📚
📚
📚
📚
📚
Aqila menyusul Raffa ke kamarnya dan berniat untuk menyiapkan pakaian untuk suaminya itu, walaupun Raffa selalu bersikap dingin dan kasar kepada Aqila tapi Aqila tetap ikhlas dan dengan senang hati melayani suaminya itu.
Aqila selalu ingat pesan Ibunya, supaya nurut dan patuh kepada suami. Aqila selalu berpikir kalau hidupnya itu sama seperti di Novel-novel yang dia baca, tapi di Novel yang dia baca pada akhirnya sang pria bisa mencintai sang wanita dengan tulus.
Aqila tidak tahu apa nasibnya akan sama seperti kisah didalam Novel atau malah sebaliknya Aqila tidak akan mendapatkan kebahagiaan.
Ceklek....
Pintu kamar mandi terbuka, Aqila tersadar dari lamunannya. Dan lagi-lagi Aqila harus menundukan kepalanya karena Raffa hanya melilitkan handuknya di pinggang dengan bertelanjang dada.
"Ngapain kamu disini?" tanya Raffa dengan ketusnya.
"Aku baru saja menyiapkan baju ganti untukmu Mas," sahut Aqila dengan senyuman manisnya.
"Kenapa kamu suka sekali menyiapkan pakaian ganti untukku, apa kamu mau supaya aku berubah pikiran dan mencintaimu?" sarkas Raffa.
"Tidak Mas, dari awal aku sadar Mas menikahiku hanya karena demi Eyang, aku tidak pernah mengharapkan apapun dari kamu Mas, aku melakukan semua ini hanya sebagai pengabdianku sebagai seorang istri walaupun hanya sebagai istri pajangan saja, aku hanya minta satu sama Mas, jangan larang aku untuk melayani semua kebutuhanmu,,baiklah aku tunggu kamu Mas untuk makan siang," seru Aqila dan meninggalkan Raffa di dalam kamarnya.
Raffa tampak tertegun dengan ucapan Aqila barusan, sedangkan Aqila yang masih berada dibalik pintu tampak meneteskan airmatanya.
Dimeja makan, tidak ada obrolan antara dua insan yang disebut suami istri itu mereka tampak menikmati makanan mereka masing-masing.
"Mas, aku mau minta izin mulai besok aku akan pergi ke sekolah dan mulai mengajar lagi," seru Aqila memulai obrolannya.
"Aku kan sudah bilang sama kamu, aku tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan, jadi pergilah dan lakukan sesuka hatimu tapi kamu juga harus ingat jangan pernah mencampuri semua urusanku," sahut Raffa dengan dinginnya.
"Terima kasih Mas."
Setelah makan siang, Aqila dan Raffa sedang berada dikamarnya. Tapi jangan membayangkan mereka sedang romantis-romantisan seperti pengantin baru pada umumnya.
Saat ini Aqila sedang merapikan semua pakaiannya di lemari yang sudah disiapkan khusus untuk dirinya, karena Raffa tidak mau sampai pakaian Aqila bersatu dengan pakaiannya.
Sedangkan Raffa sedang berada di meja kerjanya dan mengotak-ngatik laptopnya. Seketika Raffa ingat dengan apa yang dikatakan oleh Mama Mirna kalau Clarissa sedang membutuhkan pekerjaan. Dengan cepat Raffa menghubungi Clarissa.
"Hallo Rissa, ini aku Raffa besok kamu sudah mulai bisa bekerja di Perusahaanku, kamu bekerja sebagai sekertarisku karena aku sudah membaca CV yang kamu kirimkan dan sepertinya posisi sekertaris cocok untukmu," seru Raffa dengan sangat ramah.
"Baiklah sampai bertemu besok," Raffa mrngakhiri telponnya.
Aqila yang mendengar pembicaraan Raffa begitu ramah kepada seorang wanita yang bernama Rissa itu, merasa kalau Rissa itu mungkin saja kekasihnya.
***
Malam pun tiba, Aqila mengambil bantal dan selimut yang dia bawa dari rumahnya, selimut bermotif Minion itu merupakan kesukaan Aqila.
Aqila mulai merebahkan tubuhnya diatas sofa yang ada dikamar milik Raffa, beruntung sekali karena sofa milik Raffa sangat besar dan bisa dijadikan sebagai kasur jadi Aqila tidak akan merasa pegal kalau tidur diatas sofa itu.
Karena merasa lelah, akhirnya tidak membutuhkan waktu lama Aqila sudah berada didalam alam mimpinya. Raffa yang baru saja masuk kedalam kamarnya karena baru menerima telpon dari Rei mengenai pekerjaan menoleh kearah Aqila.
