Di sekitar area parkir kampus banyak ditanam pohon mahoni maupun pohon akasia berjajar teratur , dibawah pohon dibuat beberapa bangku memanjang di letakkan secara berkelompok, disediakan buat para mahasiswa maupun mahasiswi beristirahat setelah selesai jam pelajaran sekedar merilekskan otak yang ruwet karena materi mata kuliah yang lebih banyak kurang mereka faham.
Duduk sendiri di bawah pohon sambil memainkan ponsel.
Buk
Punggung Cinta di timpuk pelan dengan sebuah buku
" Melamun aja, Neng " Sapa Clara sambil cengengesan.
Cinta hanya mendongak tanpa ekspresi.
" Kenapa muka tuh ditekuk terus sih " tanya Maya
" Kalian berdua dari mana saja ? Lama sekali ,aku tuh dah jamuran nunggu disini, tau gak ? " Cinta berdecak kesal.
" Haish baru lima belas menit saja, sudah di bilang lama " Clara mencibir tanpa memberikan penjelasan karena mereka berdua tadi ke toilet dulu setelah jam pelajaran usai .
" Kamu kenapa Neng ? Kok kelihatan sedih gitu ,dari pagi kamu datang ,kamu murung terus , Dosen cuap cuap didepan pun kamu tidak menyimaknya , ada apa ? " Tanya Maya
Cinta hanya diam membisu, pandangan jauh kedepan , terlintas bayangan Dimas yang baru datang , Dimas membungkukkan badannya ke depan kursi pengemudi berbicara dengan seseorang , setelah itu berjalan sambil melambaikan tangannya sambil tersenyum terlihat rona bahagia di wajahnya.
Sejenak Dimas tertegun menyadari Cinta dan kedua temannya melihat kearahnya , tapi Dimas cepat menguasai keadaan dan terus melangkah tanpa menyapa Cinta terlebih dahulu karena jam materi kuliah yang akan disampaikan di kelas sudah sedikit terlambat lima menit sebelumnya .
Maya dan Clara yang mengikuti pandangan mata Cinta yang terus mengawasi sosok Dimas pun hanya mendesah menghembuskan napas turut merasakan penyebab murungnya Cinta .
Clara mengusap bahu Cinta perlahan menghibur .
" Neng,kamu belum bisa melupakan perasaanmu pada si Om ? " tanya Clara hati hati.
Cinta cuma bisa menggeleng .
" Mungkin perasaan mu itu cuma sekedar rasa sayang seperti raya yang ada antara seorang keponakan dengan pamannya karena sudah menjaga dan merawatmu sedari kecil ? " Maya mencoba menganalisa.
Cinta pun menggelengkan kepalanya lagi
" Kamu yakin ? " Maya bertanya lagi karena kurang percaya
" Aku sangat yakin " mata Cinta masih menerawang jauh memandang kerumunan kelompok mahasiswa yang tertawa tawa.
" Bagaimana kamu bisa seyakin itu " timpal Clara
Huh
Cinta menghembuskan napasnya kuat, mungkin dengan begitu dapat mengurangi rasa sesak di dadanya.
" Aku bisa yakin kalau perasaanku terhadap si Om bukanlah seperti apa yang kalian simpulkan , tapi perasaan antara seorang wanita terhadap seorang pria yang disukainya " jelas Cinta pelan.
" Semenjak kapan kamu menyadarinya? " Maya sudah seperti wartawati infotainment saja
' Semenjak....." Cinta ragu dan malu mengatakan kepada dua sahabatnya , takut kedua temannya akan mentertawakannya dan akan meledeknya sebagai gadis yang genit.
Maya dan Clara masih menunggu ucapan selanjutnya dari mulut cinta , mereka berdua terus menatap penasaran wajah Cinta .
Tapi bukannya Cinta melanjutkan ucapannya ,justru Cinta menutup mulutnya dengan kedua tanyanya
Ha....ha....ha.....
pecahlah tawa Cinta
" Cintaaa......." Maya dan Clara berteriak bareng gemes karena berhasil di kerjai oleh Cinta .
