Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu

"Tante Yuliaaa!" seru seorang gadis kecil yang masih memakai seragam TK nya. Terlihat imut dan begitu menggemaskan merentangkan tangan pada Yulia. Rambut bergelombangnya di kuncir dua, menari nari mengikuti langkah kakinya.

Andai tak ada lelaki bermata elang dibelakang gadis kecil itu yang menenteng kresek yang sepertinya berisi makanan, ia pasti langsung memeluk dan menciumi pipi gembul gadis itu. Yulia menahan diri dan hanya tersenyum.

Saat hampir sampai padanya, mbak Fani menghadangnya.

"Naaaa, ketangkap 'kan sekarang!" canda mbak Fani yang memeluk Shila, namun Shila meronta dalam pelukannya.

"Tante Yuliaaa, aku mau tanteeee! Gak mau sama Tante Fanniiii!" pekiknya masih terus meronta. Mbak Fani tertawa tawa.

"Iya, ini Tante di sini! Sama kamu sayang." mbak Fani malah tambah getol menggoda.

"Bukaaaan, aku maunya Tante Yuliaaa! Lepaaas, Tante Yuliaaa, tolongin Shila!" Yulia bengong, tak tahu harus berbuat apa. Tangan Shila menggapai gapai.

"Faniii! jangan godain Shila terus dong!" terdengar suara bariton menegur.

Akhirnya karena Shila terus meronta mbak Fani melepasnya.

"Tante cuman becanda sayang!" Shila berlari kearah Yulia. Dan Yulia menangkap dan memeluknya. Shila bersungut dan menoleh pada Fani dengan ketus.

"Uluh uluh, ini anak udah kena magnetnya Yulia nih, gue yakin, sebentar lagi bokapnya juga kena setrum juga." Celutuk Mbak Fani sambil tertawa mengejek Romi. Romi hanya mendengus sambil terus berjalan naik ke lantai dua.

"Shila baru pulang sekolah ya? pinter gak sekolahnya?" tanya Yulia memainkan rambut Shila. Wangi shampo anak pada rambutnya membuat Yulia tak henti menciuminya.

"Pinter dong Tante, Shila kan selalu rajin belajar. Belajar nulis, belajar membaca, belajar menggambar juga Tante! " ucapnya membanggakan diri. Risma sambil bekerja melihat interaksi keduanya, begitu juga mbak Fani, memperhatikan mereka berdua sambil tersenyum. Ia lalu menggeleng dan melangkah kembali lagi ke tempat kasir.

"Yulia, kayaknya apa yang dikatakan mbak Fani beneran deh, aku yakin kalau gini terus kamu bakalan dijadikan bini sama bos Romi." bisik Risma yang juga cekikikan, membuat Yulia melotot kearahnya sambil memukul lengan Risma. Risma mengaduh dan botol sampo yang dibawanya jatuh.

"Eh, maaf maaf! Kamu juga sih!!" Yulia bersungut. Risma tambah keras tertawanya.

"Jangan lupakan kita ya, kalau nanti kamu jadi Bu Bos, kamu kudu sering traktir kita makanan." makin ngaco omongan Risma.

"Kamu tahu nggak Yul, kita disini udah bertahun tahun ya, tapi ini nih, si bos kecil ini, tak pernah seakrab ini sama kita. Kamu masih hitungan hari, dia udah nempel aja kayak kena lem sama kamu."

"Bentar lagi bapaknya pasti nih yang kena lem."

"Tapi kalau dilihat lihat kalian cocok sih jadi ibu sama anak. Serasi banget." Risma masih saja menggoda Yulia. Yulia diam tak menanggapi, semakin ditanggap,

i ia malah akan semakin terpojok oleh godaannya.

Yulia sibuk melihat bos kecil mengeluarkan buku LKS yang dominan berisi gambar gambar khas anak TK.

"Ini Tante, aku dapat nilainya bagus semua." masih mode memuji diri sendiri. Yulia mengacungkan jempolnya sambil berkata sippp!

"Shila, ayo naik dulu. Ajak Tante Yulia naik gih!" seru seorang wanita paruh baya yang kemarin.

"Iya, Nenek!" Shila memgemasi bukunya yang tadi dikeluarkan. Dimasukkannya kembali dalam tas. Lalu meraih tangan Yulia agar ikut naik.

"Ayo Tante, Nenek ngajak Tante juga!" tarik Shila.

"Eh Shila sayang, yang dipanggil Nenek 'kan Shila. Ayo naik dulu. Tante lihatin dari sini deh!" ungkapnya kemudian.

"Aaa, aku maunya sama tanteee!" rengek Shila. Kakinya ia hentak hentakkan dilantai. Duuuh, anak ini. Dengan terpaksa Yulia mengikuti langkah Shila, karena jarinya ada di genggaman tangan gadis kecil itu.

"Assalamu'alaikum." ucap Yulia di depan pintu ruangan Bos yang tak tertutup. Di sana telah ada Bos Romi dan juga Bu Alvi, ibunya Bos Romi alias Nenek Shila. Percuma Yulia mengucap salam, karena tak ada yang menjawab dan ia juga langsung diseret masuk oleh Shila.

"Yulia, ayo kita makan bersama!" ajak Bu Alvi, di ruangan itu ada meja dan di atasnya sudah tersedia beberapa hidangan. Sepertinya itu yang tadi dibawa Pak Bos.

"Tapi Bu!!"

"Sudah, aku gak suka ada penolakan." Yulia melirik pak bos yang fokus dengan layar komputernya.

"Ayo Tante, kita makan sama sama. Shila juga lapar." gadis kecil itu terus saja merengek dan tak melepas genggaman tangannya pada jari Yulia. Yulia bingung, dan tentu saja sungkan dengan Pak Bos yang jutek.

"Saya baru makan, Bu! saya belum lapar. Lagian nanti saya ada jatah makan dengan teman teman,,,!" terpaksa Yulia berbohong.

"Ckkk! kamu gak usah bohong Yulia, aku tahu kamu bahkan melewatkan sarapanmu karena mengurus ibumu yang sakit 'kan?"

Darimana sih ibu itu tahu!

Sekarang wanita itu bahkan menggandeng tangan Yulia satunya lagi.

"Rom, ayo makan dulu!" pemilik mata elang itu akhirnya mendongak dari layar yang sejak tadi ia pantengin. Ia melirik jam dinding.

"Romi belum lapar Bu! Kalian makanlah dulu." Ia kembali ke aktifitasnya.

"Kamu makan sekarang atau ibu matiin komputernya. Kamu lihat tuh, anak kamu udah lapar. Dia mau makan!" sentak Neneknya Shila.

Shila yang mendengar neneknya marah segera menghampiri Ayahnya.

"Ayo Yah! kita makan sama sama. Seperti yang di tivi tivi itu loh, Yah! Ada ayah, ada ibu, ada kakak ada adek, kakek sama Nenek!" Shila meracau sambil menggandeng Ayahnya gabung. Romi sudah tak bisa berbuat apa apa jika kedua wanita yang dicinta itu memaksa.

Mereka kini duduk, Shila di samping ayahnya. Berhadapan dengan Yulia dan Bu Alvi.

Ibu Alvi yang tadinya kesal tersenyum. "Tapi kita disini cuma ada Nenek, Ayah sama Tante Yulia, Shila sayang!"

"Iya nanti kalau tante Yulia jadi Bundanya Shila kan bisa punya adik. Terus Shila jadi kakak. Iya 'kan, Yah?" pertanyaan dari Shila sukses membuat Romi yang sedang minum tersedak.

Uhukk, uhuukkk!

"Hati hati napa, Rom!" Bu Alvi menyodorkan air minum.

Mereka makan dalam keheningan, Shila terlihat bahagia. Makannya juga terlihat lahap.

"Rom, kok makannya sedikit, tadi pagi kamu cuma minum susu. Makan yang banyak! Ayo, mana piring kamu ibu ambilkan lagi nasinya" ibu Alvi mengomeli anaknya.

"Sudah, Bu. Romi sudah kenyang." Romi menyingkirkan piringnya agar tak terjangkau oleh sang ibu. Akhirnya nasi satu centong yang telanjur diambil melayang ke piring Yulia.

"Buu!" Yulia tentu kaget dan malu. Ia terus menunduk.

"Sudah, gak usah malu. Biar ibu temani kamu makan. Ayo Shila, sudah kenyang apa belum?"

****

Yulia minta izin pulang pada mbak Fani saat istirahat siang. Shila yang terus nempel dengan Yulia merengek minta ikut, dia sudah seperti ekor bagi Yulia. Kemana Yulia pergi, diapun akan ikut. Dengan berat hati Romi mengizinkan anaknya bersama Yulia pulang dengan membawa sepeda motor milik mbak Fani.

Romi terus memperhatikan kemana arah Yulia dan Shila pergi, hingga mbak Fani yang melihatnya meledek habis habisan.

"Ini bapaknya gak ikut sekalian tadi. Romi, Romi! Aku yakin sebentar lagi kamu bakal dikeroyok sama ibu dan Shila. Nyuruh kamu kawin sama si Yulia. Hahaha! Jodohmu di tangan anak sama ibumu, bang Duda!" ejek Fani sambil berlalu pergi.

"Sia lan."

\=\=\=\=\=\=

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sang Dewi

Sang Dewi

lanjut..

2022-02-07

1

Yeni Eka

Yeni Eka

Anaknya udah suka sm Yulia, ditunggu Bapaknya cepetan lamar Yulia

2021-09-04

0

Puan Harahap

Puan Harahap

hadir thor

⚘⚘Salam Pria Idola dan dua lainnya ⚘⚘

2021-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai dan Diusir
2 Bab 2. Masa Indah
3 Bab 3.Periksa ke Dokter
4 Bab 4.Menginap
5 Bab 5. Menyesal
6 Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7 Bab 7. Telat
8 Bab 8. Siapa Nama Bos?
9 Bab 9. Hampir Saja
10 Bab 10. Makan Malam
11 Bab 11. Ibu Sakit
12 Bab 12. Telat (lagi)
13 Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Dua Sisi
16 Bab 16. Jangan Panggil Pak
17 Bab 17
18 Bab 18. Ayo kita nikah
19 Bab 19. Aku di lamar.
20 Bab 20.Menyatakan perasaan
21 Bab 21. (di) Belanja (in)
22 Bab 22. Benar Kata Ibu
23 Bab 23. No Titel
24 Bab 24. Insiden
25 Bab 25.
26 Bab 26.
27 Bab 27. Bertemu lagi
28 Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29 Bab 29. Tambah Masalah
30 Bab 30. Bonus visual
31 Bab 31. Kedatangan Saudara
32 Bab 32. Melamar
33 Bab 33. Melamar 2
34 Bab 34. Menentukan Jawaban
35 Bab 35.
36 Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37 Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38 Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39 Bab 39. Shila Sakit.
40 Bab 40. Iya, Saya Terima.
41 Bab 41.
42 Bab 42.
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46.
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102.
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118.
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Kedatangan Tamu Dari Jauh
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Cerai dan Diusir
2
Bab 2. Masa Indah
3
Bab 3.Periksa ke Dokter
4
Bab 4.Menginap
5
Bab 5. Menyesal
6
Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7
Bab 7. Telat
8
Bab 8. Siapa Nama Bos?
9
Bab 9. Hampir Saja
10
Bab 10. Makan Malam
11
Bab 11. Ibu Sakit
12
Bab 12. Telat (lagi)
13
Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Dua Sisi
16
Bab 16. Jangan Panggil Pak
17
Bab 17
18
Bab 18. Ayo kita nikah
19
Bab 19. Aku di lamar.
20
Bab 20.Menyatakan perasaan
21
Bab 21. (di) Belanja (in)
22
Bab 22. Benar Kata Ibu
23
Bab 23. No Titel
24
Bab 24. Insiden
25
Bab 25.
26
Bab 26.
27
Bab 27. Bertemu lagi
28
Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29
Bab 29. Tambah Masalah
30
Bab 30. Bonus visual
31
Bab 31. Kedatangan Saudara
32
Bab 32. Melamar
33
Bab 33. Melamar 2
34
Bab 34. Menentukan Jawaban
35
Bab 35.
36
Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37
Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38
Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39
Bab 39. Shila Sakit.
40
Bab 40. Iya, Saya Terima.
41
Bab 41.
42
Bab 42.
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46.
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102.
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118.
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Kedatangan Tamu Dari Jauh
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!