Aku mulai membaca selembar demi selembar kertas putih bertinta hitam. Mileas masih sibuk di layar komputer nya. Wajah dingin nya tidak berlaku pada pekerjaan ia malah tampak serius. Berkas berjejer di meja kerja nya.
" Aku menyuruh mu membaca bukan untuk menatap wajahku diam-diam bodoh!"
Degh!
Seketika itu aku menunduk dan segera salah tingkah, wajah ku tiba-tiba saja jadi merah.
Tok! Tok!
" Masuk"
" Tuan, Wakil Presdir ingin bertemu" Ucap sekeras seamiku
" Suruh masuk"
Ada apa lagi dengannya, tadi dia sudah masuk ruangan ku... gumam Mileas.
Seseorang masuk, Aku yang menunduk saat membaca mulai mendongak kepalaku ke arah pintu .
Eh? Pria yang tadi hendak keluar itu. Rasanya wajah itu tak asing bagiku. Bathin ku.
" Ada apa lagi Yul''
Yul? Kenapa aku harus peduli? Lebih baik abaikan saja...
" Ini, Data yang kau inginkan..."
" Simpan dan pergilah" Mileas dingin.
Yul menatap ke arah istrinya Mileas berberapa menit, Mileas mulai menyuruhnya pergi dan di antar Pengawal Kim.
BLAM...
Kini , Aku tinggal berdua saja dengan orang sinis ini.
" Sudah selesai!" Ucapku lantang.
Wanita bodoh, dia bahkan senang saat membaca apa saja yang harus ia lakukan untukku, Dasar wanita seperti apa dia?! Batin Mileas .
" Kau sudah baca semua bait nya?"
" Te-tentu saja, kenapa kau masih bertanya" Gagapku bohong.
" Ambil"
Pluk! Bolpoin di lepas hingga jatuh kelantai.
" Hei, kau... dasar tidak sopan!" Ucapku seraya mengambil nya dan menggores nya di kertas putih itu.
" Sebaiknya jangan terlalu lancang , aku tidak suka" Pekiknya.
" Aku selesai..." Akupun mengangkat tubuhku dan menyerahkan berkas di tanganku kemeja Mileas.
BRUK! Ku simpan di mejanya dan bergegas ke area daun pintu untuk keluar.
" Berhenti!"
degh!
Aku pun menoleh ke arah Mileas yang tiba-tiba saja menyruhku berhenti dan mengarahkan langkahku ke arahnya lagi.
" Apalagi ... aku sedang sibuk" Pekikku.
" Hem, apakah kau tidak membaca semua tulisan didalam buku ini?"
" Apa? Aku tidak peduli..." Balasku.
" Pantas saja... kau sungguh bodoh,, perintah pertamaku, Buka bajumu..."
Degh!
" Hei, jangan kurang ajar!"
Mileas menatap dingin, ia mengambil setumpuk berkas dan dilempar di bawah kakiku.
" Jangan bantah kehendak ku, denda seratus juta won!"
" Apa!!"
" Kau sungguh bodoh, Kau bahkan tak membaca seluruh isi yang ada di dalam sana, Ceroboh dan bodoh, juga tidak cantik... ha-ha-ha wanita macam apa yang dikirim orang tuaku untuk mendampingi ku, sungguh konyol..."
" Kau...!"
" Lakukan! Sekarang juga..."
Yuricca!! kenapa kau sungguh sebodoh ini... aku sungguh tak membacanya karena sungguh melelahkan. Ternyata dia sengaja menjebak ku .
" Lakukan! aku bukan tipe orang yang selalu mengulang kata-kata yang sama"
" Kau!! Ba*jingan!*"
Dengan berat hati aku menutup mataku seraya melepas sehelai demi sehelai kain yang sedari tadi membalut tubuhku.
Syut...
Seluruh pakaianku tertegeletak di lantai dan teroggoh begitu saja... aku menunduk Malu menutup sebagian tubuhku dengan tangan yang ada. Lebih parah lagi Mileas menatapku dengan tangan dilipat di perut dan salah satu jemarinya menyelusuri bibirnya berulang ulang.