" Kamu itu ya Neng, kami sudah serius ngedengerinya , eh.....kamunya malah ngisengin kita " Sungut Clara cemberut
" Aku tuh jadi geli ngelihat tampang kalian berdua , lucu banget lho " kekeh Cinta
" Gak lucu tau " Maya gemes mencubit pelan lengan baju Cinta
" Rahasia dong " Balas Cinta tanpa merasa bersalah.
" Eh lihat ! Roy kemari tuch " Maya berbisik.
Mereka bertiga pun memandang kearah yang di tunjuk Maya .
Pelan Roy berjalan kearah para gadis, tampang Roy tak kalah dari Dimas , 11 - 12 lah . yang membedakan cuma kharismanya .
Dimas tampan dan berkharisma sebagai pria dewasa yang matang dari segi fisik maupun emosional, sementara Roy, lelaki tampan yang sedikit agak terkesan nakal karena usianya juga masih terpaut tiga tahun lebih tua dari Cinta dan kedua temannya .
" Hai " Sapa Roy santai
" Hai juga Roy " Jawab mereka bareng
" Kantin yuk ! " Ajak Roy
" Kamu ngajak kita bertiga ? " Tanya Maya ragu
" Ya iyalah, ntar kalau aku ngajak salah satu dari kalian,kesannya aku gak adil 'kan ? " ucap Roy memainkan kedua alisnya .
" Kamu yang traktirkan ? " tanya Clara
" Iya " ucap Roy yakin
Mereka ber-empat menuju kantin sambil tertawa dan bercanda sejenak menghilangkan kemurungan pada wajah Cinta.
dreett
dreett
Ponsel Cinta berdering
" Sshhttt ....Om Dimas " Ucapnya meletakkan telunjuk di depan bibir agar teman temannya diam.
digesernya ikon hijau yang tertera di layar ponsel.
" Ya Om... " jawabnya
^^^📞 Om Dimas^^^
" Belum Om, masih dikantin,ada apa Om ? " tanya Cinta .
^^^📞 Om Dimas^^^
'"Oke Om ,Cinta otw " Sahut Cinta langsung menutup panggilan , memasukkan ponsel kedalam tas selempang yang tergantung di pundak.
" May, Ra, Roy ,aku duluan ya ! " Ujar Cinta sambil menyeruput habis sisa es jeruknya.
" Kemana ? " Tanya Clara
" Ruangan si Om, katanya ada yang diminta tolongin " Sahut Cinta
" Langsung pulang ? " Tanya Maya
" Yup " Cinta menganggukan kepalanya.
" Roy, makasih tranktirannya ya, sering sering traktir kita lho " Kekeh Cinta berlalu
Roy hanya mangancungkan jempolnya tanda setuju karena Roy sambil terima telepon dari temannya .
Cinta sambil berlari kecil menuju kantor dimas.
sampai didepan pintu ruangan Dimas ,Cinta menghembuskan napas perlahan mengatur napas.
Duhai jantung, apa kabarmu disana , kenapa debarannya terlalu kuat .
Oh Tuhan.....biasanya tidak seperti ini, kalau terus seperti ini saat bertemu si Om , tidak baik buat kesehatan jantungku .bisik Cinta pada jantungnya.
Mengangkat tangan, mengetuk pintu pelan
" Masuk " Suara Dimas dari dalam.
ceklek ,vpintu terbuka ,
" Masuk Cin " Ajak Dimas sembari melambaikan tangan agar Cinta mendekat
Cinta melangkah pelan menjejakkan kaki ke arah Dimas yang duduk di belakang meja.
" Ada apa Om ? " Tanya Cinta langsung dengan kepala tertunduk, dia tidak berani menatap Dimas karena Cinta takut Dimas bakalan tahu bagaimana perasaan Cinta terhadap Dimas . karena kata orang orang 'kan, apa yang di dalam hati akan terpantul lewat mata.
cih.
" Om minta tolong, bisakan kamu ke cafe sekarang ? flashdisc tentang laporan harian cafe malam tadi Om bawa buat ngecek transaksi harian, tiap hari biasanya Vivian akan men-save nya di flashdisc dan bakalan Om krosscek setelah cafe tutup, hari ini Om sepertinya enggak kesana , kepala Om sakit " terang dimas sambil menekan nekan pangkal hidungnya, menyerahkan flashdisc di hadapan Cinta
" Om gak pa pa ? " Tanya Cinta kuwatir sembari memasukkan flashdisc dalam tas selempangnya.
