Bab 15. Dua Sisi

****

Waktu berjalan dengan cepat dan tak terasa satu bulan telah berlalu dengan semestinya. Ibu Kanti sudah semakin sehat, walau tangannya masih lemah, bahkan untuk mengikat rambut atau memakai baju saja ia belum maksimal. Namun sangat di syukuri oleh Yulia, ibunya mengalami perkembangan kesehatan yang signifikan, itu kata dokter Andreas.

Tanpa diminta beberapa hari sekali dokter Andreas mengontrol keadaan Bu Kanti tanpa diminta. Ia sudah tahu Yulia telah bercerai dari suaminya. Kentara sekali ia sedang pedekate dengan Yulia walau Yulia tak pernah memberi harapan. Ia juga tak mau menerima sedikitpun uang yang diberikan oleh Yulia maupun Bu Kanti.

Sementara itu, Bu Alvi juga sangat getol mendekatkan putranya dengan Yulia, mulai dari mengirim Shila ke rumah Bu Kanti lalu sore harinya ia menyuruh Romi mengambil anaknya, atau tiba tiba ia datang saat makan siang dan meminta Yulia untuk makan bersama mereka. Diantara teman teman Yulia juga sudah bukan rahasia lagi, terlalu terlihat jelas jika Bu Alvi menginginkan Yulia menjadi ibu sambung Shila.

Saat melihat anaknya seperti batu yang tak akan bergerak jika bukan ia yang menyuruh mendekati Yulia, Bu Alvi menjadi gemas sendiri.

"Romi, kamu tuh ya! ibu itu makin tua, gak bisa terus merawat anak kamu. Usaha dong kamu Rom!"

keluh Bu Alvi pagi itu, ia merasa pusing. Beberapa hari ini Shila selalu rewel pengen ketemu Tante Yulia. Bagaimana gak pusing, setiap pagi Shila gak mau mandi atau berangkat sekolah dengannya atau Romi. Malah minta Tante Yulia yang memandikan atau mengantar sekolah. Tak mungkin juga pagi pagi ia menelpon Yulia untuk datang ke rumah mereka untuk sekedar memandikan atau mengantar ke sekolah, sedang Yulia sendiri punya kewajiban mengurusi ibunya sebelum berangkat pergi ke swalayan.

"Ibu juga sih, ngapain deket deketin Shila sama Yulia. Harusnya kalau Shila merengek pengen ketemu perempuan itu, ibu alihkan perhatiannya. Bukan malah mengantarnya ke rumah Bu Kanti. Kalau gini kita juga yang repot." Demi apa, mendengar anaknya yang keras kepala Bu Alvi meradang.

"Romiiii! Kamu tahu gak sih maksud ibu. Kalau kamu mau menikah sama Yulia, bukan kita aja yang untung, Yulia juga bisa menjadi ibu rumah tangga saja ngurusi anak kamu sama ibunya juga barengan. Kamu yang cari nafkah, Yulia yang ngurus rumah sama keluarga. Beres kan? Kebutuhan biologis kamu juga terpenuhi, sampai kapan kamu menyesali kepergian Dina. Dia sudah tenang di alamnya, harusnya kamu kirim doa saja, jangan merasa bersalah kalau kamu jatuh cinta lagi dan menikah lalu punya anak. Gak ada yang salah atas semua ini."ceramah panjang lebar Bu Alvi. Geram. Bisa bisa ia darah tinggi memikirkan Romi yang keras kepala.

"Tapi ibu dulu bisa kan, gak menikah lagi meski Ayah meninggalkan kita lebih dulu, Ibu juga gak menikah sampai sekarang. Ibu bisa, kenapa aku tidak?"

"Beri waktu Romi, Bu! Romi masih cinta banget sama Dina, belum bisa berpaling. Lagian belum tentu Yulia mau nikah sama Romi."

Romi tahu mantan suami Yulia, Wahyu. Laki laki yang cukup tampan, begitu juga Romi sering melihat dokter Andreas, mendekati yulia. Dokter Andreas, dulu mereka adalah jemaah gereja yang sama. Romi adalah mualaf sebelum menikahi Dina yang seorang Muslim. Romi janji pada istrinya waktu itu akan mendalami agama dengan baik. belajar shalat dan belajar membaca huruf Arab sampai bisa membaca Alquran. Tapi itu hanya wacana saja.

