Pernikahan Part II

📚

📚

📚

📚

📚

Hati Aqila benar-benar sakit mendapat bentakan dari Raffa, pria yang saat ini sudah berstatus suaminya. Baru saja beberapa jam yang lalu Raffa mengucapkan ijab kabul tapi Raffa seakan tidak menganggapnya ada.

Seharusnya bagi pasangan pengantin baru pada umumnya, saat ini Aqila dan Raffa sedang merasakan indahnya masa-masa manis menjadi sepasang suami istri tapi tidak untuk Aqila, dia malah mendapatkan perlakuan kasar dari Raffa.

Aqila merebahkan tubuhnya diatas sofa, karena badannya terasa sangat lelah dan mengumpulkan tenaga untuk nanti malam di acara resefsi pernikahannya, Aqila tidak berani tidur diatas ranjang bersama Raffa. Dengan deraian airmata Aqila mulai memejamkan matanya.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu membangunkan Aqila dari tidur panjangnya, dia mulai merentangkan kedua tangannya dan melihat keatas ranjang ternyata Raffa tidak ada disana. Dengan langkah gontai Aqila membukakan pintu.

"Selamat sore Nona Aqila, kami dari tim makeup mau, Nona Aqila harus segera makeup soalnya satu jam lagi acara segera dimulai," seru wanita yang ada dihadapannya itu.

"Oh ok, silakan masuk tunggu sebentar aku ke kamar mandi dulu," sahut Aqila.

Aqila pun mulai didandani oleh para tim makeup propesional.

"Ya ampun, Nona Aqila tampak cantik sekali pasti Tuan Muda Raffa pangling melihat istrinya secantik ini," seru wanita itu.

Aqila hanya tersenyum kecut, mau dandan secantik apapun juga Raffa tidak akan pernah melihatnya. Tiba-tiba pintu kamar hotel itu terbuka, Raffa baru masuk karena tadi ada yang menghubunginya. Seketika Raffa kembali terpana dengan kecantikan Aqila, tapi lagi-lagi Raffa mencoba menepisnya.

"Tuan, baju jas anda sudah kami siapkan, Tuan tinggal memakainya."

"Hmm..."

Aqila hanya menundukan kepalanya, dia tidak berani melihat kearah Raffa. Hingga waktu resefsipun tiba, Aqila dan Raffa keluar dari dalam kamar hotelnya, seperti biasa Raffa berjalan didepan tampa memperdulikan Aqila yang kesusahan dengan gaunnya itu.

"Hai, kamu jalannya bisa lebih cepat ga sih?" teriak Raffa.

"Ma--maaf Mas, aku susah sekali jalan karena gaunku terlalu panjang," sahut Aqila.

Aqila dan Raffa masuk kedalam lift menuju tempat diadakannya acara, sebelum masuk ke tempat acara, Raffa mengulurkan tangannya kearah Aqila sementara Aqila hanya bisa menatap tangan itu.

"Pegang tanganku, di hadapan semua para tamu undangan kita harus bersikap selayaknya pasangan pengantin baru yang bahagia, jangan macam-macam tersenyumlah," seru Raffa dingin.

Dengan berat hati Aqila pun menyambut uluran tangan Raffa, ini baru pertama kalinya mereka saling bersentuhan. Raffa tampak merasakan hal yang aneh saat menggenggam tangan Aqila yang sangat lembut itu tapi bayang-bayang masa lalu membuat Raffa lebih membenci Aqila.

Disaat pintu ruangan dibuka, semua mata tertuju kepada dua pasang insan yang tampak serasi itu, tampan dan cantik itulah kasak-kusuk yang para tamu undangan bisikkan.

Aqila dengan sekuat tenaga mencoba menyunggingkan senyumannya, senyuman palsu yang dia buat.

"Wah, Aqila cantik banget aku ga nyangka kalau Aqila sekarang sudah menjadi Nyonya Abraham," seru Zahra dengan antusiasnya.

"Iya, aku serasa mimpi tahu, ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba saja Aqila menikah dengan Tuan Raffa kapan mereka jadiannya coba, teman kita yang satu itu memang pintar sekali menyembunyikan rahasia," sahut Ranti tak kalah antusiasnya.

"Eleuh-eleuh, Bu Aqila geulis pisan euy ( astaga, Bu Aqila cantik banget)," teriak Pak Beno.

"Kenapa aku melihat senyuman Aqila itu palsu ya, apa mungkin Aqila terpaksa menerima pernikahan ini?" batin Fathir.

Eyang Puteri dan Ibu Ami tampak sangat bahagia melihat pemandangan dihadapannya itu, akhirnya Aqila dan Raffa menikah juga. Raffa tampak berbaur dengan tamu-tamu penting yang merupakan relasi dan teman sesama Pengusahanya.

"Gila, istri lo cantik banget bro gue ga nyangka kalau lo bakalan nikah, gue pikir lo masih belum bisa move on dari Claudia," seru Jino yang merupakan sahabat Raffa dan seorang Pengusaha juga.

"Sampai kapanpun gue ga bakalan bisa melupakan Claudia, Claudia masih menjadi pemilik hati gue," sahut Raffa dengan santainya.

"Gila lo, terus kalau lo ga cinta sama Aqila ngapain lo nikahin dia?" tanya Jino dengan mengerutkan keningnya.

"Lo ingat, Bapak-bapak yang menabrak taxi yang Claudia tumpangi?" seru Raffa.

"Iya, kenapa memangnya?" tanya Jino kembali.

"Bapak-bapak itu Ayahnya Aqila."

"Apa? jangan bilang lo nikahin Aqila hanya untuk balas dendam?" tebak Jino yang sudah tahu tujuan sahabatnya itu.

"Hebat banget lo bro bisa baca pikiran gue," ucap Raffa dengan tersenyum sinis.

Jino geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Nanti habis acara selesai, gue samperin lo ke Apartemen lo temenin gue minum," seru Raffa.

Jino tidak hanya diam saja tidak menjawab ocehan Raffa. Jino melihat kearah Aqila yang saat ini sedang tertawa dengan para sahabat-sahabatnya.

"Ya ampun Oneng, you cantik banget," seru Zahra.

"Iya, kita sampai pangling melihat you, auranya terpancar senang banget yang sekarang sudah menjadi Nyonya Abraham," goda Ranti.

"You harus siap-siap nanti malam, Mas Raffa pasti akan membuatmu tidak bisa berjalan," bisik Zahra dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Apaan, boro-boro malam pertama nyentuh aku aja dia ga mau," batin Aqila.

Aqila maksakan senyumannya, sedangkan Fathir menatap Aqila tanpa berkedip.

"Jelas sekali kamu menyembunyikan sesuatu Qila, aku yakin kalau kamu dan laki-laki itu tidak saling mencintai," batin Fathir.

Waktu berjalan dengan cepat, acara resefsi pernikahan Aqila dan Raffa pun selesai. Aqila dengan langkah gontai dan kesusahan melangkah menuju kamarnya.

Tanpa Aqila sadari, seseorang sudah membantu mengangkat gaunnya yang menjuntai kebelakang.

"Fathir..." seru Aqila yang merasa terkejut dengan apa yang dilakukan oleh guru tampan itu.

"Jangan kaget seperti itu, aku hanya membantumu saja Qila, tadi aku lihat kamu sepertinya kesusahan berjalan, aku akan antarkan kamu sampai kedepan pintu kamar kamu," seru Fathir.

"Ah tidak usah Fathir, aku bisa sendiri kok."

"Tidak apa-apa, ayo cepat jalan," perintah Fathir.

Aqila pun tampak canggung dan merasa sedih juga, dimalam pertamanya menjadi istri kenap justru orang lainnya yang membantunya, suaminya justru malah menghilang entah kemana.

"Hai, kenapa kamu melamun?" tanya Fathir yang membuat Aqila tersadar.

"Ah tidak apa-apa Fathir."

"Tadi aku lihat suamimu pergi, mau kemana dia? tega sekali meninggalkan istrinya di malam pertama kalian," seru Fathir tanpa melihat kearah Aqila.

Degggg.....

Aqila tampak terkejut dengan ucapan Fathir, Aqila takut Fathir curiga dengan pernikahan ini.

"Ah mungkin Mas Raffa mau cari sesuatu dulu, sebentar lagi juga dia kembali lagi kesini," dusta Aqila.

Tinggg....

pintu liftpun terbuka...

"Terima kasih, sudah sampai disini saja maaf sudah merepotkanmu," seru Aqila.

"Tidak, aku tidak merasa repot kok kamu tidak usah sungkan sama aku Qila, kalau kamu butuh bantuan apapun itu aku siap kok membantu kamu jadi tolong jangan menyimpan masalahmu sendirian," ucap Fathir dengan menatap penuh kelembutan.

