📚
📚
📚
📚
📚
Ibu Ami merasa terkejut melihat Aqila yang menundukan kepalanya, Ibu Ami merasa bersalah kepada Puteri semata wayangnya itu.
"Maafkan Ibu Nak, Ibu tidak bermaksud untuk memarahimu Ibu hanya khawatir saja sama kamu Sayang, kamu itu anak Ibu satu-satunya Ibu ingin melihat kamu bahagia," seru Ibu Ami dengan memeluk tubuh anaknya itu.
"Aqila juga minta maaf Bu, Aqila tidak menyangka kalau pada akhirnya bakalan seperti ini."
Ibu Ami merasa miris, pernikahan itu adalah menyatukan dua hati yang saling mencintai, sementara anaknya sendiri harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak mencintainya.
"Ya sudah kita lihat saja nanti, jam berapa mereka akan ke rumah kita?" tanya Ibu Ami.
"Ga tahu, kata Eyang mereka akan berkunjung kesini nanti malam."
"Baiklah."
Waktupun berjalan dengan sangat cepat, Eyang Puteri dan Raffa datang ke rumah Aqila dengan diantar oleh sopir. Tidak lama kemudian, mobil mewah milik Eyang pun sampai didepan rumah Aqila.
Eyang tampak memperhatikan rumah sederhana namun tampak nyaman itu, sungguh membuat hati Eyang merasa menghangat.
"Ayo Raffa, kita masuk," ajak Eyang.
Raffa dan Eyang pun mulai melangkahkan kakinya berjalanan kearah rumah Aqila, di pencetnya bel rumah Aqila sehingga tidak lama kemudian seorang wanita cantik membuka pintu rumahnya.
"Eyang, Mas Raffa, mari silakan masuk," ajak Aqila dengan sopannya.
Seperti biasa, Raffa tampak terpesona melihat Aqila walaupun Aqila hanya memakai pakaian sederhana dan menguncir rambutnya tapi tidak tahu kenapa mampu menghipnotis Raffa.
"Selamat datang Nyonya, Tuan, maaf rumahnya sempit dan sangat sederhana," seru Ibu Ami.
"Ah tidak apa-apa, oh iya jangan panggil Nyonya panggil saja Eyang dan ini Raffa cucu saya," sahut Eyang Puteri.
"Selamat malam Tante," sapa Raffa.
"Wah ternyata Nak Raffa, lebih tampan aslinya dibandingkan dengan yang ada di tv dan majalah-majalah," puji Ibu Ami.
"Tante terlalu berlebihan," sahut Raffa.
"Mari silakan duduk, Eyang dan Nak Raffa."
"Terima kasih."
Sedangkan Aqila pergi menuju dapur untuk membuatkan minuman dan cemilan yang sudah Ibunya buat. Sementara Raffa tampak memperhatikan seisi rumah Aqila yang serba sangat sederhana.
Seketika tatapan Raffa terhenti saat melihat sebuah foto berukuran lumayan besar terpampang didepan matanya.
Deggggg....
Jantungnya tiba-tiba terasa berdetak kencang, darahnya langsung naik ke ubun-ubun, mata Raffa tampak melotot, Raffa mencoba untuk tetap tenang.
"Eyang, Mas Raffa, silakan diminum," ucap Aqila membuyarkan keterkejutan Raffa.
"Terima kasih Aqila."
"Tante, boleh saya tahu siapa laki-laki yang ada didalam foto itu?" tanya Raffa menunjuk kearah foto yang menggantung indah didinding rumah Aqila.
"Oh itu suami Tante, almarhum Ayahnya Aqila," sahut Ibu Ami.
Jlebbbbb.....
Sekali lagi Raffa tampak terkejut, ingatan masa lalu kini muncul lagi di kepala Raffa. Raffa masih ingat wajah laki-laki yang menyebabkan calon istrinya meninggal.
Walaupun kenyataannya laki-laki itu bukan penyebab meninggalnya calon istri Raffa, karena Ayah Aqila sama-sama kecelakaan dan tidak ada yang mau semua ini terjadi. Tapi Raffa selalu menganggap kalau laki-laki itu yang menyebabkan wanita yang sangat dia cintai meninggal.
Ada kilatan kebencian dan amarah dimata Raffa, bahkan sekarang Raffa begitu benci melihat Aqila.
"Ternyata laki-laki itu Ayah kamu Aqila, aku harus bisa menikahimu dan aku akan membuat kamu membayar semua yang telah Ayah kamu lakukan, kamu harus merasakan penderitaan yang selama ini aku rasakan," batin Raffa dengan menatap tajam kearah Aqila.
