Eps 13

Satu jitakan melayang di kepala Zahra. "Dasar anak pembangkang...dari kecil tak pernah berubah..." ujar Faiz lalu dia pun pergi meninggalkan Zahra yang masih terpaku mendengar ucapan Faiz.

Zahra pun melangkah kembali ke rumah mertuanya, dia terpaksa mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah orang tuanya.Dia kembali dengan wajah sendunya.

"Lho....kok udah balik???" tanya Rahayu heran melihat Zahra sudah kembali.

"Mhm...gak pa-pa ma...Ara pikir ibuk lagi sibuk, lebih baik nanti siang Ara kesana..." Zahra berusaha memberi alasan.

"Owh...ya udah...kamu mau ngapain sekarang...?" tanya Rahayu.

"Belum tahu ma..." jawab Zahra bingung.

"Ikut mama yuk..." Ajak Rahayu.

"Kemana ma...???"

"Ke salon..."

"Tapi ma...Ara..." Zahra bingung harus bilang apa, karena dia tak mungkin pergi tanpa izin suaminya.

"Tapi apa...???"

"Mhm...Ara belum minta izin mas Faiz..." jawab Zahra jujur bingung harus menjawab apa.

"Ya udah kamu hubungi Faiz dulu gih..." titah Rahayu.

Namun Zahra hanya diam saja, tidak melakukan perintah mama mertuanya. Rahayu heran dengan tingkah Zahra.

"Ada apa???" tanya Rahayu lagi.

"Ara...gak punya no. hp nya ma..." jawab Zahra jujur menundukkan kepalanya.

"Ya ampun Ara...ya udah...mama yang hubungi dia ya..." ucap Rahayu lalu mengeluarkan ponsel dari tasnya.

Dia mencoba menghubungi putranya, beberapa kali panggilan namun tak ada jawaban dari Faiz.

"Ya udah kita pergi aja dulu...nanti mama yang ngomong sama Faiz..." ucap Rahayu santai.

Dia menarik tangan Zahra untuk mengikutinya, akhirnya Zahra mengikuti langkah mama mertuanya karena dia tak bisa menolak ajakan mertuanya itu.

Zahra dan mama mertuanya pun pergi ke salon yang tidak jauh dari komplek perumahan mereka. Mereka pergi menggunakan mobil pribadi Rahayu.

Rahayu sudah terbiasa memanjakan dirinya, semenjak Adrian menikahinya, Adrian memberikan fasilitas yang dapat di gunakannya untuk bersenang-senang. Namun Rahayu tidak menyalahgunakan fasilitas teraebut. Dia hanya memanfaatn fasilitas itu dengan sebaik-baiknya.

Rahayu sengaja mengajak Zahra ke salon agar menantunya ini bisa merawat dirinya, supaya Faiz terpukau dan mulai mencintai gadis lugu seperti Zahra yang tidak pernah mengenal make up.

Rahayu berharap, dengan perubahan Zahra membuat Putranya tertarik dan jatuh hati pada Zahra, karena Rahayu yakin Zahra bisa memikat hati putranya.

Jam istirahat tiba...

Faiz yang berjanji pada Zahra untuk menemaninya ke rumah orang tua Zahra langsung pulang ke rumahnya.

Saat masuk rumahnya Faiz melihat rumahnya yang sepi langsung berfikiran Zahra berada di kamarnya, dia pun langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Faiz langsung membuka pintu kamarnya, namun matanya tak menemukan sosok istrinya berada di kamar itu, Faiz melangkah menuju kamar mandi memastikan istrinya entah berada di dalam kamar mandi itu.

"Ra...Zahra..." teriak Faiz. Namun tidak ada sahutan sama sekali dari wanita yang di carinya.

Faiz memastikan Zahra memang tidak ada di kamarnya, dia pun keluar menuju lantai satu. Faiz mencari-cari Zahra, namun dia enggan meneriaki nama istrinya itu.

Adrian yang melihat putranya seperti kehilangan sesuatu langsung menghampiri Faiz.

"Kamu cari apa Fa..." tanya Adrian saat telah berada di dekat Faiz.

"Mhm...mama mana pa???" tanya Faiz pada papanya.

"Mamamu pergi ke salon..." jawab Adrian.

"Sama siapa??"Faiz

"Sendiri..."Adrian.

"lalu...Zahra mana pa???" tanya Faiz lagi.

"Mhm...tadi Zahra minta izin mau ke rumah orang tuanya..." jawab Adrian lagi.

"Kamu kenapa sich...baru juga sebentar gak ketemu istrinya udah kangen..." goda Adrian pada putranya.

