Diperumahan dengan kelas menengah kebawah, disebuah rumah yang tampak sangat sederhana, terlihat ketiga sahabat Amanda telah berdiri didepan rumah Amanda. Siapa lagi kalau buka Riana, Nina dan Meli?
Mereka sengaja ingin menemui Amanda dan meminta penjelasan kepada Amanda, karena telah membuat mereka sangat kesal sekaligus khawatir dan kebingungan mencarinya semalam.
Saat mereka ingin mengetuk pintu rumah Amanda, Amanda pun datang dengan diantar ojol sampai depan rumahnya.
"Manda, kamu dari mana aja?" Tanya Riana sambil menghampiri Amanda diikuti Nina dan Meli.
"Iya, kamu harus jelasin ke kita sekarang juga! Kemana kamu semalam?" Tegas Meli yang diangguki oleh Riana dan Nina.
"Iya iya, aku jelasin ke kalian, tapi nanti ya! Sekarang aku harus masuk dulu." Jawab Amanda dengan raut wajah gelisah.
Kemudian Amanda bergegas melangkah menuju pintu rumahnya yang dibuntuti para sahabatnya.
Saat sampai didepan pintu rumahnya, Amanda menggigit bibir bawahnya merasa ragu ingin membuka pintu. Ia merasa sangat takut saat melihat ayahnya yang pasti akan marah kepadanya.
Ketiga sahabatnya yang memperhatikan Amanda bisa menebak raut wajah ketakutan dari Amanda.
Mereka siap mendampingi Amanda untuk masuk kedalam rumahnya supaya Amanda tidak merasa sendirian saat dimarahi ayahnya. Bagaimanapun juga, mereka ikut merasa bersalah karena telah memaksa Amanda untuk ikut berkumpul semalam dan membohongi ayahnya.
Walau mereka semua akan ikut dimarahi oleh ayahnya Amanda, namun mereka tetap akan menerimanya demi sahabat terbaiknya ini.
Saat Amanda membuka pintu rumahnya dan masuk, Amanda celingak celinguk melihat kesekeliling dalam rumahnya. Merasa tidak ada sosok ayahnya, ia pun melangkah masuk dengan pelan, di ikuti oleh Riana, Nina dan Meli dibelakangnya.
Saat Amanda melangkah menuju ruang tengah rumahnya, Amanda tersadar ada yang aneh dalam ruangan rumahnya.
Kenapa lampunya masih menyala? Gumam Amanda dalam hati sambil terus mengamati sekeliling ruangan.
"Manda, apa Om Adam sedang pergi?" Tanya Nina dengan berbisik.
"Aku rasa begitu!" Jawab Amanda sambil menghentikan langkahnya dan tiba-tiba hatinya merasa gelisah.
Biasanya, semua lampu dirumah selalu dimatikan saat Amanda bangun dipagi hari, karena ayahnya sudah terlabih dulu bangun dan mematikan semua lampu dirumahnya juga membuka semua tirai jendela.
Saat Amanda kembali memperhatikan sekeliling ruangan tengah rumahnya, pandangannya terpaku dan seketika Amanda berteriak histeris memanggil ayahnya.
"AYAH!!" Teriaknya yang melihat ayahnya tergeletak disudut ruangan depan kamarnya. Amanda langsung berlari dan duduk bersimpuh disamping ayahnya.
Ketiga sahabatnya pun ikut terkejut dan bergegas mengikuti Amanda yang lari menuju ayahnya.
Kemudian Amanda meraih tubuh ayahnya dan memeluknya sambil menangis.
"Ayah bangun Yah! Maafin Manda Yah!" Ucap Amanda sambil menangis memeluk ayahnya.
Ketiga sahabatnya berusaha menenangkan Amanda dengan mengusap-usap bahu dan lengan Amanda.
"Manda, sebaiknya kita bawa Om Adam kerumah sakit sekarang!" Usul Riana yang ikut duduk bersimpuh disamping Amanda.
"Iya Manda, ayo kita bawa Om Adam kerumah sakit!" Sambung Nina dan langsung diangguki oleh mereka.
Sambil terus menangis, Amanda bergegas bangun dan memapah tubuh ayahnya yang masih tak sadarkan diri itu dibantu oleh ketiga sahabatnya menuju mobil Riana yang terparkir didepan rumahnya.
"Ana, kamu antar Om Adam dulu, aku sama Nina nyusul pakai taksi, oke?!" Ucap Meli sambil menutupkan pintu belakang mobil milik Riana yang ditumpangi Amanda bersama ayahnya.
