Malam harinya sekitar jam sepuluh malam, Amanda terbangun dari tidurnya. Semenjak kepergian sang Ayah, ia hanya sendirian dirumah dan susah tidur. Sekalinya bisa tidur, pasti malamnya ia terbangun karena selalu memimpikan ayahnya dan tidak bisa tidur lagi hingga pagi.
Amanda beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi membasuh wajahnya. Ia masih terus terbayang oleh ayahnya. Amanda mengambil jaketnya kemudian keluar. Ia ingin jalan-jalan sekedar mengusir rasa sedih yang masih dirasakannya. Ia harus bisa mengikhlaskan ayahnya dan berharap ayahnya bisa tenang alam sana.
Amanda berjalan dan keluar dari kompleks perumahannya. Meski sudah malam, jalanan masih tampak ramai pengendara. Ia sudah hanya punya uang untuk makan beberapa hari kedepan jadi ia tidak mampu kalau harus naik ojek apalagi taksi. Ia pun terus berjalan menelusuri tepian jalan menuju sebuah taman yang menjadi pusat dikotanya.
Amanda duduk di sebuah bangku panjang yang kosong. Ia menghela nafasnya panjang melalui hidung dan membuangnya perlahan melalui mulut. Ingin sekali menghubungi teman-teman baiknya tapi ia tidak mau mengganggu istirahat mereka apalagi harus merepotkan mereka mereka terus.
"Sendirian aja?"
Amanda terperanjat kaget saat tiba-tiba ada seorang pria asing duduk disampingnya. "Ehm..iya." Jawab Amanda dengan kikuk dan sekilas menoleh.
"Mau minum?" Pria tersebut menawarkan sebotol air mineral yang dibawanya kepada Amanda.
"Emm..tidak, terimakasih!" Jawab Amanda dengan sopan.
"Tenang aja, ini masih tersegel dan belum aku buka kok!" Pria itu masih terus menawarinya minum dan dengan rasa tidak enak hati untuk menolak lagi, Amanda pun menerimanya.
"Terimakasih ya!" Ucap Amanda dengan sedikit tersenyum.
"Malam-malam begini, nggak baik untuk gadis sepertimu sendirian." Ucap pria tersebut berusaha mengajak ngobrol Amanda.
"Hemm. Aku hanya ingin cari angin saja!" Jawab Amanda sambil meminum air mineral pemberian pria yang duduk disampingnya.
"O ya, perkenalkan! Aku Egy Yudistira panggil saja Egy. Kalau kamu?" Ucap Egy dengan tersenyum sambil mengulurkan tangan kanannya mengajak kenalan Amanda.
"Oh..aku Amanda!" Balas Amanda dan menjabat tangan Egy.
Dari seberang taman dipinggir jalan, ada sepasang mata yang terus memperhatikan mekera dari dalam mobil dan mengambil foto mereka dengan ponselnya.
"Dimana rumahmu?" Tanya Egy setelah berkenalan dengan Amanda.
"Aku tinggal di perumahan Bougenville." Jawab Amanda sambil mengerjapkan matanya dan sesekali menguceknya karena tiba-tiba matanya merasa pedih dan ia mengantuk.
"Oh, nggak jauh dong dari sini?" Tanya Egy sambil memperhatikan Amanda dengan menyeringai.
Amanda tidak menjawabnya karena kepalanya terasa berat dan rasa kantuknya semakin tidak bisa ia tahan. Amanda kemudian ambruk kesamping dan Egy menangkapnya dengan senyum penuh kemenangan.
"Dapat mangsa baru!" Gumam Egy dengan menyeringai. Ia kemudian bangkit sambil berusaha mengangkat tubuh Amanda dan ingin membawanya pergi.
'BUGH!'
Tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang.
"Aahk!" Pekik Egy dan ia langsung jatuh pingsan saat ingin mengangkat tubuh Amanda.
"Dasar sampah!" Ucap seseorang yang memukul Egy hingga jatuh pingsan kemudian segera mengangkat tubuh Amanda membawanya masuk delam mobilnya lalu pergi dari sana.
"Bos, aku sedang menuju kesana!" Ucapnya dengan seseorang diseberang telepon sambil menyetir.
"...."
"Baik Bos!" Jawabnya kemudian menutup sambungan teleponnya dan memasukkan ponselnya kesaku jaketnya kembali lalu menambah kecepatan laju mobilnya.
***
DiVilla mewah milik Alex, Alex sedang duduk diruang kerjanya dengan gelisah. Ia belum lama pulang dari Club dan langsung mendapat informasi dari Dion tentang Amanda.
