Alex membawa Amanda masuk kedalam ruangannya. Amanda merasa bingung dengan sikap Alex lebih bingung lagi karena ia dibawa masuk kedalam ruangan yang seperti kantor didalam restoran ini.
"Tuan Alex, apa kamu pemilik restoran ini?" Tanya Amanda dengan menatap Alex.
"Hmm, ya!" Jawab Alex dengan sedikit mengangguk.
"Duduklah!" Lanjut Alex mempersikahkan Amanda duduk.
"Tidak terimakasih, aku harus pergi dan mencari pekerjaan ditempat lain! Permisi!" Ucap Amanda kemudian berbalik dan ingin pergi.
Namun saat ia melangkah, Alex menahan langkahnya dengan menarik tangannya. "Aku bilang duduklah dulu, kita perlu bicara!" Ucap Alex dengan menatap lekat Amanda.
Seketika Amanda teringat sesuatu dan ia juga menatap Alex. "Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu Tuan!" Ucap Amanda dengan serius menatap Alex.
"Baiklah, kalau begitu duduklah. Aku akan meminta pelayan untuk mengantar makanan, kita bicara setelah makan siang!" Jawab Alex sambil melangkah menuju meja kerjanya dan menghubungi Siska melalui interkom untuk menyuruh pelayan restoran mengantar makanan yang ia pesan ke ruangannya.
Amanda pun duduk disofa yang ada didalam ruangan Alex sambil matanya menyapu seluruh ruangan tersebut.
Tidak heran kalau ruangan Tuan Alex sebagus dan semewah ini!
Batin Amanda menatap kagum pada restoran juga ruangan milik Alex yang begitu mewah ini. Amanda duduk disofa panjang disusul Alex yang duduk single sofa.
"Jadi tadi kamu mengatakan ingin pergi karena ada urusan, kamu sedang mencari pekerjaan?" Tanya Alex memulai untuk membuka percakapan diantara mereka.
"Hemm..iya." Jawab Amanda dengan mengangguk.
"Apa yang ingin kamu tanyakan tadi?" Tanya Alex mengingatkan Amanda.
"Ah iya. Tuan, apa yang terjadi semalam denganku?" Tanya Amanda dengan tidak sabar menatap Alex.
Alex mengernyit menatapnya. "Jadi, kamu tidak ingat apa yang terjadi semalam?" Tanya balik Alex dengan menatap Amanda.
"Kalau aku ingat, untuk apa aku bertanya!" Jawab Amanda dengan mencebikkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
Seketika Alex menyunggingkan senyuman tanpa Amanda ketahui. "Kamu yakin ingin tau apa yang terjadi padamu semalam? Ehm..lebih tepatnya pada kita!" Tanya Alex dengan memperhatikan reaksi wajah Amanda yang terkejut terlihat begitu menggemaskan di matanya.
"Hah? A-apa maksudmu Tuan?" Tanya balik Amanda dengan tergagap karena wajah terkejut.
Jadi benar, semalam aku dan Tuan Alex..kita berdua..Tidak! Tidak mungkin!
Wajah Amanda semakin terlihat tegang dan sangat panik.
"Kamu ceritakan dulu kepadaku apa yang kamu ingat semalam!" Pinta Alex dengan menatap Amanda.
"Semalam..a-aku..aku jalan-jalan di taman kota dan..aku berkenalan dengan laki-laki, namanya Egy, ya aku ingat betul namanya Egy..Egy Yudistira. Tapi setelah itu..aku sudah tidak ingat apa-apa lagi, tau-tau saat bangun tadi pagi, aku sudah ada di kamarmu Tuan!" Amanda pun menceritakan yang masih ia ingat.
Alex mengernyit menatap dan mendengarkan Amanda. Egy Yudistira? Batin Alex sambil mengepalkan tangannya.
"Tuan Alex, cepat beri tau aku semalam apa yang terjadi? Kenapa aku ada diVillamu?" Tanya Amanda dengan sangat penasaran.
'Tok Tok Tok'
Alex dan Amanda menoleh ke arah pintu bersamaan. "Masuk!" Ucap Alex.
Kemudian ada dua pelayan restorannya masuk mengantar makanan yang di minta oleh Alex dengan troli. "Tuan Alex, ini pesanan anda!" Ucap salah satu pelayan restoran dengan tersenyum sambil melirik kearah Amanda.
Siapa wanita ini? Tanya pelayan tersebut dalam hati sambil menata makanan yang dibawanya keatas meja. Setelah itu, kedua pelayan tersebut segera keluar.
"Makanlah!" Alex mempersilahkan Amanda untuk makan.
"Tuan, aku mohon beri tau aku dulu!" Pinta Amanda dengan wajah memohon.
Alex menghela nafasnya panjang. "Kamu makan dulu, setelah itu aku akan memberi taumu!" Ucap Alex kemudian meraih sumpit dan mulai menikmati makanan yang telah ia pesan.