Aqila sadar kalau Raffa sedang menatapnya...
"Mas Raffa kenapa? kok ngelihatin aku kaya gitu, tatapannya serem amat," batin Aqila.
"Begini Ibu Ami, kedatangan saya dan cucu saya kesini untuk melamar Aqila Puteri Ibu, maaf kalau seandainya ini terlalu mendadak tapi sejak awal saya melihat Puteri Ibu, saya sudah sangat menyukainya dan berharap Aqila mau menjadi cucu mantu saya, tapi kemarin malam akhirnya Raffa dan Aqila menyetujui permintaan saya dan mereka setuju untuk menikah, iya kan Raffa?" tanya Eyang dengan melirik kearah Raffa.
"Iya Eyang," jawab Raffa singkat.
"Tapi Eyang apa ini tidak terlalu buru-buru? Aqila kan bertemu dengan Eyang baru beberapa kali dan Aqila juga mungkin belum terlalu mengenal Nak Raffa, apa tidak apa-apa menikahkan mereka yang sama sekali belum saling mencintai itu," sahut Ibu Ami.
"Tante tenang saja walaupun saya dan Aqila belum saling mengenal tapi saya akan berusaha mencintai dan menyayangi Aqila dengan sepenuh hati saya, Tante pasti pernah mendengar peribahasa cinta datang karena terbiasa, nah dengan seiringnya waktu apalagi saya dan Aqila akan bertemu setiap saat, saya yakin lama-kelamaan cinta itu akan tumbuh," sahut Raffa dengan semanis mungkin supaya Ibunya Aqila percaya dan menikahkan Aqila dengannya.
Aqila dan Eyang tampak melongo mendengar jawaban tak terduga dari mulut Raffa. Tapi itu justru membuat Eyang Puteri mengembangkan senyumannya.
Ibu Ami merasa percaya dengan ucapan Raffa karena ucapan Raffa sangat meyakinkan Ibu Ami.
"Kalau saya terserah Aqila saja," sahut Ibu Ami.
"Bagiamana Nak, kamu mau kan menikah dengan Raffa? Eyang mohon sama kamu," seru Eyang Puteri.
Aqila tampak berpikir sejenak, disaat Aqila melirik kearah Raffa ternyata Raffa pun sedang menatap Aqila dan tanpa diduga-duga Raffa tersenyum kearah Aqila yang membuat Aqila merasa terpesona hingga akhirnya Aqila menganggukan kepalanya pelan.
"Alhamdulillah, terimakasih Sayang," seru Eyang Puteri dengan bahagianya.
"Kamu mau kapan acara pernikahannya di gelar Raffa?" tanya Eyang Puteri.
"Minggu depan," jawab Raffa singkat.
"Apa?" sahut Aqila dan Ibu Ami bersamaan.
"Tapi kami belum ada persiapan apa-apa Nak Raffa," sahut Ibu Ami.
"Tante tenang saja, semua biaya biar kami yang tanggung, Tante dan Aqila tinggal duduk manis saja jangan memikirkan apapun semuanya biar saya yang urus," seru Raffa.
"Betul yang dikatakan Raffa, biar semuanya kami yang urus," sambung Eyang.
"Baiklah kami ikut saja, iya kan Aqila?" seru Ibu Ami.
Aqila kembali menganggukan kepalanya...
"Bagus, bersiap-siaplah Aqila aku akan membuat hidupmu menderita seperti hidup di neraka bahkan kamu akan lupa bagaimana rasanya bahagia," batin Raffa dengan senyuman devilnya.
"Eyang, pokoknya Raffa ingin pernikahan Raffa dan Aqila itu digelar dengan sangat mewah, undang semua relasi kita baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri, undang semua wartawan diseluruh media cetak, Raffa ingin pernikahan Raffa tersebar keseluruh penjuru Negara ini," seru Raffa.
"Tentu saja, Eyang akan mengadakan pesta pernikahan termegah dan termewah di abad ini," sahut Eyang.
"Eyang, sepertinya itu berlebihan sekali buat Aqila, Aqila bukan dari kalangan orang kaya bahkan Aqila hanya seorang guru honorer, apa kalian tidak malu nantinya?" seru Aqila.
"Justru biar semua orang tahu, siapa istri dari seorang Raffael Abraham," sahut Raffa.
"Pokoknya kamu tenang saja Aqila, serahkan semuanya pada kami ok," sambung Eyang.
Setelah menentukan tanggal pernikahan dan makan malam bersama, Eyang dan Raffa memutuskan untuk pulang karena sudah malam juga.