"Oke!" Jawab Riana dan Riana segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit dengan cepat. Untung saja jalanan tidak macet, jadi mobilnya bisa cepat sampai ke rumah sakit.
Setelah sampai didepan rumah sakit, Riana turun dan berlari kedalam meminta bantuan kepada petugas rumah sakit untuk membawa ayah Amanda. Ayah Amanda pun segera dibawa ke ruang IGD untuk diperiksa.
"Maaf mbak silahkan menunggu didepan!" Ucap perawat kepada Amanda dengan ramah dan Riana menarik Amanda untuk duduk didepan menunggu dokter memeriksa kondisi Om Adam.
Tak lama kemudian Nina dan Meli datang menghampiri mereka lalu duduk disamping mereka.
"Gimana keadaan Om Adam?" Tanya Meli yang menatap ke arah Amanda dan Riana.
Amanda tidak bersuara, hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil menangis.
"Om Adam lagi diperiksa didalam, kita nggak boleh masuk dan disuruh nunggu disini! Semoga Om Adam baik-baik aja!" Jawab Riana yang diamini oleh Meli dan Nina sambil merangkul dan mengusap-usap punggung Amanda untuk menenangkannya.
"Manda, kita bener-bener minta maaf ya, gara-gara kita memaksa kamu untuk ikut kita ke Night Club!" Ucap Meli kepada Amanda dengan mata berkaca-kaca karena merasa sangat bersalah telah memaksa Amanda hingga tidak mengetahui keadaan Om Adam yang sedang sakit.
Amanda yang sedari tadi menunduk seketika mengangkat kepalanya dan menatap Meli dengan mata sembab kemudian kembali menangis.
"Kalian nggak salah, aku yang seharusnya minta maaf ke kalian, karena pasti kalian sangat khawatir dan mencariku kan?" Ucap Amanda dengan suara bergetar karena menangis.
"Aku juga nggak ingat dengan kejadian semalam, seingatku semalam aku mau ke toilet..terus aku nggak inget lagi. Tadi waktu aku bangun..aku udah ada di Villa orang." Lanjut Amanda memberi penjelasan kepada ketiga sahabatnya sambil menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.
Ketiga sahabatnya terkejut dan menatap Amanda namun mereka tidak ingin membahasnya sekarang. Mengingat saat ini Amanda sedang sangat sedih dengan kondisi ayahnya yang sedang terbaring didalam ruang IGD, mereka pun memeluk Amanda bersamaan untuk menenangkan sahabat baiknya ini.
Dokter yang memeriksa ayah Amanda keluar dari ruang IGD. "Siapa keluarga pasien?" Tanya dokter yang menatap kearah mereka.
Seketika Amanda dan ketiga sahabatnya langsung mengurai pekukan mereka dan menatap kearah dokter. Amanda berdiri dan menghampiri dokter tersebut.
"Saya anaknya Dok! Gimana keadaan ayah saya?" Tanya Amanda dengan suara bergetar menahan kesedihan yang dirasakannya.
"Maaf, dengan berat hati saya mengucapkan turut berduka, ayahmu sudah meninggal saat dibawa kemari!" Jawab dokter tersebut dengan berat menatap Amanda.
"Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un!" Pekik Riana, Meli dan Nina bersamaan dengan terkejut sekaligus syok.
"Apa??" Teriak Amanda yang langsung sangat syok kemudian ambruk tidak sadarkan diri.
"Manda!" Pekik ketiga sahabat Amanda yang terkejut dan langsung menangkap tubuh Amanda.
Dekter tersebut membantu mangangkat tubuh Amanda dan membawanya masuk ke ruang IGD dan dibaringkan disana.
"Gimana ini? Kasihan banget Amanda!"
"Aku dan Nina pergi ke rumah Manda dulu buat bantu nyiapin pemakaman Om Adam ya? Kamu temenin Manda disini!" Ucap Meli pada Riana yang dijawab anggukan kepala oleh Riana
Meli dan Nina bergegas pergi ke rumah Amanda untuk membantu mengurus pemakaman jenazah Adam Jason.
...*****...
...Hallo Readers!😍...
...Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya! Terimakasih banyak atas dukungan dan semangat kalian!...
...🙏🏻😍❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Bang Adit👻ᴸᴷ
samanyaa dong kalo gt🤔🤔🤔
2022-12-17
1
Erni Johan
😭😭😭
2021-12-23
0
Istri Pertama Seungcheol
Hoi !!!
Hallo semua 😂
Mampir di cerita aku yaa 😊
Belenggu Cinta Sang Penguasa ❤️
Follow juga ige aku @amelia_falisha1511 ❤️
Lope Lope Ailopyu ❤️❤️❤️
2021-11-21
0