Amanda masih diam mematung. Pikirannya masih terus menebak-nebak tentang apa yang terjadi pada dirinya dan Alex.
Baru dua suapan, Alex meletakkan sumpitnya dan meraih gelas yang berisi minuman lalu menguknya. Alex meletakkan kembali gelasnya.
"Baiklah, aku akan beri tau kamu apa yang terjadi dengan kita semalam!" Ucap Alex seketika menyadarkan Amanda dari lamunannya dan langsung menatap Alex.
"Laki-laki yang menemuimu semalam telah mencampurkan obat perangsang didalam minuman yang kamu minum!" Lanjut Alex dengan menatap Amanda.
"Hah? Obat..perangsang?" Pekik Amanda dengan sangat terkejut.
"Ah iya. Aku ingat! Semalam, dia menawariku minum, aku sudah menolaknya tapi dia memaksa, jadi aku merasa tidak enak hati karena dia sudah baik dan aku menerimanya lalu meminumnya!" Ucap Amanda dengan polos menceritakan saat bertemu dengan Egy.
"Aku tidak menyangka kalau dia sudah mencampurkan obat kedalam minumanku! Tapi bagaiman bisa? Botol minumannya masih tersegel kok, aku sendiri yang membukanya!" Lanjut Amanda dengan menggebu menatap Alex.
Alex masih diam mendengarkan Amanda dengan menahan emosinya yang telah tersulut.
"Dasar bodoh!" Ucapnya dengan pelan namun terdengar jelas ditelinga Amanda.
"Apa? Tuan mengataiku bodoh?" Tanya Amanda dengan melebarkan matanya menatap Alex.
"Ya! Mudah sekali kamu berkenalan dengan laki-laki lain yang hampir membuatmu kehilangan kehormatanmu kalau saja..." Ucap Alex dengan emosi kemudian menghentikan ucapannya saat melihat perubahan wajah Amanda yang sudah ingin menangis.
"Kalau saja apa Tuan? Lalu setelah itu apa yang terjadi? Apa Tuan yang telah mengambil kehormatanku semalam? Jawab Tuan!" Tanya Amanda pelan kemudian menaikkan intonasinya di kalimat terakhir sambil menatap Alex dengan nafas yang sudah tidak beraturan karena ia juga sangat emosi dan tidak terima dengan apa yang telah terjadi.
Alex tidak langsung menjawabnya. Ia terus menatap dalam manik mata Amanda yang sudah berkaca-kaca. Kalau saja ia tidak bisa mengendalikan Amanda juga dirinya sendiri, entah apa yang akan terjadi setelah ini.
"Jadi benar, kalau Tuan sudah mengambil kehormatanku? Kenapa Taun diam saja hah?" Amanda berteriak sambil menangis.
"Kenapa ini terjadi kepadaku?" Amanda menangis sambil meremas rambutnya sendiri.
"Aku sudah cukup menderita selama ini, kenapa Tuan tega menambah penderitaanku?" Suara Amanda semakin melemah.
Alex masih diam tidak tau harus dengan cara apa ia memberi tau Amanda. Ia memang sudah menyentuhnya tapi ia sama sekali tidak mengambil kehormatannya.
Amanda kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar dari ruangan Alex dengan menangis. Ia merasa sangat kecewa dengan Alex yang ia pikir kalau Alex adalah super hero dalam hidupnya karena sering sekali menolongnya dengan tiba-tiba, namun pikirannya salah. Ternyata Alex adalah laki-laki berengsek yang telah tega merenggut kehormatannya disaat ia sedang dalam pengaruh obat.
Alex terkejut melihat Amanda yang berlari keluar bagitu saja dengan menangis. Ia pun langsung mengejarnya.
Alex tidak peduli dengan tatapan semua pengunjung yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Ia juga tidak peduli kalau akan ada gosip lagi tentang dirinya. Saat ini yang ada dipikirannya hanya tertuju pada Amanda.
Devan yang melihat Alex keluar dengan langkah terburu-buru, ia mengejarnya.
"Lex, ada apa?" Tanya Devan saat Alex menghentikan langkahnya didepan restorannya.
Alex tidak menjawab Devan, ia meraih ponsel disaku jasnya dan menghubungi Dion.
"Apa kamu mengikutinya?" Tanya Alex dengan cemas setelah Dion mengangkat teleponnya.
"...."
"Awasi dia dan kabari aku kalau terjadi sesuatu padanya!" Ucap Alex memberi perintah pada Dion kemudian ia menutup teleponnya dan menghela nafas lega.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
🌿Ly_tha🌿
yaahhhh....Alex ny mulai bucin deehh😅
2021-12-07
0
Titin Pudyastuti
amanda jgn di buat menderita trus author 😕
2021-11-07
2
Arvi
jdul novel di iklan tu pa ya thor klo tau?
2021-11-06
1