Hem, Dia sungguh tak paham apa yang ku ucapkan. Bodoh. Mileas mendumel .
" To-tolong jangan memasang wajah aneh itu"
" Kau belum paham maksudku, Buka juga B*Ra dan Cdmu"
Degh!
" Jangan keterlaluan! maniak sex!"
" Membangkan denda Seratus juta won" Ucapnya
" Kau!! Keterlaluan"
" Lepaskan!"
" Tidak-tidak Aku tidak mau!"
Tak berselang lama akupun melepas nya...
Aku mengepalkan tanganku hingga kuku tajamku menggores telapak tangan yang ku tekan erat saat mengepal. Sekarang dia sudah melihat seluruh tubuhku tanpa sehelai benang.
Butiran basah mulai menetes jatuh ke lantai saat aku menundukan kepala ku. Mileas masih menatap ku dari atas hingga ke bawah kakiku.
'' Pakai kembali, Dasar jala*ng!" Pekiknya.
Dengan rasa malu aku mulai memakai kembali pakaianku. Betapa terhinanya aku .
Tok! Tok!
" Masuk" Aku kaget saat Mileas menyuruh seseorang masuk, padahal aku belum selesai memakai pakaian ku.
" Tuan...Ah Maaf!"
BLAM...
Suara seorang wanita dan mulai kembali menutup pintu.
Sakit rasanya, dia sungguh mencoba memperlihatkan kekuasaan diantara kami.
" Wanita murahan, Pergilah ... sekarang kau hanya perlu patuh pada kata kataku, jangan coba kabur! Ingatlah, nyawa kedua orang tuamu ada di tanganmu sendiri"
Aku mulai keluar dari ruangan itu dengan jalan longgai bergontai
Menunduk dan tak punya arah, hidupku sekarang ada di genggamannya.
" Ahem!"
Seseorang di hadapanku terdiam, Aku yang patah arah mulai mendongak ke arah suara erangan itu.
" Berjalan yang tegak, angkat kepalaku... luruskan bahumu..." Ucap seorang pria bernama Yul.
Aku...? Dia bicara padaku? Aku tahu, dari nada bicaranya sudah tahu, bahwa dia sedang mengolikku. Bathin ku.
Aku mulai keluar dari perusahaan Nanggong Group.
Seseorang memantau ku dari dalam mobil , Rasa aku tahu seseorang itu meskipun saat ini masker dan sebuah kacamata hitam menutup wajahnya.
* * *
Dalam mobil di sebrang jalan...
📱" Nyonya besar, aku Sudah menemukan ruangan kekasih Tuan muda"
" Kabari aku, aku akan segera kesana"
📱" Baik, Rumah sakitnya ada di daerah Daejong, Rumah sakit khusus keluarga Gong. Di bagian VVIP"
" Beraninya dia ... memakai pasilitas formal keluarga Gong!"umamnya Gong.
Nyonya Gong segera berdiri dan mulai pergi dari kediaman Mileas.
* * *
Malam pun tiba...
Tok! Tok! Pintu di ketuk, Beberapa pelayan di rumah itu berjejer menyambut tuan rumah.
Aku masih di ruang tamu menunggu suamiku pulang, karna entah kenapa aku terobsesi pada saham yang dia miliki... lagipula kesepakatan kami hanya berjalan seratus hari saja.
Mileas mulai masuk ke dalam rumah , seluruh pelayan membungkuk patuh , Dia berjalan tegak penuh kharisma meski, Ia tampak lelah. Iapun melepas jasnya dan melemparkannya ke wajahku.
Sial!! Kau minta ku hajar ya? Ku kepal dan ku arahkan kepala itu kepalanya. Ia menoleh tiba-tiba ke arahku refleks.
Aku terhentak dengan tangan masih mengepal di arah wajahnya
" Apa!! Kau ingin memukulku?? denda seratus juta won, hutangmu sekarang ti-ga-ra-tus-,ju-ta-won!"
"APA!!"
Kamar utama...
" Siapkan air!" Perintah Mileas.