" Enggak " Dimas menjawab sembari tersenyum tipis
" Yakin ? " Cinta masih tidak percaya .
Dimas tidak menjawab , beranjak dari kursinya berjalan mendekati Cinta dan setengah berdiri ditepi meja .
" Kenapa dari tadi kepala kamu tunduk saja, hem ? " Lembut suara Dimas sambil memegang dagu Cinta dan menengadahkannya agar sejajar dengan wajah Dimas, Dimas sedikit mencondongkan badannya memangkas jarak keduanya agar tidak terlalu jauh, manik mata keduanya bertemu.
Deg
Oh jantung, ku mohon kerjasama-mu,berhenti membuat keributan di sana ! Jangan sampai suaramu terdengar oleh si Om .
Do'a Cinta dalam hati.
" Eng - enggak pa pa, Om " Cinta tergagap
Cinta buru buru berdiri ,karena kuatir bakalan kena serangan jantung jika terlalu lama berdekatan dengan Dimas .
" Oke Om, Cinta langsung berangkat ya ! " Pamit Cinta .
Cinta langsung membalikkan badan beranjak berlalu dari hadapan Dimas.
sebelum Cinta melangkahkan kakinya ,Dimas menahan lengan Cinta .
" Hati hati dijalan ! Setelah itu langsung pulang ! Oke " bisik Dimas ditelinga Cinta ,hembusan napas hangat Dimas menyapu lehernya.
Cinta mematung dengan mulut terbuka, permukaan kulitnya meremang, manik matanya menatap Dimas bingung dengan tindakan Dimas barusan.
Dimas mengedipkan matanya sebelah menggoda , Cinta tersadar dan memacu langkahnya cepat berlalu dari ruangan Dimas.
*
*
*
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian jalan di siang hari yang panas terik .
Ada apa dengan si Om ? Tingkahnya aneh , terlalu manis dan, Ya Tuhan......Kalau Om seperti itu, aku kan bisa baper tingkat dewa Om.
Pikiran Cinta terus dipenuhi dengan sikap Dimas di kantor Dimas tadi sehingga tidak terasa , mobil yang Cinta kendarai sudah memasuki area parkir cafe.
Setelah memarkirkan mobilnya , Cinta melangkah masuk kedalam cafe dan langsung menuju ruangan manager.
tok
tok
tok
" Masuk ! " Terdengar suara lembut dari dalam
Cinta masuk kedalam, manik matanya langsung bertemu dengan sosok wanita cantik usia 25 tahunan.
" Ada yang bisa saya bantu " tanya- nya ramah
Pantas saja Om Dimas sekarang lebih sering berada di cafe, rupanya ada wanita cantik yang di lihatnya setiap hari
" Hello..." Dia mengibaskan tangannya didepan wajah, menghalau lamunan Cinta.
" Eh, Om Dimas menitipkan ini, katanya mbak memerlukan-nya " Jawab Cinta sambil menyodorkan flashdisc dari dalam tas.
" Mas Dimas mana ? Kok bisa kamu yang ngantar ? " Yanya Vivian sedikit kecewa.
Mas ? cih....sebegitu dekatkah hubungan kalian ? Sehingga memanggil Om Dimas dengan sebutan Mas ? Mesra sekali.
Cibir Cinta dalam hati
" Om kurang enak badan jadi si Om istirahat dirumah ' jawab Cinta malas
" Oh ' Wajah Vivian kecewa
" Oke mba, kalau begitu saya permisi ' Pamit Cinta berlalu tanpa menunggu jawaban dari Vivian.
▫️
▫️
▫️
.🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Umi Nabila
lg ngulang mbacanya👍👍
2022-11-11
3
💦
udah om2 juga senengnya php in orang...jangan kasih harapan palsu ke vivian dan cinta om...pilih salah satu,krn sikapmu itu bisa menyakiti hati salah satu dari mereka...
2022-06-20
0
mami Fauzan
sikap om bikin jantung cinta dag,, dig,, dug,, deerr,, tuchhh....
2022-02-20
1