Episode 20

Aku terbangun, tapi tak kutemukan sosok Mas Pras disekitarku. Aku tersadar tempatku berbaring bukanlah ranjang yang selama ini kugunakan, melainkan aku tengah berada dirumah sakit sebab kini tangan kiriku terdapat selang infus.

Tak lama pintu yang berada disisi kiri terdengar terbuka, dari ekor mataku dapat kukenali sosoknya, yakni Mama.

Mama yang menyadari aku telah membuka mata, kini terdengar menghela nafas. "Gimana, apa yang kamu rasakan Anna?" tanya Mamaku.

Aku menggeleng, tubuhku tak kenapa-kenapa hanya yang aku ingat terakhir kali adalah aku bertengkar dengan Mas Pras dan kemudian setelahnya aku sudah tak mengingat apa-apa lagi.

"Sudah berapa lama Anna disini Ma?" tanyaku yang masih berada di pembaringan.

"Semalam Pras yang bawa kamu kesini," ucap Mama, setelahnya terdengar Mama menghela nafas lagi.

'Lalu Mas Pras?' batinku.

"Selama masa kehamilanmu, dijaga kesehatan kamu. Dokter sampai mengatakan kamu kekurangan nutrisi. Ingat, sekarang kamu memiliki sebuah tanggungan yang sedang tumbuh dan berkembang disini," ucap Mama lembut seraya mengelus perutku.

"Bila kemarin harus diingatkan hanya untuk sekedar makan, kini rasanya sudah gak perlu lagi kan Anna. Kamu sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu, kamu sekarang juga sudah dewasa," sambung Mama menasehatiku. Dan Mama tadi bilang aku telah dewasa, bagiku ini adalah dewasa sebelum waktunya.

"Memang Mas Pras gak cerita sama Mama?" tanyaku kini berusaha bangun dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Alis Mama terlihat naik sebelah, kemudian beliau kembali berujar, "Ohya tadi pagi Pras cuma bilang titip kamu sebentar. Dia ada urusan keluar kota untuk ambil beberapa spare part , nanti sore juga sudah kembali," ucap Mama padaku.

'Itu berarti Mas Pras gak bilang kalau mau mengembalikan aku ke orangtuaku,' batinku.

"Mikirin apa?" tegur Mamaku dengan menyenggol lenganku.

Aku menoleh menatap Mama sejenak. "Ma—aku ingin pulang," cicitku dan setelahnya aku menunduk sambil meremas piyama yang kukenakan. Bibirku sudah mencebik dengan air mata yang mulai menganak membasahi pipi.

Mama mengelusi punggungku. "Kita tunggu suamimu datang, setelah dokter memastikan kondisimu membaik, kita segera pulang," ucap Mama berusaha menghibur.

"Yang aku maksud pulang kerumah Mama," gumamku.

Tapi Mama justru terkekeh mendengar ucapanku. "Mama tahu kamu kangenkan sama Mama Papa. Keras kepala kamu itu, kalau ngambek pakai lama," kata Mama sambil menangkup kedua pipiku.

Akupun semakin cemberut sebab bukan itu yang aku maksud. Aku ingin benar-benar pulang ke rumah orangtuaku dan tak mau kembali pada Mas Pras yang ternyata segalak itu.

"Kamu minta ijin dulu sama suami kamu," ucap beliau kemudian.

"Ma—," kataku merajuk.

Mama berdecak. "Kamu itu sudah punya suami, ijin pergi kemanapun meski hanya pulang ke rumah Mama, suami kamu harus tahu. Anna, jadilah istri yang bisa menenangkan hati suami. Kamu tahu, ridho suami itu surga untuk para istri. Ketaatan sebelum seorang wanita menikah adalah kepada orangtua, tapi ketika seorang wanita itu telah menikah maka ketaatan beralih kepada suaminya."

Jelas Mama kepadaku, akupun masih tetap terdiam sebab Mama kembali berujar, "Suami dibesarkan oleh seorang Ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun saat dewasa dia memilih untuk mencintaimu yang mungkin bahkan kamu belum mencintainya. Bahkan sering pula rasa cinta yang dia miliki lebih besar rasa cinta yang diberikan kepadamu dari pada Ibunya sendiri."

"Tapi yang aku tahu Mas Pras yatim piatu, tak mempunyai Ibu," ucapku menampik.

Mama menggeleng dan melanjutkan ucapannya, "Ada, namun mereka memang telah tiada. Bahkan kamu tahu, sebelum Pras bisa membalas baktinya kepada orangtuanya, dia kini telah menanggungmu, wanita yang baru dikenal dan hanya terikat dengan akad tanpa adanya ikatan darah. Dia juga rela menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhanmu dan sebentar lagi akan segera hadir buah hati kalian berdua. Makin besar tanggungannya. Bahkan nanti jika anak kalian telah lahir, kamu akan lebih dihormati tiga kali lipat dibandingkan suamimu," jelas Mama yang kini sorot matanya sejenak menatap pada perutku.

Aku tak bisa menjawab, hanya rasa sesak yang tiba-tiba saja menguasai dada. Mataku berkaca, hingga pada akhirnya air mataku menetes jua.

"Jika kamu memiliki masalah dan mengadu padanya—," sejenak Mama menghela nafas, kemudian melanjutkan ucapannya, "Dia sebenarnya juga tengah memiliki masalah dan mungkin saja jauh lebih besar dari pada yang kamu miliki, namun tetap saja apa yang menjadi kesulitanmu tetap diutamakannya. Dia juga berusaha memahami bahasa diammu, sikapmu juga tangisanmu. Mama tahu kalian sedang dihadapkan dengan masalah," sambung Mama yang kini mengambil dan menggenggam kedua tanganku, sedang diriku kini semakin terisak.

"Bila seandainya kamu berbuat kesalahan dan dosa sekalipun, maka dia, suamimu akan ikut menanggungnya sebab dia bertanggung jawab akan maksiat yang bisa saja kamu lakukan. Sekarang kalian terutama kamu, Anna sudah memiliki kewajiban dan tanggungjawab masing-masing. Tak perlu bertanya siapa yang bersalah, kamu sudah dewasa dan bisa memilah. Dan tanyakan pada diri dan hati kamu sendiri. Karena kamu sendiri sudah pasti tahu jawabnya." Jelas Mama yang membuatku makin menangis dalam dekapannya.

Sore tiba, kini Mas Pras mengabulkan permintaanku untuk pulang. Yang aku perhatikan dia kini nampak lebih banyak memilih diam. Hingga hari berlalu pun masih tetap sama, Mas Pras seakan menjaga jarak denganku. Hanya jika ada hal yang perlu atau menyangkut urusan kandunganku dia tak pernah melewatkan permasalahan itu.

Usia kandunganku kini sudah menginjak usia lima bulan, cuti kuliah sudah aku ajukan dari beberapa bulan lalu. Aktivitasku kini hanya dirumah, kerumah orangtuaku atau kadang sekedar pergi bersama teman-temanku dan itupun harus seijin Mas Pras.

Hingga kejadian malam hari ini sedikit menyentuh hati nuraniku. Aku baru saja mendapat kabar dari karyawan di bengkel, Mas Pras sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Aku berfikir sekiranya cukup lama, tak ada keluarganya dan dia hanya sendiri disana. Sementara, aku tak mungkin menghubungi Papa Mama, mengingat usia Papa yang sudah tak lagi muda dan Mama berkewajiban menjaga Papa.

Dan akupun memutuskan, kali ini bersiap guna menyusul Mas Pras untuk mengetahui seberapa sakit kondisinya.

To be Continue

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍

2023-07-28

0

momnaz

momnaz

kemana aja bu selama ini kok baru nasehat in anak perempuan nya... hadeuhhh

2022-03-12

0

Citra Syam

Citra Syam

seandainya semua mama di dunia ini seperti mamanya anna.pasti akan tenang dunia perkeluargaan 😁😁😁

2021-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Ruang Rindu
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 RUANG RINDU
99 Ekstra Part
100 Ekstra Part
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Ruang Rindu
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
RUANG RINDU
99
Ekstra Part
100
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!