Maya mengikuti langkah Roy dari belakang , lalu memilih tempat dipojokan sudut dekat dinding kaca pembatas antara ruang dalam dengan taman ,yang sebahagian juga diperuntukan untuk pengunjung yang menyukai nuansa outdoor , sangat cocok buat para pengunjung yang merokok .
" kamu mau pesan apa, May ? "
" Esfresso hangat dengan roti bakar aja, Roy "
" Dua ya mbak " pesan Roy pada waiters yang dari awal Roy dan Maya masuk, sudah mengikuti langkah kaki keduanya dari belakang, tetapi tidak terlalu dekat agar pengunjung merasa nyaman.
" Roy,kakak kamu mana? "
Roy mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan akhirnya dia menemukan sosok yang dicarinya sedang berbincang dengan salah seorang pengunjung
Menunggu momen wanita itu melihat kearah Roy , Roy pun melambaikan tangannya .
sosok itu semakin mendekat .
Bukan dia itu ?
" Hai dek,sudah lama ? " sapanya ramah
" Belum mbak, baru saja "
Wanita itu berpaling kearah Maya, matanya menyipit berusaha mengingat ingat, seperti pernah bertemu, kapan dan dimana.
" Dia temanmu, dek ? " tanyanya pada Roy
" Iya mbak, kenalkan mbak ! Dia Maya dan May, dia mbakku " jawab Roy memperkenalkan keduanya
Maya tersenyum masam .
" Sepertinya kita pernah bertemu " katanya mencoba mengingat
" Iya mbak, pengiring pengantin beberapa hari yang lalu " jawab Maya kecut.
" Oh...Iya.." terlintas kesedihan diraut wajah cantiknya, secepat kilat berubah kembali normal dan senyum ramah menghiasi bibirnya.
Semua itu tak luput dari perhatian Maya,
Roy menatap keduanya bingung , tidak faham apa yang mereka perbincangkan .Dia hanya sedikit mengerti kalau keduanya sudah pernah bertemu sebelumnya.
Tidak lama, pesanan Roy dan Maya sampai di meja mereka
" Dek, mbak tinggal dulu ya " pamitnya pada Roy .
Roy hanya mengangguk.
Setelah kepergian kakaknya, Roy beralih menatap wajah Maya meminta penjelasan.
" Pesta pernikahan Cinta, diadakan disini Roy , cafe ini milik Pak Dimas " jawab Maya
Maya gantian menatap mata Roy .
Roy membulatkan kedua matanya terkejut.
Maya tidak habis pikir, Roy jatuh hati pada Cinta tapi tak berbalas dan kakaknya bekerja pada suami sekaligus dosen dari wanita yang disukainya , cinta memang buta, ia tidak pernah tahu, pada siapa rasa itu tertuju, dunia ini ternyata begitu sempit.
Wajah Roy memucat, ragu Maya mengulurkan tangannya menyentuh lengan Roy yang berbalut jaket.
Roy menundukkan wajahnya sebentar lalu menengadah kembali setelah beberapa saat . terlihat kedua bola matanya memerah .
Roy salah memilih tempat buat menghilangkan kesedihannya.
" Aku baik baik saja, May " ucapnya pelan
" Apakah kita perlu mencari tempat yang lain Roy ? Pantai mungkin pilihan yang tepat. Disana kamu bisa meluapkan semua yang menyesakkan dada, kita bisa berteriak bersama sama " tawar Maya.
" Kamu mau menemaniku , May ? "
Maya mengangguk
Setelah mereka menghabiskan makanan dan minuman yang sudah ada dimeja dihadapan mereka, mereka keluar cafe tanpa permisi pada kakaknya Roy.
Berkendara membelah jalanan menuju pantai , satu jam setelahnya mereka sampai .
Keduanya berdiri di bebatuan di pinggir bibir pantai , saling memandang dan mengangguk
Serentak berteriak beberapa kali dan masing masing tidak perduli apa yang diteriakkan dan akhirnya mereka tertawa lepas.
...****...
Apartemen Dimas
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Cinta fokus dengan ponselnya dan Dimas diam disebelahnya membaca buku .
