Eps 4

Zahra selesai mandi, dia bingung harus bagaimana, dia pun keluar kamar untuk membantu Rahayu dan beberapa pelayan mempersiapkan makan malam.

Saat Zahra hendak keluar.

"Kau mau kemana??" teriak Faiz membuat Zahra langsung menghentikan langkahnya, dia pun membalikkan tubuhnya menatap pada asal suara yang bertanya padanya.

"A...a..ku...mau membantu mempersiapkan makan malam..." jawab Zahra menundukkan kepalanya.

"Pergilah..." Suruh Faiz cuek, Zahra pun langsung keluar dari kamar itu, setidaknya dapat bebas dari pria kejam yang telah sah menjadi suaminya.

Zahra menuruni anak tangga menuju dapur, saat Zahra baru saja menginjak lantai 1, Rahayu melihat Zahra dan menghampirinya.

"Kamu mau kemana???" tanya Rahayu pelan.

"Mhm...Zahra mau ke dapur nyonya..." jawab Zahra.

"Sayang...jangan panggil nyonya...saat ini kamu adalah menantu mama yang berarti juga anak mama...mulai hari ini kamu panggil mama ya sayang..." pinta Rahayu pada menantunya.

"Ba..ba...ik ma..ma..." ucap Zahra gugup.

"Ngapain ke dapur sayang kamu butuh sesuatu...???" tanya Rahayu heran.

"Bu..kan ma...Aku mau bantu-bantu untuk mempersiapkan makan malam..." jawab Zahra jujur pada mama mertuanya

"Nggak usah...pelayan disini sudah terlalu banyak untuk mengerjakan hal itu...kamu disini anak mama...kamu gak boleh repot-repot...cukup urus saja segala kebutuhan suamimu..." ujar Rahayu.

Di kediaman Adrian, memang di sediakan banyak pelayan, mereka bekerja sesuai tugas mereka masing-masing.

"Nggak apa-apa ma...sekedar membantu saja...."ucap Zahra membujuk mama mertuanya agar mengizinkannya untuk memasak di dapur.

"Gak usah...Mhm...Faiz lagi ngapain??" tanya Rahayu pada menantunya.

"Mhm...lagi istirahat ma..." jawab Zahra.

"Ya udah...kamu temani Faiz istirahat saja..." Perintah Rahayu pada menantunya.

"Mhmm...ma...Zahra takut gangguin mas Faiz...bolehlah Zahra ke rumah ibuk???" tanya Zahra hati-hati.

Zahra tidak tahu harus bagaimana berada di dekat Faiz. Dan Zahra saat ini berusaha menghindar dari pria yang kejam berwujud suami baginya.

"Owh...ya udah...oia bilang sama bapak sama ibukmu untuk mempersiapkan berkas-berkas untuk pernikahan kalian yang secara sah sesuai agama dan hukum..." ucap Rahayu.

Adrian memaksa mereka menikah secara siri agar Faiz tidak menolak permintaannya untuk menikahi Zahra, dan setelah surat menyuratnya selesai pernikahan mereka akan di selenggarakan secepatnya.

"I..iya ma..." jawab Zahra "Kalau begitu Zahra izin dulu ya ma..." Zahra berpamitan pada mama mertuanya lalu dia pun melangkah keluar rumah menuju rumah orang tuanya yang berada di belakang sekolah, sedangkan kediaman Adrian berada di bagian depan sekolah.

Zahra sangat bersyukur untuk beberapa saat ini dia bisa terbebas dari suaminya. Sejujurnya Zahra masih syok dengan statusnya yang telah berubah menjadi seorang istri di usianya yang muda terlebih dia baru saja tamat Sekolah Menengah Atas.

Zahra masih memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas dan saat ini semua cita-citanya telah sirna. Zahra akan mencoba mengubur semua impiannya demi mengabdi sebagai istri putra tunggal keluarga Hermawan.