Setelah hampir dua jam pingsan, Amanda tersadar. Ia perlahan membuka matanya lalu menangis kencang.
"Ayaaaah.." Amanda menangis sambil memanggil ayahnya.
"Manda, kamu yang sabar ya! Aku tau pasti ini berat, tapi kita harus bisa ikhlas supaya Om Adam tenang disana." Ucap Riana kepada Amanda denagn lembut sambil mengusap-usap pundaknya untuk menenangkan sahabatnya ini.
Amanda terus menangis merasakan begitu sakit dan sesak di dadanya. Satu-satunya orang yang sangat menyayangi dan disayanginya telah tiada. Harapannya yang ingin membuat ayahnya kembali sembuh sehat seperti semula dan dapat menyaksikan saat ia diwisuda telah musnah. Amanda merasa kehilangan semangat dan harapannya saat ini.
Ia selalu berjuang bekerja siang malam demi membantu meringankan beban ayahnya yang sedang sakit. Amanda rela harus menggantikan ayahnya untuk bekerja banting tulang demi menyambung hidup dirinya dan ayahnya sekaligus untuk membantu membiayai pengobatan ayahnya.
Bahkan saat libur pun, Amanda sering mencari cari pekerjaan disela sela waktunya untuk mendapatkan tambahan uang. Karena Amanda ingin ayahnya cepat bisa dioperasi.
Meski ia sering merasa lelah, namun ia tidak pernah menunjukkan rasa lelahnya. Amanda begitu menyayangi ayahnya. Ia selalu menunjukan senyum cerianya yang begitu manis menutupi rasa lelahnya dihadapan ayahnya supaya ayahnya tidak mengkhawatirkannya.
Amanda turun dari ranjangnya dan ia ingin melihat ayahnya untuk yang terakhir kalinya. Hatinya begitu perih. Ia merasa sangat bersalah karena ia telah membohongi ayahnya semalam.
***
Di restoran mewah milik Alex. Alex masih duduk disofa yang ada didalam ruangannya bersama dengan Veronica dan Devan.
Alex hanya diam dan mendengarkan obrolan antara Devan dan Veronica dengan wajah tanpa ekspresinya. Ia selalu menghindari tatapan Veronica yang sedari tadi selalu mencuri pandang yang disadari olehnya.
"O ya Vero, aku dengar kamu akan menetap lama disini?" Tanya Devan dengan ramah.
"Ya benar, karena kontrak kerjaku di Jerman sudah selesai, dan aku juga baru saja tanda tangan kontrak di salah satu perusahaan perfilman disini untuk membintangi film layar lebar, jadi mungkin aku akan lama tinggal disini." Jawab Veronica kepada Devan dengan melirik kearah Alex dan tersenyum manis.
Dan aku akan mengejarmu lagi Alex! Lanjutnya dalam hati penuh dengan niatan untuk mengejar Alex kembali.
Alex yang tidak sengaja menatap Veronica yang juga sedang menatapnya, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Wah, kalau begitu selamat dan semoga lancar." Ucap Devan dengan rasa kagum sambil menyikut lengan Alex dan langsung mendapat lirikan sinis oleh Alex.
"Thank you Dev!" Jawab Veronica dengan tersenyum manis kepada Devan lalu kembali menatap Alex.
Sebenarnya, Alex masih menyimpan sedikit perasaan kepada Veronica. Bagaimanapun juga, Veronica pernah singgah lama dalam hatinya hingga saat ini, Alex masih sulit menghilangkan bayangan Veronica dalam pikirannya.
Mungkin karena dulu Alex pernah sangat mencintainya. Namun semua sudah berlalu, dan kini Alex sudah tidak mungkin lagi untuk kembali bersama Veronica.
Entah perasaan apa yang masih dirasakan Alex sekarang ini terhadap Veronica. Bayangan saat kebersamaan mereka masih selalu muncul dipikiran Alex. Tapi, setiap kali Alex mengingat apa yang telah terjadi dengan hubungan mereka beberapa tahun yang lalu saat pengkhianatan yang dilakukan Veronica, seketika membuat Alex pun merasakan kekecewaan dan sakit yang begitu dalam dihatinya, mungkin rasa kecewa dan sakit yang ia rasakan melebihi rasa cinta yang pernah ia rasakan kepada Veronica.