" Baik!" Akupun masuk kamar mandi.
" Hei !! kembali, kenapa kau masuk ke sana?!"
" Bukankah aku harus siapkan air?"
" Tapi kau juga harus lepas sepatu dan pakaian ku!"
" Apa!!"
Sial!! Dia mempermainkan ku lagi...tanganku sudah gatal dan ingin meninjunya hingga ia terhempas ke angkasa.
Aku buka sepatu, kaus kakinya dan saat ku sentuh kemejanya.
Plak!
" Au, sakit!"
" Duduk di pahaku, saat kau membuka kancing kemeja ku "
" Apa?"
" Duduk!" Ia menarikku hingga aku duduk di pahanya sesuai perintah. Akupun membuka satu persatu kancing kemejanya.
Batsh! Lagi lagi ia menghempaskan.
" Enyah!! dasar menjijikan! Betapa murahnya dirimu, bahkan nampak sangat berpengalaman... Wanita Jalan*!"
" Kau!! Kau sendiri yang menarik ku untuk melakukan nya!"
" Berani membantah lagi denda Seratus juta won ! hutangmu sekarang lima ratus juta won"
" Apa!!! Kau gila!"
" Berhenti membantah atau hutangmu bertambah lagi!"
Akupun pergi menyiapkan air hangat untuknya.
Aku tercengang, di depan kaca bathtub kulihat ada kelopak mawar , aroma terapi dan beberapa sabun juga Pessel.
" Apakah ini cukup? Apa panas, atau lebih dingin...Ah, masa bodoh... yang penting diq tidak mati" Gumamku segera berdiri untuk pergi.
" Jangan pikir kau akan membunuhku!" Pekik Mileas yang tiba-tiba ada di kamar mandi. akupun menoleh ke arah suaranya dan...
" Aaaahhhkkk!" Aku teriak refleks, saat Mileas berdiri di hadapanku dengan pakaian telanjang. Ku tutup mataku karna malu.
Plak! Mileas melepas tanganku yang berusaha mengumpat dan memegang tanganku erat.
" Kau!! jangan pura-pura bodoh! Bukankah kau juga sudah pernah melihat tubuh ku sebelumnya, dasar munafik!"
" Ta-tapiiiii...!" Teriakku seraya memejamkan mataku, aku mengumpat sejadi-jadinya.
" Mandikan aku!"
" Apa?!!" Teriakku.
" Menolak lagi, denda seratus juta won!!"
" Kau sungguh sedang memerasku?"
Tak lama kemudian...
" Pijat yang benar... jangan lembek begini, Kau memukul saja sekuat tenaga, di suruh pijat kepala malah menggelitik..." Gumam Mileas seraya meresapi setiap tekanan yang di buat istrinya .
" Apa ini cukup?"
" Tambah lagi..."
" Eee!! Ini cukup!!"
" Nada bicaramu tinggi , Turunkan sedikit... aku tidak suka"
Huh!! aku sungguh ingin membenamkan kepala mesum ini ke dalam air .
" Jangan berpikir untuk membunuhku... jika itu sampai terjadi bersiaplah menjadi seorang janda yang yatim piatu!"
Orang ini sungguh mengerihkan , Apa dia bisa membaca pikiranku?? Bathin ku.
" Sial!! Tekanan mu terlalu keras, apakah kau ini benar benar ingin membuat ku mati!"
" Maaf!! "
Sial, aku sungguh harus merendah didepannya...
" Sabuni tubuhku..."
" Apa?! Kau... gila, apa tanganmu lumpuh!" Gumamku nyaris tak terdengar.
" Bergumam denda seratus juta won!"
" Baik, aku akan melakukannya , tapi jangan terus memeras padaku, Sial!"
Tangan ku meraih sabun dan shampoo. kemudian membalurkan nya ke tubuh suamiku .
" Apa yang kau lakukan?" Ucap Mileas.
" Apa?? Aku , aku melakukannya dengan sangat hati-hati..."
" Buka pakaianmu, masuk bathub bersamaku..."
" Apa!!" Aku teriak seraya menutup seluruh tubuhku dengan handuk.