Romi memang rajin shalat Dan bisa menguasai bacaannya dengan baik karena hafal luar kepala, namun untuk belajar membaca huruf demi huruf Arab ia masih pusing, karena juga sibuk dengan pekerjaan. Itulah sebabnya ia selalu mengulur ulur waktu jika anaknya minta ia mengajari ngaji. Karena ia memang belum bisa, bahkan Shila lebih bisa menguasai huruf huruf Arab daripada dirinya.

Apalagi ibunya, sampai saat ini Bu Alvi masih dengan keyakinan lamanya.

Bu Alvi memang tidak keberatan Romi mengikuti keyakinan Dina waktu akan menikah dulu, malah mewanti wanti agar supaya jika ia berniat jadi mualaf, harus konsekuen dengan pilihannya. Harus menjalankan tata cara keyakinan barunya dengan sempurna, akan tetapi saat istrinya meninggal karena mengalami e klampsia , sepertinya Romi sedikit melupakan tujuan mulianya. Belajar agama dengan lebih baik. Ia sibuk menyesali kematian mendiang Dina.

Romi bahkan juga merelakan salah satu ruangan atas swalayan miliknya untuk dijadikan mushala, tapi sepertinya penggunaanya belum maksimal. Hanya dirinya, Fani juga jarang jarang, dan Yulia. Yulia lah yang paling rajin mendatangi tempat itu, dan membuat suasana di ruangan itu hidup dengan bacaannya saat waktu istirahat tiba.

Ia juga tidak bisa memaksa karyawan lainnya untuk memanfaatkan tempat itu, hanya sekedar menyediakan tempat, siapa tahu ada yang berminat. Itu yang ia pikirkan.

Diantara beberapa karyawan, juga hanya Yulia a yang mengenakan kerudung. Bukannya apa, bukankah kewajiban setiap muslimah untuk menutup auratnya. Yaitu seluruh anggota tubuh, kecuali muka dan telapak tangan dan kaki. Ia juga tak berani menegur. Siapalah dirinya.

Ia juga diam diam malah menyimak dan berusaha mengingat ingat jika Shila belajar ngaji disampingnya.

"Romiii, itu karena kamu kurang usaha. Kamu tahu istilah witing tresno jalaran soko kulino', atau bisa karena biasa. Kalau kamu menikah, kamu akan terbiasa dengan istri barumu. Bukan untuk melupakan istri lama, namun memulai hidup baru itu lebih penting. Move-on dong. Life must go on! Romiiii. Tapi kamu! malah cuma jalan di tempat. " Romi memilih diam kala ibunya ngomel panjang memenuhi gendang telinganya. Baginya Omelan ibu seperti kidung atau nyanyian saat dulu ia mendengarnya sebelum tidur waktu kecil. Membuatnya menguap lebar.

Hooaaaamm!

"Romiiii!"

*****

Sementara di tempat lain.

"Andre, ibu bukannya tak tahu kamu deketin lagi Yulia, tapi ibu ingatkan kamu ibu sama Ayah gak akan pernah rela jika kamu mengubah keyakinan kamu demi dia. Kalau kamu maksa dan harus ada yang ngalah, dia yang harusnya ngalah sama kamu, ikut keyakinan kita."

"Paham kamu Ndre?" sentak sang ibu. Mereka punya keyakinan kuat dan memang Andre ada keturunan China. Kulitnya putih dengan mata agak sipit, khas keturunan ras itu.

"Bu, aku yakin gak akan mungkin Yulia ikut keyakinan kita. Haruskah kita sama sama keras kepala, kalau dengan itu Yulia bisa mau nikah sama Andre. Atau memang ibu sama Ayah menginginkan Andre jadi bujang lapuk seumur hidup?" keluh Andre. Panggilan dokter Andreas. Ibu dan Ayah Andre juga dokter.

"Kalau memang ia gak mau ikut kita, ya tinggal cari perempuan lain, Ndre. Kamu itu ganteng, seorang dokter, masa sih kamu mentok sama dia? Selain dia banyak wanita cantik masih murni lagi, lah dia. Dia seorang janda. Janda itu bekas laki laki lain Ndre, sadar gak sih kamu?

Dan yang paling penting satu keyakinan sama kita!" ibu Santo mulai meradang. Nadanya tinggi naik beberapa oktaf.

\=\=\=\=\=

Hai hai....aku datang lagi....

Dan ini melibatkan keyakinan lain. Jika ada yang punya keyakinan lain dan ikut membaca ceritaku, harap bijak ya! Bukan ada maksud menyinggung keyakinan lain itu.

This is just Story. Yang baik silakan diterapkan jika tak baik harap di unfav aja. Saya ikhlas.

Jangan lupa tinggalin jejaknya. Like, komen daaan Gift seikhlasnya. Jangan jadi pembaca ghaib ya! bikin merinding tahu. Hehehe.....

Terpopuler

Comments

Dika Laily

Dika Laily

tetaplah yakin pada agama allah yulia

2021-11-25

0

Afseen

Afseen

yg duda, ortunya yg ngebet anaknya yg gk mau ,yg bujangan anaknya yg pngen, ortunya yg gk stuju hadeeh

2021-11-16

1

Via🔥💰

Via🔥💰

aku mampir kak..semangat selalu

2021-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai dan Diusir
2 Bab 2. Masa Indah
3 Bab 3.Periksa ke Dokter
4 Bab 4.Menginap
5 Bab 5. Menyesal
6 Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7 Bab 7. Telat
8 Bab 8. Siapa Nama Bos?
9 Bab 9. Hampir Saja
10 Bab 10. Makan Malam
11 Bab 11. Ibu Sakit
12 Bab 12. Telat (lagi)
13 Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Dua Sisi
16 Bab 16. Jangan Panggil Pak
17 Bab 17
18 Bab 18. Ayo kita nikah
19 Bab 19. Aku di lamar.
20 Bab 20.Menyatakan perasaan
21 Bab 21. (di) Belanja (in)
22 Bab 22. Benar Kata Ibu
23 Bab 23. No Titel
24 Bab 24. Insiden
25 Bab 25.
26 Bab 26.
27 Bab 27. Bertemu lagi
28 Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29 Bab 29. Tambah Masalah
30 Bab 30. Bonus visual
31 Bab 31. Kedatangan Saudara
32 Bab 32. Melamar
33 Bab 33. Melamar 2
34 Bab 34. Menentukan Jawaban
35 Bab 35.
36 Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37 Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38 Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39 Bab 39. Shila Sakit.
40 Bab 40. Iya, Saya Terima.
41 Bab 41.
42 Bab 42.
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46.
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102.
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118.
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Kedatangan Tamu Dari Jauh
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Cerai dan Diusir
2
Bab 2. Masa Indah
3
Bab 3.Periksa ke Dokter
4
Bab 4.Menginap
5
Bab 5. Menyesal
6
Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7
Bab 7. Telat
8
Bab 8. Siapa Nama Bos?
9
Bab 9. Hampir Saja
10
Bab 10. Makan Malam
11
Bab 11. Ibu Sakit
12
Bab 12. Telat (lagi)
13
Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Dua Sisi
16
Bab 16. Jangan Panggil Pak
17
Bab 17
18
Bab 18. Ayo kita nikah
19
Bab 19. Aku di lamar.
20
Bab 20.Menyatakan perasaan
21
Bab 21. (di) Belanja (in)
22
Bab 22. Benar Kata Ibu
23
Bab 23. No Titel
24
Bab 24. Insiden
25
Bab 25.
26
Bab 26.
27
Bab 27. Bertemu lagi
28
Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29
Bab 29. Tambah Masalah
30
Bab 30. Bonus visual
31
Bab 31. Kedatangan Saudara
32
Bab 32. Melamar
33
Bab 33. Melamar 2
34
Bab 34. Menentukan Jawaban
35
Bab 35.
36
Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37
Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38
Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39
Bab 39. Shila Sakit.
40
Bab 40. Iya, Saya Terima.
41
Bab 41.
42
Bab 42.
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46.
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102.
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118.
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Kedatangan Tamu Dari Jauh
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!