Menyusuri lantai demi lantai mal, Dimas tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada telapak tangan mungil Cinta .
Jadwal film yang mereka pilih masih tersisa waktu satu jam lagi,
mereka pergi ke foodcourt yang berada tidak jauh dari teater movie
Memilih duduk didekat tepi menghadap gedung gedung perkantoran yang berdiri megah di samping mal, mata Cinta terus mengarah keluar .
Pramusaji datang menanyakan pesanan.
" Selamat siang Mbak ,Mas, mau pesan apa ? " Tanya pramusaji ramah.
'" Saya cappucino latte " Pesan Dimas
" Juice jeruk dan kentang goreng nya 1 , itu saja " Jawab Cinta memalingkan wajahnya kembali menatap luar.
Ada remasan sedikit bertenaga yang Cinta rasakan ditelapak tangannya.
" Heh " Cinta berpaling langsung menghadap Dimas,dilihatnya Dimas tersenyum tipis
Oh Tuhan, Ku mohon hentikan senyum seperti itu, wahai jantung.berhenti membuat keributan, jangan sampai si Om mendengar nyanyian mu
Do'a Cinta dalam hati
" Kenapa melihat keluar terus ? Ada yang menarik ? " Tanya Dimas menaik turunkan alisnya
' Gak apa apa mas " Jawab Cinta menundukkan kepalanya malu.
Duh, rasanya beda menyebut Mas, geli, terbiasa menyebut Om.
" Apakah suasana diluar dan dipangkuanmu lebih menarik dari pada pria yang ada di hadapanmu ? " Dimas sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Cinta .
Pramusaji datang membawa pesanan. memotong pertanyaan Dimas .
" Silahkan ! " ujar pramusaji
" Makasih mbak " Jawab Cinta menghilangkan kegugupannya
Cinta lebih memilih memakan kentang gorengnya dengan perlahan dan kepala tetap menunduk.
Dimas hanya terkekeh lucu.
Ia tau kalau Cinta masih malu dan belum terbiasa .
Dan Dimas sadar ,kalau semua itu wajar. dan Dimas harus bersabar menghadapi kelakuan Cinta yang malu malu itu, apalagi gadis itu masih terlalu muda.
Dimas menggeser kursinya untuk mendekat kearah Cinta . dilihatnya disudut bibir Cinta ada saus yang sedikit keluar dari garis bibir, dengan ibu jarinya Dimas mengelap saus itu . Cinta hanya bisa melongo dan manik matanya menatap Dimas yang terus tersenyum .
Dimas mendekatkan wajahnya kearah Cinta terus melewati pipi dan berhenti di samping telinga .
" Cepat habiskan minumnya Cinta sayang , sebentar lagi film nya mau diputar " Dimas mengedipkan mata dengan sedikit genit sambil menyodorkan Juice jeruknya kearah Cinta .
Cinta seperti orang yang sudah terkena hipnotis ,membuka mulut dan menyeruput habis juice jeruknya. ia merasa tenggorokannya sangat kering.
Dimas menarik pelan tangan Cinta buat bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah pintu studio tempat film yang telah mereka pilih yang akan segera diputar .
Kenapa kamu begitu menggemaskan sih Cin ?
Pertanyaan itu hanya bisa Dimas ucapkan dalam hati.
Duduk di dalam bioskop menempati posisi di tengah tengah dengan pandangan tidak tunduk atau menengadah menatap ke layar raksasa yang terpampang di depan.
Film sudah di putar , Cinta mencoba fokus dengan alur cerita film tapi tidak bisa , telapak tangan yang terus berada diantara kedua genggaman tangan Dimas yang besar dan hangat . diletakkan diatas salah satu paha Dimas
Di dalam gedung studio ,tempat duduk penonton memang sudah di rancang buat berpasang pasangan jadi antara Dimas dan Cinta.tidak ada penghalang yang memisahkan satu tempat duduk dengan pasangannya.
Jantung Cinta jangan ditanya lagi bagaimana kondisinya ,
Dimas merapatkan tubuhnya agar lebih dekat ke badan Cinta direngkuhnya bahu Cinta lembut, di ciumnya puncak kepala Cinta penuh sedikit lama.
Cinta hanya memejamkan matanya , ada kehangatan yang menjalar kedalam hatinya .
" Om sayang kamu Cin " ucapnya pelan di telinga Cinta ,dikecupnya pelan pelipis Cinta .
Tanpa Cinta sadari air mata menetes mengalir membasahi pipinya , Dimas tertegun, disentuhnya dagu Cinta dengan ibu jari dan telunjuk agak sedikit mengangkat mensejajarkan manik mata keduanya, Cinta mengerjab ngerjabkan kedua pupil matanya .
Dari sorot pupil mata Dimas walaupun dalam pencahayaan yang minim , Cinta dapat membaca pertanyaan yang tak terucap ' ada apa ? '
Cinta hanya menggelengkan kepalanya dan langsung menghambur membenamkan kepalanya dalam pelukan Dimas.
Cinta juga tidak tahu, perasaannya campur aduk, ada debaran, rasa haru dan entah apa lagi.
Ia hanya ingin sedikit lama berada dalam pelukan Dimas.
...*****...
Hari sudah menjelang senja saat Dimas melangkahkan kakinya memasuki ruangan owner di cafe.