"Iya, terima kasih banyak Fathir kalau begitu aku masuk dulu."

Fathir pun segera meninggalkan Aqila...

Sementara itu disebuah Apartemen mewah milik Jino, Raffa tampak sedang meminum wine yang sudah Jino beli sebelumnya atas perintah Raffa.

"Gila lo Raff, disaat setiap orang menanti-nantikan malam pertama bagi setiap pasangan pengantin baru, lo justru malah kesini ninggalin istri cantik lo," seru Jino.

"Gue benci sama wanita itu, setiap melihat wajahnya gue selalu teringat wajah Bapak-bapak itu, emosi gue langsung memuncak saat melihat wajah sok polosnya itu," sahut Raffa.

"Lo jangan egosi Raff, sudah beberapa kali gue ingetin sama lo Bapak itu tidak sengaja menabrak taxi yang Claudia tumpangi karena motor Bapak itu juga sedang bermasalah, lo jangan menyalahkan Bapak itu atas meninggalnya Claudia," jelas Jino.

"Tapi gara-gara dia, Claudia jadi pergi ninggalin gue untuk selama-lamanya."

"Itu takdir bukan gara-gara Ayahnya Aqila, lagipula bukan hanya lo doang yang merasa kehilangan tapi Aqila juga kehilangan Ayahnya dalam kecelakaan itu, lo jangan lampiaskan dendam lo sama Aqila karena dia tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah juga."

"Pokoknya dia harus merasakan apa yang gue rasakan."

"Gue benar-benar ga ngerti sama jalan pikiran lo Raf, ayolah Raffa kejadian itu sudah empat tahun yang lalu, lo lupakan semuanya hapus dendam lo yang tidak beralasan itu, gue lihat Aqila gadis baik-baik, apa lo tega mai nyakitin gadis sebaik dan selembut Aqila," cerocos Jino.

"Ah kenapa lo begitu cerewet, malam ini gue datang kesini untuk menenangkan diri bukannya untuk mendengarkan ceramahan lo, lebih baik gue balik dulu," ketus Raffa.

"Mau gue anterin?"

"Ga usah, gue ga mabuk kok."

Jino hanya menghela nafasnya dalam-dalam, sedangkan Raffa memutuskan untuk kembali ke hotel.

Sesampainya di kamar hotel, Raffa melihat Aqila yang sudah terlelap tidur diatas sofa. Perlahan Raffa mendekat kearah Aqila dan berjongkok didepan wajah Aqila, sejenak Raffa memperhatikan wajah Aqila yang tampak polos saat tidur seperti itu.

Tangan Raffa terulur ingin membenarkan rambut yang sedikit menghalangi wajah cantik Aqila, tapi belum juga tangan Raffa menyentuh wajah Aqila, lagi-lagi bayangan wajah Ayah Aqila muncul membuat seketika Raffa mengepalkan tangannya dan mengurungkan niat untuk menyentuh wajah Aqila.

Raffa langsung berdiri dan mengusap wajahnya secara kasar.

"Maafkan aku Claudia, aku tidak bermaksud untuk mengkhianatimu, maaf...maaf," gumam Raffa dan langsung merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Keesokan harinya....

Aqila mulai membuka matanya, tubuhnya terasa remuk karena harus tidur di sofa. Aqila mendudukan tubuhnya dan tampak memijit tengkuk lehernya yang terasa pegal.

Dilihatnya Raffa sudah tertidur diatas ranjang dengan pakaiannya yang masih lengkap bahkan sepatunya pun belum dia lepas. Perlahan Aqila mendekati Raffa dan melepaskan sepatu yang dipakai oleh Raffa.

Dengan cepat Aqila ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dia langsung mengenakan seragam gurunya. Aqila lebih memilih pergi ke sekolah daripada harus berduaan dengan Raffa yang sama sekali tidak pernah memandangnya.

Aqila tersentak saat keluar dari kamar mandi, Raffa sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Mau kemana kamu?" tanya Raffa dengan dinginnya.

"A--aku mau pergi ke sekolah," sahut Aqila gugup.

"Siapa yang mengizinkan kamu untuk pergi ke sekolah?" Raffa kembali bertanya dengan tatapannya yang sangat menyeramkan.

Aqila tidak menjawab pertanyaan Raffa, Aqila hanya menundukan kepalanya.

"Siapkan air hangat untukku mandi."

"Ba---baik."

Aqila dengan cekatan langsung menyiapkan air hangat untuk Raffa mandi.

"Air hangatnya sudah siap Mas."

