Siang itu Ariani dan Joan bertemu di sebuah restoran yang dulu sering mereka kunjungi saat masih jadi sepasang kekasih. Ariani masih lengkap dengan stelan kerjanya dan Joan lelaki itu tampak santai dengan celana navy dan kemeja putih lengan panjang, tak bisa di pungkiri Joan juga tampan. senyumnya cukup menawan. Joan mengajak Ariani bertemu ia ingin membicarakan sesuatu mungkin lebih tepatnya hubungan gadis itu dengan Bram.
"Apa kau yakin akan menikah dengan nya?",
Joan mulai pembicaraan serius setelah tadi basa basi dengan Ariani, meski Ariani terlihat cuek dan tak peduli dengannya.
"Sangat yakin",
Meskipun di dalam hatinya Ariani juga merasa ragu, Bram adalah seseorang yang baru hadir dalam hidupnya. ia belum mengenal seutuhnya siapa lelaki itu.
"Apa yang membuat mu yakin terhadapnya?",
Joan tersenyum sinis sembari menatap lekat wajah Ariani. saat pertanyaan itu ia lontarkan wajah gadis itu terlihat sedikit pucat.
"Apa karena ketampanan nya? atau....karena hartanya?",
Ariani menatap santai wajah Joan, ia masih ingat guratan dan senyuman Joan. tapi hatinya getir mengenang bahwa lelaki di hadapannya sudah mencampakannya dengan buruk sekali.
"Yang membuat ku yakin terhadapnya adalah, yang tidak membuatku yakin terhadap mu", Joan hampir memuntahkan kopinya yang baru ia minum. ia memandang lekat mata Ariani. ia teringat memang dia lah yang membuang gadis itu. dan sekarang ia menyesal.
"Dia cukup berani dengan datang pada keluarga ku, ia meminta ku dengan baik-baik pada kedua orangtua ku",
"Dan terlebih dia juga membatu keluargaku, ia datang sebagai penolong, dan kau pergi sebagai penghancur",
Joan terdiam, rupanya Ariani tidak memafkannya untuk saat ini. percuma saja ia bicara panjang lebar dengan gadis itu. mendengar ucapan Ariani yang sedikit memuji Bram, hatinya terasa perih. masih ada sisa cinta untuk gadis itu.
"Apa kau tau siapa Bramantyo Admaja? kau tau masa lalu nya? kau tau dia sering berganti wanita?",
Ariani terdiam, kenyataannyan ia memang tidak tau apa-apa soal Bram.
"Apa dia mencintaimu Ariani?",
Degh....
"Aku tidak tau Joan, tapi cinta bisa tumbuh karena terbiasa", ada rasa tidak nyaman saat Joan membahas soal cinta padanya. laki-laki di hadapannya yang sekarang bicara seolah tak punya dosa itu pernah sangat ia cintai dan ia harapkan. tapi nyatanya semua berbeda.
"Ku harap ini pembicaraan terakhir kita, lusa aku akan menikah kau tidak akan punya kesempatan bicara dengan ku seperti ini lagi, hiduplah berbahagia dan urusi urusan mu sendiri",
Ariani berdiri dari kursinya bersiap pergi, tapi tangan Joan segera menahannya. Joan memegang erat lengan gadis itu.
"Aku berharap kau merubah pikiran mu untuk menikah dengan si brengsek itu",
Ariani bergidik menatap Joan, ia merasa nasehat Joan adalah tulus padanya.
mungkin ia memang harus mencari tahu siapa Bram.
Ariani menghempaskan lengannya yang di pegang Joan, ia melenggang pergi.
***
"Apa yang sedang mereka bicarakan Hyuk?",
"Sepertinya tuan Joan sedang mencoba menggoyahkan hati nona Ariani agar tidak jadi menikah dengan tuan",
Bram sengaja mengkuti Ariani, sejak ia memberi stempel calon istri pada gadis itu maka kemanapun ia pergi tidak akan bisa lolos dari cengkramannya.
"Joan berani sekali kau, Hyuk apa bisa kita hancurkan perusahaannya sekarang?",
"Saya rasa jangan tuan karena perusahaan nya cukup produktif di bawah kita",
"Kalau begitu kau awasi terus Ariani jangan sampai dia bertemu kembali dengan Joan",
"Baik tuan",
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments