'Ini pasti karena efek latihan waktu itu' mindlik Ken.
Daniel kemudian teringat latihan pertama nya dengan Eques, apa yang dikatakan Ken ada kaitannya. Tapi Daniel tidak bisa berburuk sangka dulu, walau Eques terlihat diam saja ketika dibicarakan.
'Harimau licik!' ujar Ken.
'Jangan bertengkar, besok aku harus bekerja, kalian ingat' timpal Daniel.
Reno benar-benar mengirimkan dokter ke Lightmoon pack, Daniel langsung diperiksa saat itu juga.
Dokter meletakkan stetoskop nya dan memeriksa detak jantung, suhu, tensi darah serta yang lainnya seperti pemeriksaan umum.
"Tuan sehat-sehat saja, tidak ada masalah" ujar dokter membuat Daniel dan Zean terkejut.
"Mungkin hanya kelelahan" imbuhnya.
Daniel memikirkan sesuatu, apa mungkin ini memang efek dari latihan nya bersama Eques. Harimau itu tidak berbicara sama sekali.
"Tapi tadi wajahnya pucat sekali dok, beliau mengadukan perut sakit dan tadi hampir tidak sadarkan diri" ujar Zean mewakili Daniel.
"Maaf tuan Daniel, aku akan menyingkap baju mu" ujar sang dokter.
Daniel mengangguk, wajahnya bahkan masih terlihat pucat. Bagaimana bisa dokter itu mengatakan dirinya baik-baik saja.
Sret!
Dokter itu menempelkan telapak tangannya, mencoba mengukur suhu apakah berbeda dengan bagian tubuh lainnya.
Grep!
Dingin!
Mencoba tehnik lain, dokter itu memukulnya perut Daniel perlahan, tapi tidak terdengar suara kembung. Tidak ada yang aneh. Langkah terakhir, kali ini dokter itu menekan-nekan perut Daniel sedikit kuat.
"Arkhh..!" Daniel langsung meringis.
Dengan mata terbuka mereka terkejut melihat noda hitam tiba-tiba muncul satu persatu di perut nya.
"Apa ini yang sakit?" tanya dokter menekan bagian letak usus buntu.
"Atau ini" imbuhnya menekan bagian organ hati.
Zean menyadari sesuatu, seperti nya dokter manusia itu tidak bisa melihat noda hitam diperut Daniel yang terus hilang dan bermunculan di waktu bersamaan.
"Y-ya" jawab Daniel.
"Seperti nya tuan harus melakukan cek laboratorium, agar jelas penyakit yang dideritanya" jelas dokter.
"Untuk sekarang apa dokter bisa memberikan obat pereda nyeri? Kami akan pergi ke rumah sakit nanti malam" ujar Zean.
Dokter itu mengangguk dan langsung memberikan obat nya. Zean kemudian mengantar dokter itu untuk pulang dan akan mengobati Daniel setelah dia pergi.
'Daniel kamu terkena gangguan sihir' mindlik Eques.
'Seharusnya gangguan itu juga mengenai kami, tapi mungkin karena kekuatan kami terlalu besar dan aku juga mempunyai kekuatan magis, gangguan sihir itu tidak berfungsi' imbuhnya.
'Lalu apa kamu tahu cara menghilangkannya?' tanya Daniel.
'Haruskah aku diam ditempat yang gelap lagi?' imbuhnya.
'Kurasa tidak akan berpengaruh, sihir itu hanya mengenai tubuh luar mu' jawab Eques.
'Kalian baik-baik saja aku yang kesakitan, ini ketidakadilan' timpal Daniel mencengkeram perutnya lebih erat.
'Coba gunakan kekuatan ku, salurkan energi panas secara halus ke tangan mu dan tempelkan di area yang sakit' ujar Eques.
'Bayangkan keadaan mu akan membaik dengan energi itu' imbuhnya.
Daniel mencoba nya, perlahan cara itu berhasil. Walau tidak langsung menghilangkan rasa sakitnya.
'Jika sudah membaik hentikan cara itu, terlalu sering menggunakan energi panas pada diri sendiri akan memberikan dampak buruk' ujar Eques.
Daniel mengangguk dan mencoba beristirahat, banyak yang dia pikirkan dan banyak yang harus dia tangani. Jika terus sakit seperti ini akan menambah masalah baru.
Esok paginya Lightmoon pack disibukkan dengan jadwal pertemuan, banyak perusahaan yang meminta bertemu dan membicarakan bisnis lebih dalam.
Zean harus berlari dari satu perusahaan ke tempat lain dan pergi ke perusahaan lainnya, hari ini dia menjadi wakil Daniel karena lelaki itu masih terbaring tidak berdaya di atas tempat tidur.
Tidak parah sebenarnya, karena Daniel juga ingin memaksa pergi tadi. Namun Zean menahannya dengan tegas, dia tidak ingin membuat resiko.
"Ini tuan Zean" pebisnis itu memberikan handphone Zean kembali.
Memang seperti itu teknis nya, Zean mewakili Daniel tapi apabila kolega ingin mendengar penjelasan langsung dari Daniel mereka akan mendengarkan nya lewat telpon.
Perusahaan terakhir sudah Zean datangi, waktu tepat menunjukan pukul 3 sore. Masa berjalan cepat sekali, Zean menaiki mobilnya dengan ekspresi lelah.
Ketika menuju Lighmoon pack mobilnya melaju melewati stand kopi langganan nya, kalian ingatkan jika Zean tinggal lama di dunia manusia. Kebiasaan nya tidak akan hilang begitu saja.
Zean memarkirkan mobilnya dan memesan dua cangkir kopi dingin, tubuh nya terasa panas ingin segera sampai mandi.
"Pasti untuk Daniel satu" ujar seorang perempuan.
Zean melihat kearah kanan dan mendapati Alea duduk disampingnya, dia tersenyum sembari memegang cangkir kopi.
"Kamu temannya Daniel kan? Yang menemaninya saat pemotretan" ujar Alea.
"Ah- ya, kamu Alea kan" timpal Zean.
Alea mengangguk.
"Kamu pasti lelah sampai tidak menyadari keberadaan ku" ujar Alea.
"Hm, hari ini sibuk sekali" timpal Zean.
Alea kemudian celingak-celinguk memperhatikan mobil yang tadi ditumpangi Zean.
"Daniel dimana?" tanya Alea.
"Dia di pack" jawab Zean.
Alea lesu mendengarnya. Dia berharap Daniel ada di mobil dan bisa berbicara dengan nya. Alea ingin hal itu.
"Kupikir dia ada disini ketika kamu memesan dua cangkir kopi" ujar Alea.
"Tidak, aku hanya menggantikan tugasnya hari ini karena dia sedang sakit" timpal Zean menerima pesanannya.
Lelaki itu memberikan selembar uang biru dan pamit kepada Alea untuk segera pulang.
"Daniel sedang sakit?" Zean menghentikan langkahnya ketika Alea menahan tangannya.
Zean mengangguk.
"Boleh aku ikut, aku ingin menjenguk nya. Aku khawatir" ujar Alea.
Zean tampak berpikir, dia hendak memindlik Daniel tapi mendadak lupa bagaimana caranya?
"Kumohon..!" Pinta Alea.
Zean tidak mempunyai alasan untuk menolak, jadi dia mengijinkan Alea.
Zean langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi atas permintaan Alea, Zean terheran melihatnya. Apalagi ketika ekspresi nya terlihat begitu khawatir.
Perjalanan yang singkat terasa panjang, tapi akhirnya mereka sampai dengan selamat dan Alea keluar dengan tidak sabar.
"Boleh antarkan aku langsung kepada Daniel" ujar Alea.
"Tadinya aku akan menyuruh mu menunggu sebentar sembari aku menyimpan tas ini" timpal Zean.
"Antarkan aku dulu, ku mohon" ujar Alea.
Zean tidak menolak, dengan ekspresi bingung dia mengantarkan Alea ke kamar Daniel.
Karena khawatir Alea tidak menyadari betapa megah dan anggun nya mansion ini.
Kriet!
Zean membuka pintu dengan perlahan, diikuti Alea.
Alea perlahan masuk dan melihat Daniel yang sedang berbaring di atas kasur dengan mata tertutup.