"Siapkan pakaianku, dan cepat bereskan semua barang-barangmu dan barang-barangku, kita pulang ke rumah Eyang sekarang," perintah Raffa dengan tegasnya.

"Iya Mas."

Aqila menyiapkan pakaian casual untuk Raffa, dan setelah itu Aqila membereskan barang-barang miliknya dan juga milik Raffa.

Raffa keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang. Aqila melotot melihat tubuh Raffa yang putih mulus tanpa cacat dengan otot-otot yang menonjol dan perut yang terlihat sixpack.

Dengan cepat Aqila menundukan kepalanya, tiba-tiba Aqila merasa gugup melihat pemandangan indah dihadapannya.

"Bagaimana sudah beres semuanya?" tanya Raffa.

"Sudah Mas."

"Baiklah, kita keluar dari hotel ini kamu bawa koperku."

"Apa?"

"Kenapa? kamu mau menolak perintah suamimu?" sentak Raffa.

"Ti--tidak Mas, baiklah aku akan bawa koper Mas."

Dengan kesusahan, Aqila menggeret koper miliknya dan koper milik Raffa. Tega sekali Raffa dia tidak menghiraukan Aqila yang tampak susah dengan dua kopernya sementara dirinya dengan santainya berjalan tanpa beban.

Rei sang Asisten Pribadi Raffa sudah menunggu didepan mobilnya, melihat dari kejauhan Aqila kesusahan dengan dua koper ditangannya dengan sigap Rei berlari menghampirinya.

"Nyonya, sini biar saya bantu," seru Rei.

"Ah iya, terima kasih Pak Rei."

"Jangan panggil saya Pak Nyonya, saya serasa tua panggil Rei saja," sahut Rei.

"Baiklah Rei."

Mereka pun masuk kedalam mobil menuju rumah Eyang, seperti biasa didalam perjalanan tidak ada pembicaraan Raffa sibuk dengan ponselnya. Rei melihat kearah belakang melalui kaca spion.

"Kasihan sekali Nyonya Aqila," batin Rei.

Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Eyang Puteri. Bibi Ria menyambut kedatangan Raffa dan Aqila dengan penuh kebahagiaan.

"Selamat datang di rumah Nyonya Aqila," seru Bibi Ria.

"Bi Ria, jangan panggil Qila Nyonya, panggil Qila saja."

"Oh tidak bisa, sekarang Nyonya Aqila sudah menjadi istri Tuan Muda Raffa jadi Bibi harus memanggil anda dengan sebutan Nyonya," sahut Bibi Ria.

"Ya sudahlah terserah Bibi saja."

"Astaga, Aqila..." teriak Eyang Puteri.

"Eyang."

Aqila langsung memeluk Eyang Puteri...

"Kenapa kalian sudah pulang? kalian tidak bulan madu dulu sekalian di hotel? kalian berencana mau bulan kemana?" tanya Eyang.

Aqila melirik kearah Raffa tapi Raffa terlihat cuek.

"Kita tidak ada rencana mau bulan madu kemana-mana Eyang, soalnya pekerjaan Raffa banyak banget Raffa tidak ada waktu untuk bulan madu seperti itu," jawab Raffa dengan dinginnya.

"Iya Eyang, lagipula Aqila cuma ngambil cuti tiga hari jadi kita dirumah saja," sahut Aqila dengan menampilkan senyumannya yang sangat manis.

Eyang Puteri tampak menghela nafasnya dalam-dalam, Eyang tahu kalau Raffa belum bisa menerima Aqila menjadi istri sepenuhnya jadi Eyang ikuti saja apa keinginan cucunya yang penting sekarang gadis yang Eyang inginkan sudah menjadi cucu mantunya.