" Membantah denda seratus juta won!"
Laki-laki ini sial sekali... dia pemaksa dan pemeras...bathiku.
Tak lama kemudian, aku menjalankan perintah nya...
" Ayo... lakukan, Sabuni A,tubuhku!" Ucapnya.
"..." Ini pertama kali nya untukku, aku tak bisa melakukannya, tanganku malah sibuk menutup tubuhku dengan kedua telapak tangan ku.
" Lepaskan ini... bodoh!"
" Tapi, ...."
" Kau ingin menambah hutang-hutang mu/ lagi?"
Dengan tubuh lemas dan jantung bergemuruh, tangan pun ikut gemetar. Mukaku sungguh merah, terasa panas dan dingin... Mileas kesal ia meraih tanganku dan menekannya di dada bidang nya.
dug dug dug...
" Gosok juga punggungku..."
" Tapi tanganku tidak sampai..."
" tempelkan tubuhmu di tubuhku, kau baru bisa meraihnya..."
dug dug dug... kudengar jantung Mileas tengah mendidih...
Kyaaaaaaa!! ini mimpi buruk, aku sungguh menempel ditubuhnya. Ini sungguh tidak mungkin!! Tidak......! Batinku.
" Tekan yang kuat, Aku butuh pijatan..."
Beberapa menit kemudian...
" Sekarang giliran ku..."
" Apa?"
" Aku akan gosokkan tubuhmu..." ucapku Mileas
" Aku-aku-aku bisa melakukannya sendiri!!"
" Sungguh pembangkang!" Ucapnya seraya mengambil Spon.
" Tapi...'' Mileas mulai menyabuni tubuhku.
Degh!
Mileas tersenyum menyeringai, ia menyenderkan kepalanya di bahuku dan meraih punggungku. Rasanya nyaman, hanya saja sedikit canggung.
Wangi, Cih... parfum apa yang di pakainya. Aku sungguh tergoda. Endus Mileas.
" Mileas, kau... apakah kau baik-baik saja?"
Degh! Mileas bergeming. Ia mulai terbelalak, Iapun menyetabilkan duduknya, Kami saling bertatapan.
Mileas berdiri begitu saja. Huaaaa! Kenapa dia menodai mataku tiba-tiba!! Burung untanya terlihat jelas.
Mileas membuka kran shower dan membersihkan dirinya.
" Ambil handukku!"
" Tapi handukmu ada di samping mu sendiri"
" Membangkang denda satu juta won kau paham maksudku kan !!"
Ku ambil dan ku berikan padanya. Kenapa dia begitu manja ! Sial.
Gyuuut! Mileas meraih tanganku dan menekanku di dinding. Ia menahan tangan ku hingga aku kesulitan melepaskan diri.
" Apa yang kau lakukan!"
" Basuh tubuhmu..." Tiba-tiba lembut.
" Tapi... handukmu akan basah" Bantahku.
" Aku tidak membutuhkannya"
Jangan sampai dia melakukan hal aneh lagi. Aku harus bagaimana Mana. Bathin ku.
Mileas membersihkan sisa sabun ditubuhku, Aku tak ingin ia lakukan itu. Aku sungguh canggung, ada sentuhannya yang membuat ku merasa aneh.
Mileas mendekatiku, wajahnya dekat dan semakin dekat.
Bibir kami hendak bersentuhan... tapi aku tak ingin disentuh oleh pria bajinga, ini. Ku buang wajah ku hingga Mileas yang hanyut mulai sadar.
Degh! Ia terdiam.
" Pergilah!" Ucapnya, akupun menarik handuk dan kubelitkan kemudian menjauhi Mileas.
Dug! Dug! Jantung ku sungguh tak bisa ku lerai. Aku segera memakai pakaianku.
Tadi itu sungguh berbahaya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Χιαα.
yang bener burung atau unta?😊😀
2022-06-27
1
Jupilin Kaitang
ane juga bentuk perjenjianya,
2022-04-11
0
Eka Kurnia Sari
aq ga ngerti alur sm komenannya ga singkron
2021-12-26
0