Dimas melajukan mobilnya sedikit kencang , ia merasa jengkel dengan sifat keras kepalanya Aida .
Dia pikir dia siapa ?
Gerutu Dimas dalam hati.
Apa dipikirnya aku lelaki bego apa , wanita pengkhianat seperti dia memang pantas untuk lelaki seperti Anton , umpat Dimas
Sepuluh tahun yang lalu , Aida adalah salah satu kekasih Dimas ( Jangan sok play boy deh, Om ), mereka menjalin kasih selama dua tahun, tapi dibelakang Dimas Aida menjalin kasih dengan Anton , teman sesama satu kampus semasa masih kuliah.
Dan yang lebih menyakitkan, perselingkuhan itu tidak pernah Dimas ketahui sampai Dimas mendapatkan undangan pernikahan dari Aida dan Anton.
Dan sekarang dia datang lagi ? Mengatakan masih mempunyai perasaan yang sama ?
Mimpi ! Jika orang lain akan percaya.
Walaupun Dimas sudah berusia matang dan belum menikah, tetapi dia masih bujangan, tidak sulit bagi dirinya mencari seseorang untuk dijadikan istri, Vivian, misalnya, Eh.
Sampai menjelang acara reuni ,Aris membawa khabar pada Dimas ,jika Aida sudah bercerai dari anton setahun yang lalu karena diam diam sepanjang usia pernikahan mereka ternyata Anton mempunyai istri yang lain lagi selain Aida .
Hukuman yang pantas untuknya.
***
Ketika Dimas memasuki apartemen, ruang tamu terlihat sepi, mbok Nah sudah berada didalam kamarnya istirahat , pencahayaan hanya lampu yang temaram diruang meja makan.
Dimas naik kelantai dua menuju kamarnya sendiri , sebelum mendapati kamarnya, Dimas melewati kamar Cinta dahulu yang pintunya tidak tertutup dengan sempurna.
Tidak perlu mengetuk pintu ,Dimas langsung saja melangkah masuk.
dilihatnya Cinta menonton Drakor kegemarannya tapi dengan wajah cemberut , dahi Dimas berkerut .
Cih, tumben, biasanya kalau melihat oppa oppa idolanya menjerit histeris dengan wajah berbinar binar , kenapa wajahnya manyun begitu ? Tanya Dimas dalam hati.
Pupil mata Dimas melirik layar laptopnya , disana menampilkan adegan romantis , harusnya Cinta 'kan jadi baper, sambil senyam senyum ,mulut menggigit telinga bunny nya terus tersipu sipu, itu yang biasa Dimas tangkap dari reaksi Cinta kalau lagi baper dengan adegan romantis .
" Sayang, ada apa ? " Tanya Dimas lembut
Cinta mendongakkan wajahnya menghadap ke Dimas yang berdiri di depannya . kepalanya menggeleng.
" Kamu baik baik saja 'kan ? " Tanya Dimas mulai cemas
" Cinta tidak dalam keadaan baik baik saja Om " Jawab cinta lemas
" Apa sebenarnya yang terjadi Cinta,Jangan membuat Om kuwatir " Dimas duduk disamping Cinta .
" Cinta kangen sama Om " Ucap Cinta seraya mengulurkan kedua tangannya melingkari pinggang Dimas , dan menyandarkan kepalanya di dada Dimas
Dimas tertegun dengan tindakan Cinta yang manja beberapa detik, selanjutnya kesadaran Dimas pun kembali .
Dimas hanya terkekeh lucu , Cinta cuma nyengir tanpa rasa bersalah karena sudah ngerjai Dimas.
Dimas membalas pelukan Cinta , mengacak acak rambutnya dengan sayang.
" Eh tunggu dulu ! " Kata Dimas menjauhkan tubuh Cinta dari badannya
" Kenapa kamu memanggil Om lagi ? " Tanya Dimas penasaran.
