Setelah Reyhan berangkat ke sekolahnya, aku pun ikut bersiap untuk pergi ke tokoku bersama dengan May, gadis kecilku. Setelah mendandani May dengan sedemikian rupa. Aku meraih tas selempang ku, lalu menggandeng tangan May sambil berjalan dengan semangat yang kembali menggebu. Hingga ingin rasanya aku menulis kisah yang baru. Hanya tentang aku dan anak-anakku.
Sebelum aku sampai ke depan pintu, tiba-tiba sebuah suara yang tidak ingin aku dengar sama sekali menghentikan langkahku. Aku mematung.
"Hebat kamu ya, meski Mas Hendri membawa madumu, kamu tetap saja bertahan dengannya. " ujarnya dengan melipat tangan diatas dada. Entah dia mau menyombongkan apa. Aku tidak tahu. Dan tidak mau tahu.
"Tapi jangan khawatir, dia masih mencintaimu kok, dan dia akan adil untuk kita berdua. Yah setidaknya sampai anak ini lahir. Dan setelahnya kamu yang akan ditendang dari sisi Mas Hendri, keluar dari rumah ini." sambungnya. Kalimatnya seakan mengancamku.
Mendengar semua itu, aku sedikit meradang. Ingin rasanya aku mencabik habis wajah yang sok lugunya itu, tapi sebisa mungkin aku tahan, ku suruh May untuk menunggu ku di teras depan, karena aku ingin sedikit meladeni satu ular yang ada dibelakangku. Aku berbalik menghadapnya, dengan tatapan remeh.
"Uhhh aku takut." pura-pura ku. Agar dia merasa menang dulu.
"Heuh! Tapi menurutku kamu lebih hebat, karena apa? karena kamu mampu menghancurkan kebahagiaan perempuan lain, demi mencapai kebahagiaanmu sendiri." ucapku dengan tenang namun tegas.
"Dan asal kamu tahu, aku sudah tidak butuh cinta Mas Hendri, silahkan ambil saja dia, karena sungguh aku tidak sudi untuk berbagi, apalagi dengan yah kamu bisa nilai sendiri lah dirimu seperti apa?" sambungku. Alis ku terangkat. Dan ku lipat tanganku di dada mengikuti gayanya yang sok berkuasa.
Ku lihat dia menggeram, dan meremat tangannya karena mendengar ucapanku. Uh membuatku merasa menang satu langkah darinya. Ya aku tidak boleh payah hanya karena satu wanita murahan yang sedang mencoba menyulut emosiku.
"Kenapa? Kau mau marah? Perlu kamu ingat ya, disini istanaku, kamu ku izinkan masuk karena anak yang ada dalam kandunganmu, jadi tidak usah geer kalo aku bisa menerima mu dengan baik, kalo caramu saja busuk! "
Aku segera membalikkan tubuhku dan berniat melangkah pergi, karena berlama-lama dengannya sungguh membuatku merasa mual dan ingin muntah.
Tapi sebelum itu, dia meraih pundakku dengan kuat. Hingga aku terpaksa menghentikan laju kakiku.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu! " ujarku memperingatkannya.
"Bajuku saja rasanya muak denganmu."
"Kurang ajar." bentaknya.
"Sudahlah, aku sedang tidak ingin berdebat, kalo kamu tidak terima dengan ucapanku, seharusnya kamu berpikir seribu kali terlebih dahulu ketika kamu akan melakukan hal menjijikkan itu." ucapku mematahkan kembali semangat nya untuk membalasku.
Kau sudah menginjak harga diri ku, jadi jangan salahkan aku jika aku menginjakmu kembali, karena kali ini, rasa belas kasihku telah mati.
Ku lihat Mas Hendri keluar dari kamarnya mungkin karena mendengar perdebatan kami, tapi aku tidak peduli sama sekali. Ia mendekat kearah kami berdua.
"Kalisa, Sela ada apasih kalian ribut-ribut? " tanyanya dengan gusar.
Huh. Bahkan kau sangat fasih ya menyebut namanya.
"Itu tuh Mas Mba Ka—"
"Tanyakan saja pada wanita ular yang sangat kau cintai ini." potongku.
"Kal." panggil Mas Hendri.
Namun tanpa permisi aku langsung melenggang saja keluar untuk menemui May, karena sungguh kali ini aku benar-benar mual.
********
Siang ini matahari begitu terik, namun panasnya masih belum bisa mengalahkan panas api yang membara didalam hatiku, ini masih panas biasa menurutku.
Ketika aku sedang berdiri diluar, aku melihat Mas Ardi melintas didepan toko ku karena aku ingat belum bayar uang servis ku kemarin jadi aku memanggilnya untuk mendekat. Lelaki itu menurut, dan mulai melangkah ke arahku. Aku mempersilahkannya untuk duduk.
Setelah beberapa saat aku berbincang dengannya, aku kembali dibuat kagum akan sikap dan sifatnya, dan sungguh aku tak menyangka ternyata dia memperistri Alya gadis imut yang suka belanja di toko ku dan bermain dengan si kecil May. Cinta memang tidak ada yang tahu ya akan berlabuh kemana.
Sebelumnya memang aku sudah kagum dengan sosok Mas Ardi, jika aku tak ingat setiaku pada Mas Hendri mungkin aku akan berusaha menggoda dan mendapatkannya. Tapi aku bersyukur, diriku masih punya iman dan takwa, sehingga aku tidak melakukan itu semua.
'Kamu beruntung Alya mendapatkan dia, semoga kalian benar-benar bisa menjaga rumah tangga kalian berdua ya. Tidak seperti aku, yang sudah melangkah jauh, Mas Hendri malah merenggut semua kepercayaan ku, mengambil keyakinan ku akan cinta sejati yang bisa dibawa hingga mati'
***********
Like and komennya ditunggu ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ari yani
ayo kal aku dukung,jangan mau kalah dengan wanita uler yang sok polos.
2023-06-27
0
himawatidewi satyawira
br inget ini to khalisa yng nangis sambil teriak"
2023-06-25
0
Wanda Revano
dasar marsela ulat bulu...setidaknya aman lah kalisa gk lemah2 amat dia wanita kuat klo cuma menghempaskan ulat bulu sicuma ditiup doang keknya bisa lah ya
2022-12-08
0