Sesekali Cinta melirik kearah Dimas .
" Kalau sudah mengantuk, tidurlah ! " tegur Dimas
Cinta meletakkan ponselnya diatas nakas . merebahkan badannya menghadap ke Dimas .
" Om gak tidur "
" Sebentar lagi " tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang dibaca.
Cinta mengerucutkan bibirnya .
Dari tadi diam saja
Dimas melirik kearah Cinta yang terus menatapnya. Dimas pengen ketawa tapi ditahannya ia pura pura tetap fokus membaca walau pun sebenarnya buku yang dipegang cuma sebagai alasan saja .
Akhirnya Dimas meletakkan bukunya diatas nakas di samping kepala ranjang dan mematikan lampu , kamar menjadi gelap.
Dimas berbaring di sisi ranjang yang lain dengan posisi telentang .
" Om " panggil Cinta pelan.
" Tidurlah sayang ! Sudah malam, besok ada kelas kan ? "
" Om marah pada Cinta ? " suara Cinta sudah hampir menangis .
Dimas merubah posisinya menghadap ke Cinta, keduanya saling berhadapan .
" Enggak , mendekatlah ke sini ! " perintah Dimas menarik pinggang Cinta agar merapat ketubuh Dimas.
Cinta segera menyembunyikan kepalanya dalam pelukan Dimas , Dimas melingkarkan tangannya pada tubuh Cinta,menghirup dalam dalam aroma shampoo yang menguar dari rambut Cinta ,tidak lama akhirnya keduanya tertidur lelap .
Merasa tenggorokan kering karena haus, Cinta mengerjapkan matanya malas, diliriknya jam yang terletak diatas nakas.
Hem, baru jam dua
Pelan mengangkat tangan suaminya yang melingkari pinggangnya ,agar Dimas tidak terbangun.
Perlahan melangkah ke sudut kamar , menuangkan air kedalam gelas dan meneguk habis isinya.
Dari kisi kisi tirai jendela terlihat ,ternyata hujan cukup deras.
Kembali naik ketempat tidur, menggeser tubuhnya agar lebih merapat ke badan Dimas .
Pendar redup dari lampu dinding yang baru dihidupkannya tadi ,memperlihatkan wajah polos suaminya yang masih tertidur lelap.
Suamiku memang tampan, walaupun usianya...
Tanpa sadar ,ujung jarinya menelusuri kedua alis Dimas yang tebal, jatuh ke hidung yang mancung berdiri kokoh dan berlabuh ke bibir Dimas yang sedikit bervolume .
Jari jarinya terus bermain main diatas bibir Dimas, manik matanya fokus ke satu titik sehingga tidak menyadari kalau kedua mata Dimas sudah terbuka.
Jari itu ditangkap tangan Dimas.Cinta terkejut dengan mulut terbuka.
" Eh, maaf, Om sudah bangun ? "
" Hem '
" Sejak kapan ? "
Dimas tidak menjawab hanya kedua matanya menyipit mengawasi Cinta yang salah tingkah .
" Kenapa tidak tidur ? " tanya Dimas
" Terbangun karena haus Om "
" Teruusss...."
" Gak bisa tidur lagi he he " Cinta tertawa menghilangkan kegugupannya .
Kedua tangan Cinta terulur keatas,melewati kedua sisi wajah Dimas dan menautkannya di belakang tengkuk.
Sedikit menggunakan tenaga menarik kebawah kepala Dimas agar terjangkau dan dengan berani mengecup bibir Dimas perlahan.
Wajah Cinta memerah menahan malu, kedua mata Dimas membulat , ia tak percaya apa yang baru Cinta perbuat, perlahan bibirnya melengkung membuat garis senyuman.
Melihat reaksi Dimas, Cinta mengulangi perbuatannya , kali ini dengan durasi sedikit lama dan berulang .
Dimas sengaja tidak membalas apa yang dilakukan Cinta padanya, ia biarkan Cinta menguasi wajahnya .
Hingga akhirnya Cinta berhenti ,bingung menatap Dimas .
Kenapa Om tidak membalas ciuman ku ? Apa si Om marah ? Atau Om tidak suka karena aku yang memulai ?