" Manggil Om lebih enak,kalau Mas itu gak asik, Cinta lebih suka manggil Om aja "
" Gak asik gimana ? " Tanya Dimas
" Mba Vivian 'kan manggil Om sudah mas, masa Cinta juga harus manggil mas juga , gak special' kan ? " Alasan yang dibuat buat
" Ya sudah, terserah kamu saja " Akhirnya Dimas mengalah.
Dimas mematikan laptop yang memutar Drakor yang semula ditonton Cinta .
" Kita ngobrol di balkon ya ! " Ajak Dimas sambil meraih tangan Cinta dan membimbingnya menuju balkon yang ada didepan, diantara kamar Dimas dan Cinta.
Dimas mematikan lampu yang menerangi balkon, walaupun cahayanya tidak begitu kuat tapi saat ini,Dimas mau hanya cahaya dari rembulan saja yang membantu penerangan.
Di balkon di sediakan dua buah kursi tunggal dan ayunan jaring yang dibuat untuk tiduran jika ingin merasakan dinginnya angin malam atau buat berjemur di pagi hari.
Dimas berbaring sembari memandang langit malam.
" Sini berbaring dekat Om ! " Ajak Dimas meraih tangan Cinta.
Cinta pun berbaring menghadap kearah Dimas , lengan Dimas sebagai bantalnya
" Sayang, bagaimana kalau secepatnya kita menikah saja " Terdengar parau suara Dimas.
Cinta terkejut , sampai ingin bangkit dari posisinya tapi ditahan Dimas.
Cinta tertegun.
Menikah ? Usiaku baru delapan belas tahun , bagaimana jika teman teman dikampus tau ? Clara dan Maya tidak masalah, karena mereka tau semuanya , bagaimana dengan teman yang lain ? Cinta diam berpikir
" Om serius ? " Tanya Cinta
" Kenapa ? Kamu masih membutuhkan waktu ? Atau kamu tidak yakin dengan perasaan kamu ? '' Tanya Dimas sambil mengelus punggung tangan Cinta dengan ibu jarinya .
" Bukan Om, Cinta cuma kaget aja tiba tiba Om mengajak menikah, apakah tidak terlalu cepat dan terburu buru ? " Tanya Cinta pelan
' Sayang.... Dengarkan penjelasan Om ya ! " Dimas memberi jedah sebentar buat mengatur napasnya .
Mereka masih berbaring di tempat dan posisi yang sama, diatas ayunan jaring.
" Usia Om sudah kepala empat Cin, kamu memang masih muda , tapi tidak dengan Om. kita tinggal di tempat yang sama , selalu berinteraksi , kalau sebelum timbul perasaan yang sama di hati kita , mungkin hubungan kita wajar wajar saja dan kita masing masing sibuk dengan dengan urusan kita sendiri, tapi tidak untuk saat ini, perasaan yang menggebu akan menghadirkan romansa yang tidak sehat buat kita "
Dimas berhenti sebentar melihat reaksi Cinta .
Cinta langsung bergeser ingin menjauhkan tubuhnya dari Dimas, sebelah kakinya sudah turun dari ayunan.
" Tidak sayang....Kamu tetap disini, jangan kuwatir ! Om tidak akan keluar dari batasan itu "
Akhirnya Cinta menaikkan kembali kakinya di dalam ayunan.
" Itu yang Om maksud, Om pria dewasa yang seratus persen normal. Jika kita sudah menikah , batasan itu tidak diperlukan lagi 'kan ? Kamu masih tetap bisa melanjutkan kuliahmu dan untuk mempunyai baby.....Om serahkan pada kesiapan mu " Dimas berpaling, manik matanya menatap kedalam mata Cinta lekat lekat, mencari tahu bagaimana dengan Cinta setelah tahu alasan Dimas mengajaknya segera menikah.
" Apakah kamu faham semua maksud Om, Cinta ? " Tanya Dimas karena Cinta yang masih diam.
