimu..." ucap Faiz penuh dengan amarah.

Zahra hanya menunduk, dia berusaha menahan air matanya yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Ba...ba...iklah..." ucap Zahra lalu dia pun hendak kembali ke rumah kediaman Adrian, dia mengurungkan niatnya untuk berjumpa dengan ibunya.

"Aku akan menemanimu ke rumah, nanti siang setelah istirahat...tunggu aku di rumah..." ucap Faiz dengan nada yang mulai merendah sorotan matanya pun telah berubah.

"Ba..ik..." ucap Zahra dia pun berlalu meninggalkan Faiz.

"Dasar...laki-laki aneh..." gerutu Zahra yang ternyata masih dapat di dengar oleh Faiz.

Faiz melangkah cepat meghampiri Zahra yang berjalan menjauhinya.

Saat menyadari Faiz telah berada di sampingnya, Zahra menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Zahra heran.

"Kalau mau mengataiku jangan di belakangku..."ucapnya dingin tepat di telinga Zahra membuat Zahra kaget mendengarnya

"Apakah dia bisa mendengar gerutuanku tadi..." bathin Zahra.

"Aku ti...ti...dak mengataimu..." Zagra berusaha mengelak.

Satu jitakan melayang di kepala Zahra. "Dasar anak pembangkang...dari kecil tak pernah berubah..." ujar Faiz lalu dia pun pergi meninggalkan Zahra yang masih terpaku mendengar ucapan Faiz.

Bersambung....

jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...

# like...

# koment...

# Vote...

# dan hadiah...

terimakasih pembaca setiaku...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***