Ada perasaan tak tega melihat Aqila seperti itu, tapi tidak tahu kenapa hatinya begitu sulit melupakan kejadian masalalu, setiap melihat wajah Aqila, bayang-bayang kecelakaan dan Bapak-bapak itu selalu muncul sehingga rasa benci selalu mendominasinya.
Raffa pun merebahkan tubuhnya diatas kasur king size yang super besar itu. Sebenarnya, Aqila bisa saja tidur diatas ranjang bersama Raffa tinggal di halangi bantal atau guling semuanya beres tapi Raffa tidak mau tidur seranjang dengan Aqila, sungguh kejam Raffa.
Keesokan harinya, Aqila bangun pagi-pagi sekali karena hari ini dia akan mulai mengajar lagi seperti biasa. Setelah rapi dengan pakaian gurunya, Aqila beranjak ke lemari milik Raffa untuk menyiapkan pakaian kerjanya.
"Mas, bangun sudah siang aku sudah menyiapkan air hangat untuk Mas mandi dan pakaian Mas juga sudah aku siapkan, maaf aku harus pergi duluan karena hari ini aku dapat jadwal mengajar di jam pertama," seru Aqila.
"Hmmm...." jawab Raffa.
Dengan ragu-ragu Aqila memberanikan diri mengangkat tangan Raffa dan mencium punggung tangan Raffa. Raffa langsung membuka mata dan diam membeku dengan perlakuan Aqila.
"Aku berangkat dulu ya Mas, Assalamualaikum."
Aqila langsung meninggalkan kamar Raffa, Raffa mendudukan tubuhnya, dilihatnya tangannya yang barusan Aqila sentuh dan diciumnya, ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya tapi dengan cepat Raffa menepis rasa itu dan bergegas ke kamar mandi.
"Selamat pagi Eyang.." sapa Aqila.
"Selamat pagi Sayang, lho kamu mau kemana sudah pakai pakaian seperti itu?" tanya Eyang.
"Aqila mau kembali mengajar Eyang, rasanya Aqila sudah rindu dengan suasana sekolah dan juga anak-anak," sahut Aqila dengan menyodokan nasi goreng ke piringnya.
"Rindu sekolah dan anak-anak apa kamu bosen tinggal di rumah sendirian?" tebak Eyang yang membuat Aqila langsung bungkam.
Aqila hanya tersenyum, dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kamu ke sekolah di antar sama Pak Burhan ya, mulai sekarang Pak Burhan sopir pribadi kamu," seru Eyang.
"Ah, tidak usah Eyang Aqila bisa naik taxi lagipula nanti pulang dari sekolah, Aqila mau ke rumah dulu mengambil motor Aqila."
"Aqila, Eyang tidak mau melihat kamu naik motor lagi, rasanya Eyang ngeri setiap kamu naik motor takut terjadi kenapa-napa sama kamu."
"Aqila sudah terbiasa kok Eyang, jadi Eyang tidak usah khawatir, justru Aqila merasa aneh kalau pulang pergi diantar sama sopir," sahut Aqila.
"Kamu mau membuat aku malu Aqila?" seru Raffa yang baru saja turun dari kamarnya.
"Maksud Mas apa?" tanya Aqila.
"Semua orang di Negara ini sudah tahu kalau kamu adalah istri dari Raffael Abraham seorang pewaris tunggal keluarga Abraham, kalau kamu pakai motor bututmu itu berarti kamu menjatuhkan harga diriku, semua orang akan menganggap kalau aku orang yang kejam membiarkan istrinya panas-panasan naik motor," sahut Raffa yang langsung duduk disamping Aqila.
Aqila sangat emosi dengan perkataan Raffa yang menyebut motor bututnya, Aqila ingin menangis tapi Aqila berusaha menahannya, Aqila tidak mau menangis dihadapan Eyang, Aqila takut penyakit Eyang kambuh lagi.
Dengan mata yang merah menahan tangisannya, Aqila dengan sigap masih melayani Raffa dan mengambilkan roti dengan selai stroberi kesukaan Raffa. Sedangkan Eyang hanya bisa diam saja.
"Aqila Sayang, kamu pakai mobil saja ya," seru Eyang dengan mengusap tangan Aqila.
"Iya Eyang."
Dengan terpaksa Aqila pun pergi ke sekolah dengan memggunakan mobil dan diantar oleh Pak Burhan selaku sopir pribadi Aqila. Begitupun dengan Raffa yang berangkat mrnggunakan mobil lain dan sudah dijemput oleh Rei.
Tidak lama kemudian, Aqila pun sampai di sekolah tempatnya mengajar.
"Terima kasih Pak Burhan."
"Sama-sama Nyonya, oh iya Nyonya nanti pulang jam berapa biar saya tidak telat menjemput Nyonya," seru Pak Burhan dengan sangat sopan.
