Episode 6

Begitu pagi aku sampai kampus, itu disebabkan karena kesalahanku yang telah berbohong pada Mas Pras. Tapi sudahlah, tak aku jadikan sebuah permasalahan, sebab aku juga tak ingin berlama-lama melihat wajahnya.

Bila dihitung sudah dua bulan ini aku menikah dengannya, Mama yang memaksa agar aku segera menikah. Alasannya agar aku terhindar dari pergaulan bebas, Papa dan Mama akan merasa tenang dengan alih-alih ada seseorang yang menjagaku.

Awalnya aku sungguh bersikeras untuk menolak, tawarannya adalah menikah dengan pilihan mereka atau menikah dengan orang pilihanku sendiri dan pernikahan dilaksanakan dalam waktu dekat yakni satu bulan kedepan.

Aku yang saat itu berstatus jomblo dan tak memiliki teman dekat pria pun seakan dipojokkan, mana ada mencari pendamping dalam jangka waktu sedekat itu. Bila ada tak bisa jamin sampai berapa lama hubungan akan bertahan.

Karena semakin didesak akhirnya aku setuju, saat Mas Pras berkunjung ke rumah aku begitu kaget. Apa tidak salah dengan pilihan Papa Mama? batinku rasanya menggerutu.

Benar-benar jauh dari pria yang aku idam-idamkan. Usianya terlampau jauh denganku, bisa dikatakan ia pantas menjadi Pamanku, kata yang lebih halusnya lagi jadi Kakaklah. Dan lagi-lagi pekerjaannya, aku juga kurang suka.

Fiks, ditiap perbincangan Mama selalu

memuji-muji Mas Pras. Aku yang semakin risih akhirnya menghubunginya untuk mengadakan pertemuan yang tanpa ada orang lain, itu artinya hanya kami berdua. Diapun menyetujui.

Hari sebelumnya aku sudah mengatur berbagai rencana termasuk menyusun dan menulis berbagai macam persyaratan agar dia mengurungkan niatnya untuk menikah denganku.

Namun tak sesuai dugaan, kala kami bertemu dan syarat mulai aku ajukan dia justru menganguk dan menyetujuinya tanpa bantahan sedikitpun. Tapi tak cukup sampai disitu dia juga punya satu syarat yang harus aku penuhi yakni aku harus menjadi istri seutuhnya.

Dalam hatiku mengeram, ternyata memang tak pernah ada yang gratis didunia ini.

Mobilku sudah terparkir di area kampus, langkah selanjutnya adalah kantin. Aku ingin mengisi perutku yang sudah terasa keroncong sebab tadi dirumah aku tak jadi melanjutkan sarapan, karena begitu mengambil tas aku langsung saja berpamitan.

Usai menghabiskan makananku, aku melirik jam di tangan dan jarum jam baru menunjukkan pukul setengah delapan. Sedangkan kelasku dimulai pada pukul sepuluh pagi. Itu artinya masih ada waktu dua setengah jam, kesal hingga kupijat pelipisku.

Aku mulai mencoba menghubungi temanku Nisa nyatanya jam segini dia masih molor. Sedangkan Vera pagi ini sibuk membantu Mamanya. Akupun kembali menghubungi Nisa, merecokinya agar segera bangun dan siap-siap menyusulku ke kampus. Ya meski konsekuensinya mendengar serentetan omelannya karena mengganggu jam tidurnya.

Telpon kututup, saat aku hendak beranjak kulirik bangku disebelahku. Dengan mata sedikit melebar aku bergumam, "Kak Adrian."

Diapun menoleh padaku. "Lama tak bertemu," ucapnya padaku.

"Kakak kenapa bisa disini?" tanyaku yang menolah-noleh memandang situasi sekitar, kemudian aku kembali mendudukan diri dikursi.

"Sama sepertimu aku sedang menikmati sarapan," kata Adrian kembali menyuap burger kedalam mulutnya.

"Memang Kakak gak sarapan dirumah?"