Karena sibuk dengan pikirannya sendiri , Cinta tidak sadar kalau posisi tubuh Dimas sudah berada diatas tubuhnya dan sudah menciumi seluruh wajah Cinta .
Gigitan kecil dileher dibawah telinga membuatnya kembali tersadar .wajah mereka berhadapan sangat dekat hanya berjarak sepuluh senti .
Sebelah tangan Dimas menyentuh tali piyama yang dikenakan Cinta, sekali tarik akan terbuka semua.
Jantung keduanya berdegup kencang , Cinta begitu gugup , dia tidak mungkin mundur atau mengatakan belum siap ,karena ia yang memulai, apalagi sorot mata Dimas yang berkabut gairah meminta persetujuan dari Cinta .
Cinta mengikuti gerak bola mata Dimas,dan Cinta tau maksud dari tatapan Dimas ,dengan degub jantung yang semakin menggila debarannya,Cinta mengangguk .
Mendapat persetujuan dari cinta, Dimas pun melanjutkan apa yang seharusnya berlanjut, diluar hujan semakin deras seiring derasnya keringat Dimas yang bercucuran, mereguk indahnya kolam air pernikahannya dengan Cinta, malam pertama yang tertunda karena Cinta yang belum siap.
...****...
Telapak tangan Cinta meraba raba posisi disebelahnya ,kosong, tetapi masih ada sedikit rasa hangat yang tertinggal disana ,pertanda sosok yang berbaring di sebelah baru beranjak dari tidurnya .
Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, lalu menutup mulutnya agar tidak menjerit. semua yang terjadi dini hari tadi berputar kembali di kepalanya, wajahnya memerah menahan malu, menyembunyikan seluruh tubuhnya dibalik selimut .
Cinta mendengar suara gemericik air dari shower yang sudah berhenti di dalam kamar mandi.
Sepertinya si Om sudah selesai mandi , apa aku berpura pura belum bangun ya ?
Selimut terbuka, ada senyum indah yang terukir disana .
Cinta bengong.
Ya ampun....kenapa si om tampan sekali pagi ini ? Bisa khilaf lagi
Dimas tertegun memandang Cinta , selanjutnya terkekeh sambil geleng kepala.
' Masih mau tiduran lagi atau mau mandi ? " tanya Dimas sambil duduk ditepi ranjang.
" Mandi aja Om , 'kan ada kelas ntar jam sembilan " kata Cinta percaya diri .
" Yakinn ? " tanya Dimas
Cinta mengangguk
Dia segera bangkit dari ranjang dan mau berdiri, tiba tiba meringis , ada rasa tidak nyaman dan perih di bagian sensitifnya.
Pelan menoleh kearah Dimas yang terus mengawasinya, sekilas melihat seprai dibekas tempatnya berbaring tadi, terlihat bercak darah berwarna merah yang tidak pekat dan tidak terlalu banyak.
Kedua matanya kembali melihat Dimas, disana ada senyum dan raut wajah yang penuh kebahagian dan rasa iba yang berbaur.
Pelan menggendong Cinta masuk ke dalam kamar mandi , Cinta tertegun ,mau menolak tapi ia merasakan sakit untuk berjalan, lagi pula Cinta sudah sesak mau buang air.
" Terimakasih sayang , dan maaf sudah membuatmu seperti ini " ucap Dimas lembut mengecup dahi Cinta, mendudukkan pelan kedalam bak mandi.
Cinta hanya mengangguk.
" Mau ku mandikan ? " tanya Dimas menggoda , menaik turunkan alisnya.
" Enggak, malu Om " Cinta mendorong Dimas agar keluar dari kamar mandi.
Dimas terkekeh seraya melangkah keluar dan menutup pintu kamar mandi perlahan
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
💦
akhirnya dimas udah memiliki cinta seutuhnya tanpa paksaan....kesabaranmu membuahkan hasil om...
2022-06-21
0
Erni Suhandi
dinikmati jg akhir nya
2021-10-21
0
Dwi setya Iriana
belah duren gak ada pemasan ua sayang langsung aja,kurang hot kurang apa gitu🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄
2021-10-18
1