Bram menuju kamar ia meninggalkan Hyuk di ruang kerjanya. ia tidak sabar ingin bertemu Ariani. Bram membuka pintu kamar terlihat Ariani sedang tiduran santai di sofa malasnya.
ia berjinjit dan melangkah menghambur pada Bram. Bram mngecup bibir istrinya.
"Apa kau sedang bersantai?",
"Iya sayang, aku sampai tak memdengar langkah kakimu",
Bram menarik hidung Ariani.
"Bagaimana luka mu?, apa masih sakit?",
"Tidak, hanya pemulihan sebentar lagi. bibi Nam memberiku banyak ramuan". Ariani memanyunkan binirnya, membayangkan ramuan obat bibi Nam yang sangat.....sudahlah.
Bram tergelak melihat ekspresi istrinya. ia pernah merasakan ramuan itu waktu sedang sakit. dan Bram sudah tau rasa dari ramuan itu.
tapi memang ampuh.
Ariani melepas jas dan dasi suaminya. Bram merapikan rambutnya dengan jari. gerakan yang membuatnya semakin terlihat tampan.
*Kena kau! pikir Bram yang melihat Ariani sedang memandangnya.
"Ah aku tidak tertarik dan juga tidak kagum padamu sayang", Ariani mencoba mengelak. Bram tersenyum dan berbaring di samping istrinya di atas sofa.
"Ceritakan padaku harini",
"Tadi nona Lisa kemari",
"Mau apa dia?",
"Mau menjenguk ku sayang",
"Kalian berdua bicara apa?",
Ini kesempatan buat Ariani menanyakan pada Bram tentang dirinya yang di bicarakan Lisa tadi.
"Sayang boleh aku bertanya".
Bram memandang istrinya, menunggu kata- kata keluar dari bibir Ariani. Bram mengecup bibir merah Ariani saat gadis itu mau bicara. refleks Ariani memukul bahu Bram yang mengganggu konsentrasinya. ia sedang mengumpulkan nyali untuk bertanya. mengantisipasi apakah Bram akan marah atau tidak nantinya.
"Sayang apa kau punya saudara lelaki selain Petra?",
"Apa yang lisa katakan?", Bram terlihat snatai dan biasa saja berarti dia tidak marah.
"Dia bilang kalau keluarga Admaja memiliki tiga orang anak laki laki",
"Benar",
Kenapa menjawab singkat begitu, aku kan mau tahu siapa sodara lelakimu itu.
"Aha...jadi benar ya, tapi kenapa aku tak melihatnya?",
Bram memeluk pinggang Ariani. ia memejamkan mata nya dan setengah berbisik.
"Dia sedang sakit parah",
"Dimana tuan itu dirawat?",
"Di rumah sakit",
Ariani mendelik. dia jelas tau di rumah sakit tapi rumah sakit mana dan apa nama rumah sakit itu.
"Kau harus membayar dari setiap pertanyaan mu ini", Bram mencengkram pinggang Ariani. Ariani mencoba berontak tapi percuma saja tenaganya jelas buka tandingan Bram. kaki dan lengannya sudah menguasai tubuh Ariani.
"Sayang tapi....", Bram ****** bibir Ariani. berpindah ke leher dan dadanya. baju Ariani sudah tersingkap. dadanya sudah penuh warna merah di sana sini. Ariani merinta mencoba menghentikan Bram.
"Maaf sayang aku tidak akan bertanya apa-apa lagi, ku mohon hentikan",
Bram tak perduli dengan celotehan Ariani. ia memulai aksinya dengan gadis itu.
"Aku akan meminta bayaran dari setiap pertanyaan mu", Ucapnya liririh di telinga Ariani. suara berat Bram membuat Ariani merinding. dan terjadilah apa yang di inginkan oleh Bram.
***
Di dapur Hyuk terlihat berbicara dengan Bibi Nam sembari menikmati secangkir teh. Bibi Nam menceritakan percakapan Lisa dengan Ariani. telinga bibi Nam terpasang hampir di setiap sudut rumah utama kecuali kamar dan ruang kerja Bram.Hyuk menyesap tehnya dan berdiri sembari mengancingkan jasnya. ia melangkah pamit karena sepertinya tuan Bram tak akan memerlukannya dalam beberapa jam kedepan. Hyuk bertemu Petra di luar yang memarkir mobilnya.
"Hai tuan Hyuk kau mau pulang?".
Hyuk hanya mengangguk sopan dan masuk kedalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments