Bab 5. Menyesal

@@@

Selesai sarapan, Yulia pamit untuk pulang ke rumah ibunya. Dan berharap suatu saat nanti bisa bertemu lagi dengan Bu Darsih.

Dengan berat hati dan juga banyak wejangan dan pesan, serta doa tulus dari Bu Darsih melepaskan Yulia. Diantaranya jika ia menikah lagi, Bu Darsih berdoa semoga Yulia mendapat laki laki yang bertanggungjawab dan sayang pada Yulia.

Yulia memeluk Bu Darsih dengan meneteskan air mata haru. Pertemuan yang begitu singkat namun akan membekas dihatinya.

"Sudah, sudah! Nanti kamu kesiangan. Panas Yul, cepat sana pergi. Ibu disini baik baik saja kok. Dari sebelum ada kamu tadi malam, ibu ya cuman sendiri. Jadi tak usah khawatirkan ibu." Bu Darsih meleraikan pelukan mereka dan menepuk pundak Yulia pelan.

****

Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya Yulia sampai juga dirumah ibunya. Ia melihat wanita yang telah melahirkannya itu sedang menata sisa sayur diatas meja. Terkadang ada tetangga yang membutuhkan dan membeli pada ibu Yulia.

Dengan menyeret koper Yulia berjalan cepat kearah ibunya.

"Ibuuuu!" Seru Yulia. Ia meninggalkan kopernya diujung undakan teras, menghampiri ibunya dan langsung berlutut, memeluk kaki sang ibu.

"Yulia, kau pulang, Nak?" menatap koper anaknya. Perasaan sang ibu tak karuan, melihat koper itu. Apakah Yulia...

"Maafin Yulia, ibu! Yulia salah. Dulu Yulia tidak dengar kata kata ibu!" Terjawab sudah apa yang dipikirkan ibu Yulia. Ia yakin anaknya ada masalah dengan sang suami.

Ibu mengelus puncak kepala anaknya yang terbalut hijab instan hitam. Lalu menyuruhnya berdiri.

Setelah berdiri Yulia memeluk leher ibunya. Tangisnya pecah lagi.

"Sudahlah Yul, tak ada gunanya disesali. Ibu sudah memaafkanmu, bagaimana bisa ibu tak memaafkan kamu, hmmm!"

"Ayo kita masuk, tak baik dilihat tetangga. " Pinta ibu sambil menggandeng tangan anaknya. Yulia mengambil koper dan membawanya masuk. Semua tak luput dari penglihatan sang ibu.

"Mau kemana ibu?" Tanya Yulia saat ibunya langsung ke belakang.

"Buatin minum buat kamu, Yul. Mau 'kan?" Yulia mendekati ibunya dan menarik tangannya untuk duduk.

"Ibu, duduklah dulu. Kita berbincang bincang, Yulia kangen banget dengan ibu."

Ibu Yulia mengalah. Ia pun duduk bersebelahan dengan anak perempuannya di sofa yang terlihat agak usang diruang tamu. Setelah agak lama keduanya diam dengan Yulia yang menggelayut dipundak sang ibu yang terlihat lebih kurus dari terakhir mereka bertemu.

" Sekarang, Yulia sudah diceraikan sama mas Wahyu, Bu! Mas Wahyu dan ibunya menuduh Yulia mandul. Padahal menurut dokter Yulia tak ada masalah kesuburan, Lagi pun pernikahan kita baru berjalan 3 tahun. Mas Wahyu selalu mengelak jika Yulia mengajak ke dokter untuk periksa. Ibunya bahkan lebih murka, saat Yulia berkata agar mas Wahyu sebaiknya pergi menemui dokter..."

"Stttt!" tegur sang ibu.

"Sudahlah. Ibu gak mau dengar lagi tentang mantan suamimu itu. Anggap aja jodoh kalian memang cukup sampai disitu." ibu terlihat begitu kesal pada Wahyu. Sebagai seorang ibu, tentu ia tak rela anak yang telah ia rawat dengan penuh cinta dari dalam kandungan, diperlakukan semena mena oleh orang yang baru dikenalnya beberapa tahun. Walau itu adalah oleh suami sendiri.

"Kau istirahatlah dulu Yul, nanti kita bicara lagi. Atau kau ingin makan? Kamu kan anak manja, masih suka minta disuapin sama ibu. Makan dulu saja deh!" putus ibunya yang langsung menuju dapur, untuk mengambilkan makanan anaknya.

"Bu, aku tadi lewat depan swalayan yang diujung jalan, aku mau ngelamar kerja di sana Bu. Siapa tahu aku diterima. Yulia harus cari kerjaan, biar dapat penghasilan. Dan juga buat mengalihkan pikiran aku, Bu!" ibu mengangguk angguk. Menyuapkan nasi di piring untuk Yulia.

"Aaaak!! Sesuap nasi itupun masuk ke mulut Yulia. Saat Yulia mengunyah, ia mengambil sendok itu. Mengisi dengan nasi dan menyuapkan pada ibunya.

"Ibu juga harus makan yang banyak, supaya ibu tetap sehat. Yulia tak tahu, kepada siapa lagi Yulia kembali dan berkeluh kesah jika sampai terjadi apa apa pada ibu!" Merekapun tersenyum. Nasi dan lauk sepiring penuh telah beralih ke dalam perut ibu dan anak itu.

"Ibu dukung keputusanmu, nak! Kamu harus move on. harus bahagia. Ibu selalu doakan untuk itu." Yulia tertawa.

"Aamiin. Tapi ngomong ngomong, ibu kok tahu istilah move on segala." ibu cemberut.

Keesokan paginya, Yulia bergegas berjalan kaki menuju swalayan yang kemarin ia lihat menempelkan tulisan sedang membutuhkan karyawan. Dengan mengucap Bismillah, ia berangkat dengan optimis.

Sesampainya di sana swalayan terlihat sudah cukup ramai dari luar. Ada beberapa sepeda motor terparkir rapi. Saat ia masuk Yulia celingukan, bingung pada siapa ia akan menyampaikan niatnya. Hingga kemudian ada salah seorang berseragam karyawan, lewat didepannya.

"Eh, mbak! Maaf. Numpang tanya. Nama saya Yulia. Saya tadi lihat didepan, kalau disini sedang membutuhkan karyawan baru, ya?" Gadis karyawan itupun berhenti dan menatap Yulia.

"Mbak Yulia pengen kerja disini?" ia malah balik bertanya. Yulia mengangguk.

"Sebentar ya, mbak! Saya tanya dulu pada mbak yang di kasir!" Ia pun berlalu menuju meja kasir. Mereka berbicara sambil melihat ke arah Yulia. Tak lama kemudian gadis itu melambaikan tangannya pada Yulia.

"Mbak! Sini..." Yulia pun mendekat.

"Mbak Yulia, ya? Pengen kerja disini?" Yulia mengangguk.

"Bisa hari ini juga kerja?" tanyanya lagi. Mata Yulia berbinar.

"Mau, mau! I-iya saya mau mbak!" Jawab Yulia penuh semangat.

"Ya sudah. Kalau begitu mbak Risma ini akan memberitahu apa yang mesti mbak Yulia kerjakan."

"Oiya, nama saya Fani!" Penjaga kasir itu menjabat tangan Yulia.

"Yulia, mbak Fani!"

Antrian mengular, Risma segera mengajak Yulia untuk mengerjakan sesuatu di tempat lain.

"Nah, ini mbak Yulia kerjaan mbak! Susun mie ini di rak ya, mbak. Susun yang rapi sesuai dengan merk-nya." Yulia mengangguk. Dengan cekatan ia mengerjakan apa yang diintruksikan padanya.

Selain menyusun mie, ia juga mengerjakan pekerjaan yang lainnya dengan penuh semangat, sampai tak terasa waktu istirahat pun tiba.

"Mbak Yulia, ayuk kita makan siang, nanti kerjaannya disambung lagi!" ajak Risma.

"Iya, mbak Risma!" Yulia pun mendekat.

"Nah, kenalan dulu. Yang ini namanya Lasmi, dan ini Yeni. Kita disini satu tim, harus kompak ya?"

"Oiya mbak, salam kenal semua. Saya Yulia, baru bekerja hari ini." ucap Yulia kemudian.

Merekapun asyik makan dan berbincang, bertukar nomor telfon dan bercanda.

"Oiya, kalau sembahyang tempatnya dimana ya?" tanya Yulia setelah menyelesaikan makannya.

"Ada, diatas. Di depan pintu ada tulisannya kok." kata Lasmi. Risma mengangguk.

"Disitu cuman ada dua ruangan. Yang satunya lagi itu ruangan pemilik swalayan ini." sambung Yeni.

"Kalian ada yang mau naik?"tanya Yulia mengedarkan pandangan pada ketiga teman barunya.

"Aku sedang haid." sahut Lasmi.

"He'eh, aku iya!" kali ini Yeni yang bersuara.

"Ayo, Yulia! Aku juga mau naik!" Risma berdiri, dan diikuti oleh Yulia. Saat Yulia dan Risma menaiki tangga, terdengar perdebatan antara Lasmi dan Yeni.

"Kenapa sih, kamu ikut ikutan bilang haid." Lasmi.

"Ya. aku kan perempuan. Emang salah kalau aku bilang sedang haid?" Yeni.