"Pak Burhan jemput aku jam 13.00 siang saja."
"Oh baiklah Nyonya."
Aqila pun turun dari mobil mewah itu...
"Ya ampun Bu guru cantik, tadi Bapak pikir siapa ada mobil mewah berhenti didepan sekolah," seru Pak Dodi yang merupakan Satpam.
Aqila hanya tersenyum...
"Aku masuk dulu ya Pak Dodi."
"Iya, silakan Bu guru cantik."
Perlahan Aqila melangkahkan kakinya menuju halaman sekolah, disaat Aqila mau sampai didepan ruang guru, Aqila menghentikan langkahnya. Aqila mencoba menarik nafas dan berlatih tersenyum.
Aqila harus berpura-pura bahagia supaya semua orang tidak curiga. Dengan langkah mantap, Aqila memasuki ruangan guru itu.
"Assalamualaikum...selamat pagi, good morning, gottenmorgen, wilujung enjing semuanya....." teriak Aqila.
"Aqilaaa...." teriak Ranti dan Zahra bersamaan.
"Hallo semuanya, Aqila Citra Kirana Ibu guru cantik come back again..." Aqika kembali berteriak.
Ranti dan Zahra langsung menghambur kepelukan Aqila.
"Kita rindu sekali sama you Oneng," seru Zahra.
"Iya, kita baru sadar ga ada you sehari aja sekolahan ini terasa sepi," sambung Ranti.
"Lebay banget kalian, bilang aja kalau kalian sedang merayuku iya kan?" tebak Aqila.
"Enggak ih, beneran kita rindu sama you," kilah Zahra.
"Wah..wah..Bu guru geulis naha atos lebet dai? sanes cutina tilu dinten nya? (Bu guru cantik kenapa sudah masuk lagi? bukannya cutinya tiga hari ya?)," tanya Pak Beno.
"Apakabar Pak Beno, iya Pak aku sudah rindu sama kalian semua jadi aku memutuskan untuk masuk lebih awal," dusta Aqila.
Pak Fathir yang baru masuk bersama Pak Beno hanya mampu menatap Aqila menelisik, Aqila boleh saja berbohong kepada semua orang tapi Aqila tidak bisa membohongi dirinya.
"Apakabar Qila?" tanya Pak Fathir.
"Kabar baik Pak Fathir."
"Hai Aqila, you tahu ga kalau Pak Fathir adalah orang yang paling terluka saat mendengar kamu akan menikah," celetuk Zahra.
Aqila langsung menatap Fathir, sementara Fathir yang ditatap merasa salah tingkah.
"Bu Zahra apaan sih, enggak Qila jangan percaya aku sangat bahagia kok melihat kamu menikah apalagi kamu menikah dengan cucu pemilik sekolah ini," elak Pak Fathir.
Tidak lama kemudian bel tanda masukpun berbunyi, Aqila dengan semangatnya langsung pergi menuju kelas dimana dia akan mengajar.
***
Di Perusahaan Abraham Corp...
Tok..tok..tok..
"Masuk..."
"Maaf Tuan, diluar ada seorang wanita yang mirip sekali dengan Nona Claudia mencari Tuan," seru Rei panik.
"Oh iya, suruh dia masuk."
"Baiklah Tuan."
Tidak lama kemudian, Rei membawa Clarissa keruangan Raffa dengan gayanya yang centik, Clarissan berjalan berlenggak-lenggok bak model yang berjalan diatas catwalk.
"Maaf Tuan, ini Nona yang tadi saya maksud."
Raffa mendongakkan kepalanya, sesaat Raffa merasa terpana dengan penampilan Clarissa yang terlihat tampak cantik dan itu mengingatkan Raffa kepada sosok Claudia wanita yang sampai saat ini sangat dia cintai.
"Selamat pagi Pak Raffael," seru Clarissa.
"Pagi, kamu beda banget hari ini aku sampai pangling," sahut Raffa.
Clarissa tampak tersipu malu sedangkan Rei merasa sangat bingung, siapa wanita yang ada dihadapannya itu.
"Oh iya Rei, kenalkan ini Clarissa saudara kembarnya Claudia tolong kamu ajari Clarissa karena mulai sekarang Clarissa akan menjadi sekertarisku," seru Raffa.
"Baik Tuan, mari Nona Clarissa bisa ikut bersama saya."
"Ah iya, Pak Raffael saya permisi dulu," seru Clarissa.
"Iya."
Clarissa pun pergi keluar mengikuti Rei selaku asisten pribadinya Raffa.