" papa juga dulu seperti itu...setiap ada kesempatan pulang...papa pulang ke rumah hanya untuk menemui mamamu..." cerita Adrian mengenang masa-masa dia menjadi kepala sekolah sebelum di gantikan oleh putranya.

Faiz hanya mendengarkan ocehan papanya, dalam pikirannya saat ini telah panas dan penuh amarah. Dia tak menyangka Zahra membangkang perintahnya.

Zahra berani pergi tanpa izinnya, dia beranggapan Zahra tidak bisa menghormatinya sebagai seorang suami.

"Owh...ya udah pa...Faiz balik ke sekolah lagi ya..." ucap Faiz meninggalkan Adrian yang masih bingung dengan tingkah Faiz.

Saat ini amarah Faiz sangat memuncak, dia melangkah melewati siswa-siswi yang sedang beristirahat dengan wajah dinginnya membuat para siswa-siswi ketakutan padanya.

Sejak dia menjadi kepala sekolah, cap Kejam telah menempel pada dirinya, mulai dari junior hingga senior mencap Faiz adalah Kepala Sekolah yang kejam.

Sesampai di kantor, Faiz mencoba menghubungi Zahra namun dia lupa bahwa dia tidak memiliki nomor ponsel Zahra.

Dia membanting hpnya ke atas meja. Faiz memanggil Ridho asisten pribadi dan sekaligus sahabatnya.

"Dho...bisa kau ke ruanganku..." ucap Faiz melalui telpon sambung yang ada di ruangannya.

Tak berapa lama Ridho pun mengetuk pintu ruangannya.

"Ada apa bro??" tanya Ridho yang heran melihat sahabatnya ini seperti orang aedang galau.

Ridho adalah sahabat Faiz semenjak bangku SMA yang saat itu dia bersekolah di sekolah Harapan Bangsa. Ridho adalah satu-satunya orang yang dapat mengenal Faiz luar dalam, bahwa Sesungguhnya Faiz adalah orang yang ramah dan berhati baik hanya saja penampilan luarnya terlihat dingin, angkuh, kasar dan kejam.

"Bisakah kau memastikan Zahra berada di rumah orang tuanya saat ini...??" tanya Faiz pada Ridho.

"Ternyataaaaa...sahabatku ini galau karena wanita ingusan itu..." ejek Ridho.

"bisa atau tidak..." ucap Faiz kesal melihat ekspresai sahabtnya yang selalu bertingkah konyol di hadapannya.

Ridho memang seorang yang cengengesan, dan terlihat santai, jauh beda dengan Faiz namun kecerdasannya melebihi kepala sekolah kejam itu. Karena semasa sekolah Faiz selalu berada di urutan kedua setelah dirinya.

"Baiklah...aku akan kesana..." ucap Ridho lalubhendak melangkahkan kakinya ke luar ruangan Faiz.

"Tapi ingat....jangan sampai kau ketahuan mencari tahu keberadaannya...bisa-bisa besar kepala tuh cewek ingusan itu..." ucap Faiz mengingatkan Ridho.

"Oke boss..." ucap Ridho dan dia pun berlalu. Melaksanakan perintah Faiz yang posisinya sebagai atasannya.

Faiz masih uring-uringan memikirkan keberadaan Zahra, entah mengapa dia sangat marah mengetahui wanita itu pergi keluar rumah tanpa izin darinya.

Faiz mencoba mengalihkan pikirannya dengan membuka beberapa berkas-berkas penting yang harus di selesaikannya sambil menunggu informasi dari Ridho.

Di tempat lain Zahra sibuk melihat jam di ponselnya, jan istirahat telah berlalu namun kegiatan mereka di salon belum juga selesai, membuat Zahra semakin risau dia yakin Daiz akan sangat murka padanya karena keluar rumah tanpa uzin dari suaminya itu.

"Ada apa Ra...???" tanya Rahayu yang menangkap wajah cemas menantunya.

"nggak Apa-apa ma..." Zahra menjawab singkat berusaha menyembunyikan kecemasannya dirinya.

"Owh....habis ini kita creambath dulu ya..." ucap Rahayu santai.

Zahra terpaksa mengangguk pasrah mengiyakan ucapan mama mertuanya.

Bersambung....

.

.

.

.

jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...

# like...

# koment...

# Vote...

# dan hadiah...

terimakasih pembaca setiaku...

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

pasti ini Mama nya sengaja buat anaknya marah dan cemburu kalau Zahra Ndak ada dirumah

2022-06-05

1

Santi Simbage

Santi Simbage

nah Faiz udah mulai buncin kan...

2021-08-23

0

Azfa Humaira

Azfa Humaira

aku suka karyamu thor

2021-08-22

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!