"Aku tidak sempat," jawab Adrian. "Dan kamu sendiri?" sambungnya bertanya.

"Sama," jawabku dengan cengiran. "Kak Adrian bagaimana bisa jadi dosen disini?"

"Aku hanya dosen magang, ada menawari jadi aku pikir ini kesempatan sambil menunggu panggilan kerja. Aku juga pernah jadi salah satu mahasiswa disini dan baru tahun kemarin diwisuda," jelasnya.

"Benarkah Kak?" responku yang dari tadi menyimaknya.

"Hmm," dia bergumam disertai melemparkan sebuah senyuman.

"Ngomong-ngomong Kakak sedang memasukkan lamaran kerja dimana?" Entah mengapa rasanya aku ingin tahu lebih jauh.

"Disalah satu perusahaan periklanan, karena basic yang diambil selama kuliah disini adalah di bidang desain, jadi mau menyalurkan ilmu dan juga bakat disana."

Akupun mengangguk-anggukan kepala. "Agar tak salah jurusan," celetuku membenarkan ucapannya.

"Tepat," sahutnya kemudian disertai jempolan. Kami pun berbasa basi berbincang mulai dari berbicara pengalaman sampai membahas awal dulu bertemu.

Kini Kak Adrian melirik jam di lengan kirinya kemudian berpamitan padaku akan mengisi kelas. Tapi sebelum pergi, dia sempat meminta agar saling bertukar nomor. Dan dengan senang hati aku menyetujui usulnya.

Tak berapa lama setelah Kak Adrian pergi kini muncul Nisa dari belakang dengan mengagetkanku.

"Yaak, mau bikin orang jantungan apa!" omelku seketika.

Dengan mulut mencebik dia berujar, "Niat pengen dekatin, eee malah situ yang dekat duluan. Ingat suami dirumah," sindirnya.

Mataku mendelik kearahnya, aku pun berucap dengan nada penekanan. "Jangan bawa-bawa...."

"Nama suami diluar rumah," sahutnya cepat-cepat. Nisa pun mengambil tempat duduk dan mendudukkan diri tepat dihadapanku. "Heran banget, anti banget sama yang namanya suami?" tanyanya menatap kearah ku, menunggu jawaban seraya menyangga dagu dengan kedua tangannya.

Aku menipiskan bibirku, tak mau menjawabnya. Karena kupikir dia paham alasannya karena sudah sering kali aku bilang kalau aku gak cinta.

Nisa menghela nafas, kemudian menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi. "Kalau alasannya gak cinta tapi kenapa tiap malam masih mau aja diajak begituan," ucapnya mencibir.

Alisku bertaut.

"Gak usah nanya pertanyaanku maksudnya apa. Yang jelas disitu terlihat sangat jelas! Jadi tak perlu aku bertanya. Kamu dimana dengan siapa dan semalam berbuat apa?" ucapnya menunjuk ke arah leher sampai pundakku.

Akupun seketika mengambil kaca kecil dari dalam tasku, sontak mataku melebar. Dalam hati aku mengumpat, tapi yang membuatku kesal juga malu secara bersamaan adalah,

'Apa Kak Adrian juga sudah melihatnya?'

To be Continue

Terpopuler

Comments

Melokyudi

Melokyudi

aku baca nih novel inget suamiku dulu, aku juga seperti ana wlaupun g dijodohin, aku dulu gak pernah cinta sama suami ☹️,☹️, ☹️ haisss jadi ingat masa lalu

2021-04-20

1

Mom AlAdFaDinA

Mom AlAdFaDinA

emang waktu dandan gak perhatikan jejak mas Pras yah😁😁😁

2021-04-15

0

Ratna

Ratna

wanita kufur nikmat loe Anna, d kasih suami Sholeh , sayang nggak bersyukur loe

2021-02-13

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Ruang Rindu
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 RUANG RINDU
99 Ekstra Part
100 Ekstra Part
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Ruang Rindu
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
RUANG RINDU
99
Ekstra Part
100
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!