Satu tangannya memegangi perut, dan yang lainnya memegangi handphone. Alea berjalan mendekatinya. Perasaan nya benar-benar khawatir dan hatinya sakit melihat keadaan Daniel seperti ini.
Wajah Daniel berkeringat dingin dan kedua halis nya bertaut, tidurnya seperti tidak nyaman.
Perlahan Daniel bergerak dan membuka mata.
"Zean.." lirihnya mencoba bangkit.
Namun tubuh nya langsung membeku ketika matanya bertemu dengan manik indah milik Alea, mungkinkah Daniel bermimpi?
"Jangan banyak bergerak, istirahatlah" ujar Alea menuntut tubuh Daniel agar kembali tidur.
Daniel kemudian mendapati Zean berdiri di belakang Alea, lelaki itu sadar maksud dari tatapan Daniel.
"Tadinya aku mau melakukan mindlik, tapi aku lupa cara melakukannya" ujar Zean tertawa hambar.
Keadaan menjadi hening, tak lama kemudian Daniel meminta Zean membawakan makanan atau camilan untuk Alea.
Zean pun pergi menyisakan Daniel dan Alea yang khawatir.
"Aku ingin berada disini dengan mu" ujar Alea.
Alea tidak tega melihat wajah Daniel yang pucat, matanya terlihat lelah dan keringat dingin semakin banyak keluar.
Sontak Alea meraba kening Daniel, suhu nya normal tapi bagaimana bisa dia seperti menderita demam.
"Apa ini karena luka bakar itu?" tanya Alea
Daniel menggeleng sembari tersenyum.
"Lalu kamu sakit apa?" tanya Alea.
"Aku hanya sedang beristirahat, tidak sakit" timpal Daniel.
Alea menyodorkan air putih di atas nakas, Daniel menerimanya karena dia juga harus.
"Arrkh!" Daniel meringis ketika tangan nya tidak memegang bagian perut nya.
Otomatis Daniel langsung menyalurkan energi panas untuk meminimalisir sakit nya lagi.
"Apa perut mu sakit" ujar Alea mencoba menegang nya.
Grep!
Daniel menahannya, dia lebih rela menahan sakit daripada Alea mengetahui keadaan nya.
"Tidak papa Alea" ujar Daniel.
"Aww! Panas" timpal Alea memegangi tangannya yang digenggam Daniel.
Sontak Daniel melepaskannya, langsung terlihat luka merah melingkar dipergelangan tangan Alea.
Daniel langsung bangkit dan memegangi tangan Alea dengan tangannya yang satunya lagi, energi dingin langsung menyelubungi nya.
"Maaf Alea.." lirih Daniel.
"Daniel tangan mu panas sekali" ujar Alea mengacuhkan perkataan Daniel.
Perempuan itu benar-benar khawatir.
"Lihat tangan mu sampai memerah seperti ini" ujar Alea memegangi tangan Daniel.
Alea bergerak lancang dan memegangi perutnya, Daniel yang saat itu hanya berbalut kaos putih polos bisa merasakan tangan Alea yang hangat di kulit nya.
Sret!
Daniel melepaskan tangan itu dengan sedikit kasar, Alea cukup terkejut dan sadar sikapnya terlalu lancang.
Baru kali ini Alea melihat Daniel menatapnya dengan mata yang tajam, Alea sampai menunduk dan matanya siap meluncurkan air.
"Aku ingin beristirahat, keluar lah" ujar Daniel.
Alea mendengar nya dengan ekspresi terkejut, apakah Daniel semarah ini karena dirinya sedikit lancang? Alea tidak menyangka. Daniel selalu bersikap lembut dan tenang.
"Arrkh..!" Daniel kembali meringis.
Alea lagi-lagi mencoba mendekati nya.
"Jangan buat aku mengulang kalimat yang sama, keluar sebelum aku memanggil penjaga" ujar Daniel.
Alea terpaksa keluar, dia pergi tanpa mengucapkan kata apapun.
**jangan lupa vote, komentar dan bantu share cerita ini dengan agar semakin banyak orang membacanya.
^^^salam hangat^^^
^^^resa novia**^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
anggita
Alea😘
2021-05-22
1