Alex memang telah memerintahkan Dion untuk selalu mengawasi Amanda, lebih tepatnya memintanya untuk memberikan penjagaan kepada Amanda secara diam-diam karena ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada Amanda. Dan apa yang dikhawatirkan Alex pun terjadi.
Dion yang tadi mengawasi Amanda, melihatnya sedang didekati seorang pria, ia mengirimkan fotonya pada Alex dan itu membuat Alex merasa cemburu. Pikirannya kini terus tertuju kepada Amanda dan ia sedang menunggu kedatangannya.
Alex keluar dari ruang kerjanya saat Dion datang. Alex tampak terkejut saat Dion membawa Amanda dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dengan cepat Alex langsung meraih tubuh Amanda dari gendongan Dion dan membawanya naik menuju kamarnya.
"Apa Bos Alex sedang cemburu kepadaku?" Gumam Dion dengan pelan bertanya pada dirinya sendiri sambil menatap aneh sikap Alex.
Alex membaringkan Amanda diranjangnya lalu menyelimutinya. Ia kemudian keluar dan turun kebawah menemui Dion.
"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Alex begitu sampai kebawah dan menatap tajam Dion.
"Laki-laki itu memberinya minuman yang sudah dicampur obat tidur tidur Bos!" Jawab Dion.
"Obat tidur?" Alex mengernyit menatap Dion.
"Iya, karena Amanda terlihat langsung mengantuk dan tidak sadarkan diri tadi!" Jawab Dion sesuai apa yang ia lihat.
"Kamu boleh pergi!" Ucap Alex kemudian berbalik dan kembali naik menuju kamarnya.
Dion pun beranjak pergi dari Villa Alex dan kembali ke apartemennya untuk beristirahat.
Alex berdiri didekat tempat tidurnya memperhatikan Amanda. Amanda menggeliat dan terbangun, ia terlihat gelisah. "Panas!" Ucapnya sambil menyibakkan selimutnya.
Alex mengernyit melihatnya, kemudian mengambil remot AC dan mengatur suhu AC didalam kamarnya namun Amanda masih terus merasa kepanasan. Alex semakin yakin kalau laki-laki itu telah mencampurkan obat perangsang kedalam minuman yang diberikan ke Amanda.
Brengsek!
Batin Alex mengumpat sambil mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali ia menghabisi laki-laki yang telah memberikan minuman tadi kepada Amanda.
Kalau saja ia tidak menyuruh Dion untuk selalu mengawasi Amanda, entah apa yang akan terjadi kepada Amanda malam ini.
"Panas!" Amanda terus kepanasan dan hilang kendali. Ia melepaskan satu per satu pakaian yang melekat ditubuhnya karena tidak tahan dengan rasa panas yang menyerangnya.
Alex juga merasa tidak tahan melihat Amanda yang seperti ini. Yang benar saja? Amanda melepaskan semua pakaian yang dipakainya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya. Alex menghela nafasnya panjang untuk menormalkan sesuatu yang bergejoalk dalam dirinya.
Shit!
Alex mengumpat dalam hati.
Bagaimana pun juga ia pria dewasa yang normal. Apalagi yang sedang bertelanjang dihadapannya adalah wanita yang telah membuat hati dan pikirannya selalu tertuju kepadanya. Tapi meski begitu, Alex masih punya pikiran yang waras. Ia tidak mungkin merusak Amanda meski ia yakin malam ini Amanda tidak akan menolaknya.
Saat Amanda ingin melepas bra nya, Alex langsung mangangkatnya dan membawanya masuk kedalam kamar mandi. Ia memasukkan Amanda kedalam bathtub lalu mengisinya dengan air dingin.
"Tu-Tuan Alex..tolong aku!" Pinta Amanda dengan nafas yang sudah memburu sambil meraih tangan Alex dan menggenggamnya saat Alex ingin beranjak keluar.
"Berendamlah dulu dan tunggu sampai kamu merasa baikan!" Ucap Alex sambil melepaskan tangan Amanda tapi Amanda langsung bangkit dan memeluk leher Alex lalu menciumnya dengan menggebu.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
jeon ji ra🐰🐰
bego banget sih si Amanda ini
2021-10-25
0
Sonya Tanod
apaan amanda untuk apa menerima minuman dri orang nga di kenal
2021-10-25
0
anca
ada ada aja ni si amanda,malam malam keluar sendiri,bodoh,,sebel lama lama
2021-10-14
5