Selama dalam perjalanan tidak ada pembicaraan diantara Eyang dan Raffa, hingga mereka sampai di rumah dan Raffa langsung masuk kedalam kamarnya membuat Eyang merasa aneh dengan sikap Raffa.
Raffa segera mengambil foto yang terpampang di atas meja samping tempat tidurnya.
"Sayang, aku sudah menemukan laki-laki yang sudah membuatmu meninggal, maafkan aku karena harus menikahi anak dari laki-laki pembunuh itu, tapi aku janji akan membuat hidup dia menderita," gumam Raffa dengan mengusap foto Claudia dan menciumnya.
***
Keesokan harinya....
Seperti biasa Aqila berangkat menuju sekolah untuk mengabdikan dirinya menjadi pendidik disebuah sekolah dasar.
"Selamat pagi semuanya, good morning, goede morgen, wilujeng enjing, wahai para sahabat-sahabatku tercinta, Aqila Citra Kirana guru paling cantik sudah datang, apakabar semuanya, kumaha damang," teriak Aqila.
"Wilujeng enjing Bu guru geulis (selamat pagi Bu guru cantik)," sahut Pak Beno.
Sementara Ranti dan Zahra tampak cuek karena mereka sudah memasang earphone di telinganya, mereka tahu kalau Aqila datang semua ruang guru akan menjadi bising dengan teriakan melengking Aqila yang memekakan telinga.
"Selamat pagi juga Bu Aqila," sahut Pak Fathir.
"Bu Aqila sudah kebiasaan ya, untung saya tidak mempunyai penyakit jantung," ketus Bu Wati guru paling julid di sekolah itu.
"Maaf..maaf Bu Wati, kan biar semangat Bu menjalani hari-hari," sahut Aqila dengan cengengesan.
"Mampus you di marahin sama Bu Wati," bisik Zahra.
"Senang banget ya you ngelihat aku di marahi sama Miss Julid," sahut Aqila dengan berbisik juga.
"Ngomong-ngomong bagaimana acara kencannya sama Pak Fathir, sukses ga? apa Pak Fathir nembak you?" bisik Ranti.
"Apaan sih, kita ga jadi pergi nonton soalnya ada masalah urgen banget," sahut Aqila.
"Masalah apa?" tanya Ranti dan Zahra bersamaan.
"Astaga, kompak benar kalau masalah kepo."
"Iya dong, kita pengen tahu ada masalah apa? setahu kita kamu itu tidak pernah punya masalah dengan siapapun," sahut Zahra.
"Masalahnya panjang kali lebar, aku malas cerita sama kalian."
"Ish, dasar kita sudah kepo tingkat dewa nih masa you ga kasihan sama kita," seru Ranti.
"Nanti sajalah kalau sudah waktunya juga kalian pasti bakalan tahu," sungut Aqila.
"Ah dasar, sudah pintar main rahasia-rahasiaan sekarang," seru Zahra.
Tiba-tiba terdengar suara gaduh diluar ruangan, para guru dan murid-murid pada heboh dan teriak-teriak.
"Aya naon sih meni riweuh kitu? (ada apa sih heboh begitu?)" seru Pak Beno.
"Tumben pagi-pagi sudah bising mengalahkan bisingnya suara Bu Aqila," celetuk Bu Wati.
Pak Bowo dengan ngos-ngosan datang keruangan guru membuat semua para guru yang ada disana semakin bingung.
"Ada Pak Bowo, kok di luar pada heboh?" tanya Zahra.
"Itu Bu Zahra, gawat cucu pemilik sekolahan datang kesini tidak tahu mau apa," sahut Pak Bowo yang masih terengah-engah.
"Apa, Mas Raffa mau ngapain kesini?" batin Aqila.
"Benarkah? mana aku mau lihat cucu pemilik sekolah ini katanya dia tampan dan seorang pengusaha muda yang sukses," seru Zahra dengan berlari keluar.
"Tunggu aku Zahra, aku juga mau lihat," teriak Ranti.
"Aku juga mau lihat," susul Bu Wati.
"Lho, Bu guru cantik teu ngiring, ga ikutan gitu sama yang lainnya," seru Pak Beno.
Tidak lama kemudian suara pengumuman dari kepala sekolah menggema di seluruh penjuru sekolah, semua murid dan guru dianjurkan untuk berkumpul di lapangan.
"Ayo Bu Aqila kita ke lapangan," ajak Pak Fathir.
"Ah iya Pak."
Dan benar saja Raffael Abraham tampak berdiri gagah di depan semua para siswa dan para guru. Tatapannya tajam kearah Aqila, dan Aqila hanya menundukan kepalanya.
"Qilla, bukannya itu pria yang waktu itu ke rumah kamu?" tanya Pak Fathir.
