Eps 3

Faiz memasangkan cincin pernikahan di jari manis Zahra. Zahra mengambil tangan Faiz lalu mencium tangan pria yang kini telah sah menjadi suaminya.

Faiz hanya menatap tajam pada Zahra, dia merasa kesal dan marah karena kebodohan gadis yang kini telah sah menyandang status istrinya.

Siti melihat amarah di mata Faiz, Siti khawatir dengan kehidupan Zahra setelah nenikah dengan Faiz. Dia pun hanya mampu berdo'a agar Zahra kuat dan dapat bahagia dengan pernikahan yang terpaksa ini.

Rahayu merangkul menantunya.

"Terima kasih sayang..." bisik Rahayu bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, dia bahagia kini Zahra telah menjadi menantunya, namun dia bersedih karena merasa bersalah telah memaksa Zahra untuk menikah dengan putranya.

Zahra hanya diam terpaku, dia tidak tahu harus bagaimana.

Upacara pernikahan pun selesai, Faiz membawa Zahra menuju kamarnya. Dari ruang tamu dia menggandeng tangan Zahra, namun sesampai di kamarnya, Faiz langsung mendorong Zahra ke ranjang.

Zahra kaget dengan perbuatan yang di lakukan oleh Faiz. Faiz menghampiri Zahra lalu mencengkram dagu Zahra.

"Apa yang kau inginkan menerima pernikahan ini???" Tanya Faiz dengan sinisnya, membuat Zahra ketakutan dan meneteskan air matanya.

"Jika kau ingin bahagia dan harta dengan menerina pernikahan ini...sedikitpun aku takkan membiarkannya..."

"jangan pernah kau harap bisa bahagia hidup bersamaku..." ucapan Faiz menyayat hati Alya.

Zahra yang selalu hidup bahagia, dihadapkan dengan sikap kejam Faiz membuatnya Terpukul dan takut untuk menjalani hidup bersama suaminya.

Namun Zahra tidak dapat berbuat apa-apa karena dia tidak mungkin menolak permintaan Adrian yang selalu membantunya di setiap kesulitan.

Zahra akan berusaha untuk berjuang menjalani hari-harinya bersama suaminya yang di kenal dengan kekejamannya.

Faiz pun meninggalkan Zahra yang masih trauma dengan kata-kata kasar yang di lontarkan Faiz, Faiz melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan Zahra kini duduk terpaku di atas ranjang. Zahra sangat terpukul dengan sikap Faiz padanya.

Zahra pun menangis meluapkan rasa sakit yang di terimanya di hari pernikahannya. Dia tak menyangka akan terperangkap di pernikahan tanpa cinta ini. Bahkan dia pun harus mendapat perlakuan kasar dari suaminya.

Satu jam berlalu, Faiz sengaja berlama-lama di dalam kamar mandi agar dapat menghindari wanita yang kini telah menjadi istrinya.

Entah mengapa sejak wanita itu menerima permintaan Papanya Adrian, dia menjadi sangat membenci Zahra.

Walaupun Faiz sadar hal ini tidak sepenuhnya salah Zahra namun hanya pada Zahra ia dapat melampiaskan amarahnya.

Saat dia keluar dari kamar mandi, dia mendapati Zahra yang masih terduduk menangkupkan wajahnya di lututnya. Faiz merasa kasihan melihat Zahra namun semua rasa kasihan itu di tepisnya.

Faiz membiarkan Zahra yang masih mematung di atas ranjang, dia mengambil baju santainya lalu berjalan menuju balkon. Faiz mencoba menenangkan dirinya dari amarahnya akibat pernikahan memdadak yang di rencanakan kedua orang tuanya.