"Nona Clarissa, meja anda disini karena Tuan Raffa sudah menjadikan anda seorang sekertaris jadi setiap pagi anda diwajibkan memberitahukan Tuan Raffa jadwal Tuan Raffa itu apa saja, kalau ada yang tidak dimengerti anda bisa bertanya sama saya," seru Rei.
"Baik Pak, terima kasih mohon bantuannya."
Rei pun beranjak pergi menuju ruangannya, tapi sebelum Rei benar-benar masuk, Rei memperhatikan Clarissa.
"Kenapa aku ga suka ya sama wanita itu, padahal dulu aku sangat menyukai Nona Claudia tapi melihat saudara kembarnya aku merasa dia ada niat terselubung masuk kesini, mudah-mudahan wanita itu tidak menjadi pengganggu untuk rumah tangga Tuan Raffa dan Nyonya Aqila, kasihan Nyonya Aqila kalau sampai Tuan Raffa menyukai wanita itu," gumam Rei.
Disisi lain, seorang pria tampak sedang memperhatikan gerak-gerik Clarissa dan dengan cepat pria itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Apa...?" teriak Eyang yang merasa terkejut karena mendapat kabar dari seseorang.
"Ok, kamu awasi terus wanita itu, saya sekarang juga akan pergi ke Kantor untuk memastikan siapa dia," seru Eyang Puteri.
"Baik Nyonya."
Eyang Puteri mengakhiri percakapannya dan bergegas pergi menuju kantor Raffa. Ternyata pria yang sedang mengawasi Clarissa adalah orang suruhan Eyang Puteri yang menyamar jadi karyawan disana khusus untuk memata-matai Raffa.
"Awas kamu Raffa, Eyang tidak akan membiarkan kamu berpisah dengan Aqila," gumam Eyang.
Sesampainya di Kantor Raffa, Eyang Puteri berjalan dengan tergesa-gesa bahkan semua Karyawan yang memberikan salam dengan membungkukkan badannya tidak Eyang hiraukan.
Tingggg...
Pintu lift terbuka, Rei yang saat itu sedang mengajarkan Clarissa tampak terkejut melihat siapa yang datang ke Kantor.
"E--Eyang, ada apa Eyang? tumben ke Kantor?" tanya Rei gugup.
Eyang tidak menjawab pertanyaan Rei, tatapan Eyang fokus dan tertuju kepada wanita yang berdiri disamping Rei dan tampak mengembangkan senyumannya.
"Siapa wanita ini Rei?" tanya Eyang dingin.
"Maaf Eyang, Rei tidak bisa menjelaskannya lebih baik Eyang langsung tanyakan kepada Tuan Raffa biar beliau yang menjelaskan semuanya kepada Eyang," ucap Rei dengan menundukan kepalanya.
Tanpa menunggu lama, Eyang langsung masuk kedalam ruangan Raffa.
"Eyang, ada apa? kok Eyang datang ke Kantor?" tanya Raffa yang langsung menghampiri Eyang Puteri.
"Jelaskan kepada Eyang, siapa wanita yang berada diluar itu?" bentak Eyang.
"Eyang tenang dulu, ayo Eyang kita duduk Raffa akan jelaskan semuanya," sahut Raffa.
Raffa pun mengajak Eyang untuk duduk disofa.
"Jelaskan sejelas-jelasnya."
"Dia namanya Clarissa, dia merupakan saudara kembarnya Claudia," sahut Raffa.
"Kenapa dia sampai ada disini?"
"Clarissa membutuhkan pekerjaan Eyang, jadi Raffa mempekerjakan dia disini."
"Apa perlu kamu menempatkan dia menjadi sekertaris kamu? kenapa kamu tidak pekerjakan dia dibagian lain? jangan bilang kamu ingin dekat dengan wanita itu karena dia mirip dengan Claudia? ingat Raffa, kamu sudah menikah kamu jangan macam-macam," tegas Eyang.
"Eyang, Raffa sama Aqila menikah karena terpaksa tanpa ada cinta diantara kita berdua."
"Jangan coba-coba kamu berniat untuk meninggalkan Aqila kalau kamu tidak mau melihat Eyang mati," bentak Eyang.
Eyang langsung meninggalkan ruangan Raffa, sampai disamping meja Clarissa, Eyang tampak menatap wanita itu dengan tatapan tajam dan tidak suka hingga akhirnya Eyang melanjutkan langkahnya.
📚
📚
📚
📚
📚
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓫𝓪𝓰𝓾𝓼 𝓔𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓰𝓸𝓸𝓭 𝓳𝓸𝓫👍👍👍👍👍
2022-10-01
0
Fifit Holida
mau aku sumpel itu mulut sama kain lap
2022-04-04
1
Trisnawati Ilyas
semangat Eyang putri💪💪💪
Mari kita berantas biangnya pelakor😤😤😤
2021-11-27
0