"Iya Pak."
Semua mata guru muda di sekolah itu tampak terpesona akan ketampanan dan kegagahan Raffael.
"Selamat pagi semuanya, maaf saya mengganggu sebentar hari ini cucu dari pemilik sekolahan ini yaitu Tuan Raffael Abraham akan memberikan pengumuman untuk kita semua jadi kepada Tuan Raffael dipersilakan untuk maju kedepan," seru Pak Gustav selaku kepala sekolah di SDN.CITA-CITA BANGSA itu.
"Selamat pagi semuanya, maaf saya mengganggu kegiatan kalian semua, saya datang kesini ingin menyampaikan berita tentang pernikahan saya yang akan diselenggarakan minggu depan dan saya mengundang Bapak dan Ibu guru semua untuk berkenan hadir di acara pernikahan saya," seru Raffa dengan gagahnya.
"Ya...sudah mau merrid ternyata," ucap Ranti dengan wajah yang dibuat seolah-olah kecewa.
"Apaan sih you, memangnya kalau Tuan Raffael itu belum nikah, doi bakalan mau sama you," ledek Zahra.
"Enggak juga sih, cuma kalau belum nikah aku jadi semangat aja gitu melihatnya," sahut Ranti.
"Eh aku jadi penasaran deh, siapa ya wanita yang beruntung mendapatkan cinta Tuan Raffael," ucap Zahra.
Aqila yang mendengar kasak-kusuk pembicaraan antara Ranti dan Zahra semakin gugup dan menundukan kepalanya, kalau sekarang mereka tahu kalau Aqilalah yang menjadi calon istri Raffael bisa mati Aqila diadili sama duo mercon.
"Kalian tahu kenapa saya mengundang kalian? karena yang menjadi calon istri saya adalah rekan kalian sendiri," seru Raffa.
Seketika suasana jadi riuh, semuanya bertanya-tanya siapa rekan mereka yang diam-diam menjalin hubungan dengan Tuan Raffa. Sementara Aqila sudah panas dingin dibuatnya.
"Calon istri saya adalah Bu Aqila...."
Semua orang tampak melongo bahkan Ranti dan Zahra melihat kearah Aqila dengan tatapan tajamnya, semuanya tidak percaya dengan apa yang barusan didengar, pasalnya Aqila yang mereka kenal tidak pernah cerita kalau dirinya dekat dengan Tuan Muda yang banyak di gandrungi banyak wanita itu.
Fathir tak kalah terkejutnya dengan penuturan orang yang berada di hadapannya, hancur sudah harapan Fathir untuk mendapatkan hati Aqila.
"You hutang penjelasan sama kita," ucap Zahra dengan tatapan menusuk.
Aqila hanya bisa meringis...
Dengan langkah pasti, Raffa turun dari podium tempatnya barusan bicara dan kemudian menghampiri Aqila, semua mata menatap kearah Raffa dan Aqila.
"Ikut aku sekarang, kita harus feeting baju," seru Raffa dan langsung melangkah menuju mobilnya.
Tanpa perlawanan Aqila pun langsung berlari kecil keruangan guru dan mengambil tasnya kemudian dengan cepat menyusul Raffa yang sudah menunggu didalam mobilnya.
Fathir melihat kepergian Aqila dengan tatapan sedih dan kecewa.
📚
📚
📚
📚
📚
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓡𝓪𝓯𝓯𝓪 𝓰𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓲𝓵 𝓴𝓵 𝓷𝔂𝓪𝓵𝓪𝓱𝓲𝓷 𝓪𝔂𝓪𝓱𝓷𝔂𝓪 𝓐𝓺𝓲𝓵𝓪 𝔂𝓰 𝓫𝓾𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵 𝓬𝓪𝓵𝓸𝓷 𝓲𝓼𝓽𝓻𝓲𝓶𝓾 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻 𝓪𝓹𝓪𝓵𝓪𝓰𝓲 𝓭𝓲 𝓼𝓲𝓷𝓲 𝓳𝓾𝓰𝓪 𝓪𝔂𝓪𝓱𝓷𝔂𝓪 𝓐𝓺𝓲𝓵𝓪 𝓲𝓽𝓾 𝓳𝓾𝓰𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵 𝓭𝓾𝓷𝓲𝓪😡😡😡😡😡
2022-10-01
0
Sumarni Emar
jangan kejam2 ya thor kasihan aqila ga tau apa2, lagian itu kan kecelakaan... raffa benci dan cinta itu beda tipis... ntar jatuh cinta baru tau rasa lho..
2021-11-30
0
Desty Maytantry
Fatir selamatkn Aqila dari penderitaan
2021-07-06
1