Alex sudah benar-benar sangat kecewa. Sedikit pun, ia tidak menginginkan Veronica kembali lagi kepadanya setelah apa yang telah diperbuat oleh wanita itu kepadanya. Meski sulit untuknya melupakan semua kenangan indah bersama sang mantannya ini.
Alex kemudian bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju kursi kebesarannya.
Ia ingin melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat terabaikan karena kedatangan seseorang yang sangat tidak ia harapkan.
Drrt..Drrt..Drrt!
Ponsel Alex yang ditaruh diatas meja kerjanya disamping laptopnya bergetar dan berdering membuat Devan dan Veronica mengalihkan pandangannya ke arah Alex.
Alex langsung meraih ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya lalu segera menerima panggilan telepon tersebut.
"Ya ada apa?" Tanya Alex datar.
"...."
"Apa??" Pekik Alex dan terlihat sangat terkejut sambil bangkit dari kursi kebesarannya membuat Devan seketika ikut bangkit dan mendekatinya.
"...."
"Ok, aku kesana sekarang!" Jawab Alex kemudian menutup sambungan teleponnya dengan raut wajah yang tampak begitu khawatir lalu menatap Devan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Devan dengan tatapan menyelidik.
"Robert menelepon kalau Nicholas kecelakaan dan sekarang ada diruang operasi!" Jawab Ricky dengan serius menatap Devan.
"Apa??" Pekik Devan juga sangat terkejut.
"Kita kesana sekarang!" Ucap Alex sambil menutup laptopnya dan segera beranjak keluar diikuti oleh Devan tanpa menghiraukan keberadaan Veronica.
Veronica pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengejar Alex.
"Alex tunggu!!" Teriak Veronica.
Alex dan Devan menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Veronica yang sedang menghampirinya.
"Sebaiknya kamu pergi dan jangan pernah menemuiku lagi Vero!" Ucap Alex dengan menatap serius Veronica.
"Alex, aku ..."
"Please Vero!" Ucap Alex dengan cepat memotong ucapan Veronica.
Alex kemudian melanjutkan langkahnya dengan cepat bersama Devan meninggalkan Veronica yang masih terpaku ditempat menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Aku bersumpah akan terus menemuimu dan mengejar cintamu lagi Alex! Aku tidak akan pernah melepaskanmu dan membiarkanmu pergi dariku lagi! Kamu hanya milikku!" Gumam Veronica sambil mengepalkan kedua tangannya dengan menatap langkah Alex yang telah menghilang.
Alex dan Devan menuju lift yang langsung mengarah ke lantai bawah tanah yang merupakan basement parkiran di restoran miliknya. Mereka masuk ke dalam mobil sport milik Alex dan Alex segera menyalakan mesin mobilnya lalu melajukannya dengan cepat.
Sesampainya dibasement parkiran rumah sakit, Alex dan Devan segera turun dari mobil dan dengan langkah tergesa-gesa menuju lift.
Rumah sakit yang didatangi Alex bersama Devan merupakan rumah sakit milik keluarga Matthew. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit terbesar dan terbaik dikota itu.
'Ting!'
Suara lift dan pintu terbuka. Alex dan Devan masuk kedalam lift. Selama perjalanan mereka berdua hanya diam dengan pikiran masing-masing. Yang pasti, mereka sama-sama sedang memikirkan Nicholas yang saat ini sedang berada diruang operasi. Berharap kalau teman baiknya ini baik-baik saja.
'Ting!'
Pintu lift terbuka. Alex dan Devan keluar dan berjalan bersama menuju ruang operasi. Ditengah perjalanan, Alex tiba-tiba menghentikan langkahnya karena melihat seorang gadis yang sangat familiar.
Ia terus memperhatikannya dari kejauhan.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Bang Adit👻ᴸᴷ
siapa suruh silingkuh 🙄🙄
pandai gak menyesal tuu budak
2022-12-17
1
Nurdedi
bosan baca novel yang laki lakinya tidak tegas
2022-01-16
0
💞Biim 💞
salah sendiri punya pacar tajir malah milih jadi jalang, ya tanggung sendiri akibatnya, dasar bodoh
2021-10-29
1