Jarak mereka begitu dekat , sehingga hembusan napas Dimas menghangatkan puncak kepala Cinta . darah Cinta berdesir.
Ada dorongan aneh untuk melakukan yang lainnya, selain hanya sekedar memeluk Dimas , tapi takut dan hanya diam tanpa membuat pergerakan yang akan menimbulkan sesuatu yang akan membuatnya malu.
Cinta sangat mengerti dengan tujuan Dimas mengajak menikah secepatnya.
Keinginan keduanya untuk saling berdekatan dan saling menyentuh tapi berusaha kuat menekannya, sudah cukup alasan bagi keduanya untuk memutuskan segera menikah .
****
Satu Minggu kemudian
Pernikahan diadakan secara tertutup hanya dihadiri teman teman terdekat keduanya , pernikahan di adakan di cafe .
Cafe ditutup selama tiga hari untuk umum.
Pagi tadi jam 09:00 wib. Dimas dan Cinta sudah sah menjadi pasangan suami istri .
Malam harinya diadakan resepsi untuk beberapa sahabat dekat , kolega , dan beberapa Dosen di kampus tempat Dimas mengajar .
Sematara Cinta hanya di dampingi oleh kedua sahabatnya Clara dan Maya sesuai permintaannya .
Mbok nah jangan lupa , dia adalah salah satu orang yang sangat bahagia atas pernikahan keduanya .
Disudut ruangan kantor yang sepi ,ada seseorang yang menangis dalam diam. membenamkan wajahnya diantar kedua lututnya, berjongkok di balik meja .
Vivian , diam diam dia mencintai Dimas tetapi tidak berani memperlihatkannya karena sikap Dimas yang sulit di tebak .
Tidak galak dan kaku seperti seorang atasan pada umumnya , tidak juga hangat atau terbuka seperti seorang teman.
Dimas terlalu datar .
Pesta pun sudah usai , semua tamu sudah kembali ke tempatnya masing masing , hanya tinggal karyawan cafe dan petugas catering yang hilir mudik membereskan sisa sisa pesta yang baru beberapa jam berlangsung .
Vivian masih berdiam dalam ruangan kantornya , walaupun dengan hati yang frustasi dan mata yang sedikit membengkak karena terlalu banyak menangis, tetapi dia tetaplah seorang manager pemasaran cafe yang dipercayakan oleh Dimas.
Dia tetap melakukan pekerjaannya secara profesional , menyelesaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pesta sang bos .
Triiiiiiingg
Triiiiiiingg
Telepon diatas mejanya berdering .
Vivian terlonjak kaget.
Dilihatnya jam yang terletak diatas lemari file menunjukkan angka 23;45
Siapa yang menelepon malam begini?
Tidak mungkin pelanggan bukan? Kan sudah di buat pengumuman di depan gerbang kalau cafe tutup selama tiga hari.
Vivian terus berpikir .
Tetapi bunyi telepon tidak juga berhenti, dengan ragu dan sedikit takut Vivian mengangkat nya
" Hallo ....." Ucap Vivian pelan
📞............
Terdengar suara bergetar menahan tangis dari sebrang sana.
" Benar, memang resepsi pernikahan Pak Dimas, ada yang bisa saya bantu ' Tanya Vivian berusaha menahan tangis yang hampir keluar kembali
Tut
Tut
Sambungan diseberang terputus .
Huh
Vivian menghembuskan napasnya kuat dan menengadahkan wajahnya keatas , menahan air mata agar tidak mengalir kembali.
...*******...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Siti Sofia
cih ..durjana memang
2024-12-03
0
🌹Fina Soe🌹
selamat berbahagia om dimas dan cinta...
selamat patah hati para fans 😄
2023-12-30
0
Umi Nabila
selamat menempuh hidup baru bang Dimas🙏👍💪
2022-11-11
0