"Ya, salah kalau kamu gak haid tapi bilang haid. Iku jenenge ngapusi." semprot Lasmi pada Yeni. Terdengar Yeni mengaduh. Yulia geleng geleng kepala dengan kelakuan keduanya.

Selesai shalat, Yulia berdzikir sebentar. Sedang Risma sehabis shalat langsung berbisik di telinga Yulia.

"Aku turun duluan, ya?" Yulia hanya mengangguk. Sesaat setelah kepergian Risma, ruangan itu hening. Namun tak lama, sebuah suara anak anak terdengar.

Yulia telah menyelesaikan dzikirnya. Ruangan itu disekat antara sebelah kiri dan kanan. Mungkin maksud dari pemilik swalayan itu adalah antara ruangan laki laki dan perempuan terpisah.

Yulia melihat hape di dalam tas Selempangnya. Waktu istirahat masih kurang 15 menit. Tak membuang buang waktu lagi, Yulia membuka Mushaf kecil yang selalu dibawanya kemana mana. Ia membaca dengan lirih mushaf itu.

"Tante sedang mengaji?" tanya seorang anak kecil yang tiba tiba sudah ada didekat Yulia.

\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

ini pasti anak pemilik Toko, 🤔

2021-10-03

1

Yeni Eka

Yeni Eka

Kadang firasat seorang ibu itu selalu benar

2021-08-29

0

Cancer(。♡‿♡。)

Cancer(。♡‿♡。)

hadirrr

2021-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerai dan Diusir
2 Bab 2. Masa Indah
3 Bab 3.Periksa ke Dokter
4 Bab 4.Menginap
5 Bab 5. Menyesal
6 Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7 Bab 7. Telat
8 Bab 8. Siapa Nama Bos?
9 Bab 9. Hampir Saja
10 Bab 10. Makan Malam
11 Bab 11. Ibu Sakit
12 Bab 12. Telat (lagi)
13 Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Dua Sisi
16 Bab 16. Jangan Panggil Pak
17 Bab 17
18 Bab 18. Ayo kita nikah
19 Bab 19. Aku di lamar.
20 Bab 20.Menyatakan perasaan
21 Bab 21. (di) Belanja (in)
22 Bab 22. Benar Kata Ibu
23 Bab 23. No Titel
24 Bab 24. Insiden
25 Bab 25.
26 Bab 26.
27 Bab 27. Bertemu lagi
28 Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29 Bab 29. Tambah Masalah
30 Bab 30. Bonus visual
31 Bab 31. Kedatangan Saudara
32 Bab 32. Melamar
33 Bab 33. Melamar 2
34 Bab 34. Menentukan Jawaban
35 Bab 35.
36 Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37 Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38 Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39 Bab 39. Shila Sakit.
40 Bab 40. Iya, Saya Terima.
41 Bab 41.
42 Bab 42.
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46.
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102.
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118.
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Kedatangan Tamu Dari Jauh
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Cerai dan Diusir
2
Bab 2. Masa Indah
3
Bab 3.Periksa ke Dokter
4
Bab 4.Menginap
5
Bab 5. Menyesal
6
Bab 6. Gadis kecil yang Imut
7
Bab 7. Telat
8
Bab 8. Siapa Nama Bos?
9
Bab 9. Hampir Saja
10
Bab 10. Makan Malam
11
Bab 11. Ibu Sakit
12
Bab 12. Telat (lagi)
13
Bab 13. Jodohmu di tangan anakmu
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Dua Sisi
16
Bab 16. Jangan Panggil Pak
17
Bab 17
18
Bab 18. Ayo kita nikah
19
Bab 19. Aku di lamar.
20
Bab 20.Menyatakan perasaan
21
Bab 21. (di) Belanja (in)
22
Bab 22. Benar Kata Ibu
23
Bab 23. No Titel
24
Bab 24. Insiden
25
Bab 25.
26
Bab 26.
27
Bab 27. Bertemu lagi
28
Bab 28. Luka Lama Berdarah Kembali
29
Bab 29. Tambah Masalah
30
Bab 30. Bonus visual
31
Bab 31. Kedatangan Saudara
32
Bab 32. Melamar
33
Bab 33. Melamar 2
34
Bab 34. Menentukan Jawaban
35
Bab 35.
36
Bab 36. Nostalgia dengan cerita sebelah
37
Bab 37. Nostalgia dengan Cerita Sebelah 2.
38
Bab 38. Apakah ini Jawaban?
39
Bab 39. Shila Sakit.
40
Bab 40. Iya, Saya Terima.
41
Bab 41.
42
Bab 42.
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46.
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102.
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118.
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Kedatangan Tamu Dari Jauh
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!