Tanpa Dimas sadari ada seseorang yang sudah dua jam lebih menunggu di tempat duduk buat pengunjung di pojokan yang hampir tidak terlihat karena tertutup bunga sebagai salah satu yang memperindah cafe .
tok
tok
tok.
" Masuk " Sahut Dimas
" Permisi mas, ada yang ingin menemui mas, " ucap Vivian sembari menutup pintu kantor Dimas.
Sebenarnya Dimas tidak suka cara Vivian memanggilnya, terlalu mesra, apalagi Dimas kan bosnya, tetapi untuk mengatakan keberatannya Dimas malas, kesannya Dimas terlalu minta di hormati secara berlebihan.
" Siapa ? " tanya Dimas
" Wanita itu tidak mau menyebutkan namanya mas , tapi ia sudah menunggu lebih dari dua jam " terang Vivian .
" Kenapa tidak kamu bilang kalau saya jarang kesini , saya 'kan sudah berpesan begitu kemarin " Dimas sedikit jengkel.
" Saya sudah mengatakan begitu tapi ia Keukeh ingin menunggu sampai jam operasional cafe tutup, untuk memastikan apakah benar mas gak datang, begitu katanya " Vivian merasa bersalah.
" Kenapa kamu tidak menghubungi saya ? " tanya Dimas
" Sudah , tapi handphone mas gak aktif " Vivian membela diri
Dimas meraih benda pipih persegi dari saku celananya .
" Oh, maaf ! ternyata ponsel saya dalam mode pesawat dari tadi malam " Dimas merasa bersalah sudah menyalahkan Vivian
" Bagaimana caranya untuk menghindarinya Vian ? " Dimas memijit pelipisnya bingung
' Maaf ! Memangnya siapa wanita itu mas ? " tanya Vivian.
" Gak penting, dia cuma ...." ucapan Dimas terpotong dengan kehadiran Aida yang menerobos masuk kedalam kantor.
" Hai Dim, aku mengganggu kalian ? ' tanyanya basa basi .
Vivian sadar diri lalu permisi keluar meninggalkan Dimas dan Aida di dalam kantor Dimas.
" Kamu menghindari aku Dim ? " cecar Aida
" Apa maksudmu ? " jawab Dimas acuh sambil memainkan ponselnya .
" Cih, siapa wanita tadi ? Manager disini ya ? dia bilang kamu jarang datang , sementara waiters berkata hampir setiap hari kamu pasti menyempatkan diri kesini, bukan kah karena ingin menghindari ku ? " pupil mata Aida mengamati reaksi Dimas.
Dimas tertegun sebentar tapi tidak sampai tiga detik perubahan reaksi Dimas ,kalau tidak benar benar jeli , Aida tidak akan melihat perubahan emosi Dimas.
" Memangnya ada masalah apa sehingga aku harus menghindarimu ? " tanya Dimas sarkas.
Aida tertegun sedikit merasa malu .
" Oke lupakan ! Malam waktu acara reuni kita tidak bisa ngobrol banyak Dim " Aida mengalihkan pembicaraan.
" Apa yang harus diobrolkan ? Gak ada sesuatu yang pentingkan ? " Dimas masih acuh.
" Dim, bisakan kita memulai lagi dari awal ? " Aida berjalan mendekat .
" Aku tidak tertarik pada sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu " kata Dimas ketus .
" Dim, perasaan ku masih sama untukmu ? " Aida mencoba menyentuh tangan Dimas .
Secepat cahaya Dimas menghindarinya .
" Siapa wanita kecil itu ? " Aida tidak menyerah
" Wanita mana ? " Dimas berpura pura .
" Dimalam reuni "
" Oh. calon istriku ,kenapa ?" Dimas mulai curiga .
" Kamu bohong " Aida tidak mempercayainya .
" Untuk apa aku berbohong dan apa untungnya ? " Dimas mencibir .
Aida terdiam , tapi dia tidak percaya , wanita itu masih terlalu mudah buat menjadi pasangan Dimas yang sudah berusia matang.
" Kalau kamu tidak mempunyai keperluan lagi padaku , maaf, bisa tinggalkan ruangan ini ? Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan " Dimas mengusir .
" Tidak Dim, aku tidak percaya kalau gadis kecil itu calon istrimu " Bergetar suara Aida menahan gejolak perasaannya .
" Bukan urusanku kamu mau percaya atau tidak, kalau kamu tidak ingin meninggalkan ruangan ini, biar aku saja yang keluar " ucap Dimas berlalu meninggalkan Aida dalam kantornya .
Aida berlari kecil mengejar Dimas .
" Kamu mau kemana Dim ? " tanya Aida begitu ia dapat menyusul Dimas .
" Pulanh, calon istriku menunggu dirumah " jawab Dimas tegas .
" Hentikan kebohongan mu, Dim ! " Aida sudah hampir menangis .
" Terserah " Dimas melangkah keluar cafe menuju mobilnya lalu mengendarainya menuju apartemen.
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
💦
sebel ngelihat kelakuan aida, jangan sampai dia melakukan trik cudang untuk mendapatkan dimas kembali...
2022-06-21
0
Dwi setya Iriana
hai hello aida jgan maksa ya,sadar diri siapadiri aida.
2021-10-18
1
Riska Wulandari
seneng ada cowok tegas gini..
tante Aida udah dewasa kok g malu PDKTnya kaya abg labil,,??main serobot aja..
2021-09-15
0