📚

📚

📚

📚

📚

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU😘😘😘

Terpopuler

Comments

Lilik Purwantini

Lilik Purwantini

sabar dulu ya qila menghadapi orang yang tidak punya hati

2023-06-29

1

Goesmalla Thee_wii 🐈💕

Goesmalla Thee_wii 🐈💕

mau mba ee bukan mai 🤭✌️

2023-01-13

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓼𝓮𝓶𝓸𝓰𝓪 𝓹𝓪𝓼 𝓡𝓪𝓯𝓯𝓪 𝓷𝔂𝓮𝓼𝓮𝓵 𝓐𝓺𝓲𝓵𝓪 𝓹𝓮𝓻𝓰𝓲 𝔂𝓪 🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2022-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Rencana Eyang Part I
3 Rencana Eyang Part II
4 Permintaan Part I
5 Permintaan Part II
6 Permohonan Eyang Puteri
7 Menentukan Keputusan
8 Kejutan Tak Terduga
9 Pernikahan
10 Pernikahan Part II
11 Awal Penderitaan
12 Pura-pura Bahagia
13 Istri Pajangan
14 Menyakitkan
15 Mencintai Orang Yang Salah
16 Hati Yang Tersakiti
17 Sedikit Perhatian
18 Pria Yang Kejam
19 Kabar Mengejutkan
20 Kehilangan
21 Kehilangan Part II
22 Mengambil Keputusan
23 Kepergian Aqila
24 Penyesalan
25 Hancur dan Kacau
26 Sakit
27 Kebusukan Clarissa
28 Kemarahan Raffa
29 Merelakan
30 Bayi Siapa Itu??
31 Kepulangan Aqila
32 Hot Daddy
33 Bertemu Kembali
34 Bertemu Kembali Part II
35 Penyesalan Raffa
36 Meminta Maaf
37 Perjuangan Dimulai
38 Gagal Lagi..Gagal Lagi..
39 Mulai Cemburu
40 Merindukanmu
41 Honey Moon
42 Honeymoon Part II
43 Kedatangan Clarissa
44 Kebenaran Terungkap
45 Menerima Kenyataan
46 Pertemuan Tak Terduga
47 Sensitif Tingkat Dewa
48 Positif
49 Moment Mengharukan
50 Kejutan
51 Perlakuan Manis
52 Angel Carolina Rahadian
53 Bertemu
54 Possesif
55 Terkejut
56 Raffa Nakal
57 Para Cogan dan Kekonyolannya
58 Bertahan Demi Cinta
59 Liburan Bersama
60 Cemburu Tak Beralasan
61 Semua Karena Aqila
62 Menyusun Rencana
63 Surprise Untuk Aqila
64 Akhirnya
65 Ngambek
66 Senang, Sedih, Terharu
67 Keseruan Semuanya
68 Rinduku
69 Menyesakkan Dada
70 TAMAT (END)
71 Extra Part RAQILA
72 PENGUMUMAN
73 Kabar Bahagia
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Awal Kisah
2
Rencana Eyang Part I
3
Rencana Eyang Part II
4
Permintaan Part I
5
Permintaan Part II
6
Permohonan Eyang Puteri
7
Menentukan Keputusan
8
Kejutan Tak Terduga
9
Pernikahan
10
Pernikahan Part II
11
Awal Penderitaan
12
Pura-pura Bahagia
13
Istri Pajangan
14
Menyakitkan
15
Mencintai Orang Yang Salah
16
Hati Yang Tersakiti
17
Sedikit Perhatian
18
Pria Yang Kejam
19
Kabar Mengejutkan
20
Kehilangan
21
Kehilangan Part II
22
Mengambil Keputusan
23
Kepergian Aqila
24
Penyesalan
25
Hancur dan Kacau
26
Sakit
27
Kebusukan Clarissa
28
Kemarahan Raffa
29
Merelakan
30
Bayi Siapa Itu??
31
Kepulangan Aqila
32
Hot Daddy
33
Bertemu Kembali
34
Bertemu Kembali Part II
35
Penyesalan Raffa
36
Meminta Maaf
37
Perjuangan Dimulai
38
Gagal Lagi..Gagal Lagi..
39
Mulai Cemburu
40
Merindukanmu
41
Honey Moon
42
Honeymoon Part II
43
Kedatangan Clarissa
44
Kebenaran Terungkap
45
Menerima Kenyataan
46
Pertemuan Tak Terduga
47
Sensitif Tingkat Dewa
48
Positif
49
Moment Mengharukan
50
Kejutan
51
Perlakuan Manis
52
Angel Carolina Rahadian
53
Bertemu
54
Possesif
55
Terkejut
56
Raffa Nakal
57
Para Cogan dan Kekonyolannya
58
Bertahan Demi Cinta
59
Liburan Bersama
60
Cemburu Tak Beralasan
61
Semua Karena Aqila
62
Menyusun Rencana
63
Surprise Untuk Aqila
64
Akhirnya
65
Ngambek
66
Senang, Sedih, Terharu
67
Keseruan Semuanya
68
Rinduku
69
Menyesakkan Dada
70
TAMAT (END)
71
Extra Part RAQILA
72
PENGUMUMAN
73
Kabar Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!