Pip...
Mileas menekan remote control layar monitor yang ada di kamar utama ini.
Aku tidak paham pada apa yang sedang ia rencanakan...
Hingga...
Saat layar monitor memutar sesuatu, Aku mulai merasa mual pada apa yang kulihat...
" Berengsek!! Bukankah Mereka para pengawal yang membiarkanku lewat!! saat hendak bertemu dengan mantan kekasihku?" Bentakku. Mileas tersenyum...
Menyeramkan, sebenarnya laki-laki macam apa orang yang jadi suamiku ini? dia bukan manusia.
video memutar sebuah adegan yang membuatku jijik setengah mati.
Bagaimana tidak, baru kali ini aku lihat seseorang dikuliti hidup-hidup, dan dibiarkan menempel di dinding usang dengan sebuah paku menempel di telapak tangannya.
" Bagaimana menurut mu? Pilihlah salah satu kematian yang sedikit menyenangkan. karena sejatinya kematian itu sangat menyakitkan kau paham Maksudku kan?"tegas Mileas sembari berdiri dihadapankum
" Biadab! Kau sungguh iblis bertubuh manusia!!? Kau pantas membusuk di penjara!"
" Jangan lupa, Bahwa iblis ini adalah suamimu sendiri, Khu Khu Khu" tawa yang menyeramkan pun mulai terdengar dari mulut tajamnya
" Lebih baik aku mati sekarang juga dari pada harus mengakui mu sebagai suamiku!" teriakku lantang seakan tak gentar , Padahal aku sungguh takut mati di tangan Mileas.
" Baiklah, Akan aku kabulkan" Balas nya dingin.
Pistol menempel naik ke jidakku...
Dor!
BRUK!
Akupun tak sadarkan diri...
" Cih, Dasar wanita jalan* itu lah hukuman yang setimpal untuk semua kesalahan yang telah kau lakukan dibelakangku" Pekik Mileas Seraya berdiri dan pergi meninggalkan tubuh istrinya yang telah terkapar di ranjang, Meski tangan Yurika masih terikat di besi dengan sebuah borgol.
" Pengawal, Urus dia, jangan lakukan hal yang yang membuatku lebih marah dari ini!" Mileas memakai pakaiannya dan pergi.
* * *
BEBERAPA JAM KEMUDIAN...
Sore berganti malam, malam pun berganti pagi, cerahnya pagi menembus kaca jendela tanpa tirai. Hingga silaunya Mentari berhasil masuk ke retina mataku
Aku pun mulai terbangun dari mimpi burukku, Kupikir aku sudah mati, namun saat aku bangun ternyata kejadian tadi sore bukanlah mimpi. kenyataannya adalah tanganku masih terborgol di ujung ranjang.
Sial untung si idiot itu menembak langit langit kamar ini, jika tidak ... matilah, Saat ini aku tak paham... Apakah aku harus bahagia? Atau malah menderita karena masih ia biarkan hidup. Batinku.
" Mileas! Bodoh! lepaskan aku!" Teriakku. Aku meronta ronta untuk bisa melepaskan diri dari jeratan sang psikopat itu , tak peduli meski lenganku sudah terus berdarah karena berontak.
Aku memang bodoh, aku malah dapati tanganku bersimbah darah karena cengkraman borgol itu.
" Mileas!! Keluar kau Berengsek!!" Teriakku berulang ulang. Tak ada jawaban sedikitpun. Hingga aku mulai menyerah pada hidupku sendiri.
Aku mulai menundukkan kepalaku...
Tak berselang lama seseorang mulai keluar dari kamar mandi. Akupun menoleh ke arah tersebut.
Deg!
Betapa kagetnya aku saat orang yang sedang aku takuti itu tiba-tiba keluar dari kamar mandi, dengan handuk dililitkan di pinggang. hingga terlihat setengah telanjang.
Oh tidak kali ini apalagi rencananya? Apakah dia bermaksud menyuruh anak buahnya untuk memperkosaku lagi? Ini sungguh konyol, Aku tidak mungkin melawan mereka dalam keadaan seperti ini. batinku.
Sorot mata Mileas tiba-tiba mengarah padaku, Ia mulai tersenyum menyeringai, sungguh terlihat menyeramkan dari sebelumnya.
" Cih, coba lihat dirimu, sungguh menyedihkan, padahal kau berharap mati, tapi aku malah membiarkanmu hidup... Apakah aku terlalu baik padamu?" Ucap Mileas Seraya mendekatiku yang sedang tak berdaya
" Mau apalagi! Kau sungguh pengecut!" Bentakku Seraya rasa takut terus melingkupi hatiku.
Tak bisa ku dustai, Laki-laki di hadapanku ini memang sempurna, dia sangat tampan. Tapi sayang dialah sang pemilik hati iblis... Dia bukan manusia, dia adalah pria gila berdarah dingin.
Dia mendekat...
Dekat dan semakin dekat...
Jantungku berdetak lebih Cepat serasa terpacu tak menentu.
" Wajah jelek yang menyedihkan, bahkan kau bukanlah seleraku... Orang tuaku sungguh payah" Ucapnya Seraya duduk di samping ku.
Aku harus bagaimana? Apakah dia benar-benar akan membunuhku? Apakah aku akan berakhir di genggaman tangannya. Bagaimana pun juga, baginya membunuh manusia, sama halnya seperti membunuh seekor lalat kecil. Bahinku.
" Kau... Suka gaya sek*s seperti apa?" Ucapnya, sontak aku yang sedari tadi merasa takut mulai kaget dan terbelalak. Kali ini apalagi yang akan dilakukannya.
Berengsek! Dia sungguh telah merendahkan ku gara-gara aku melakukan sebuah kesalahan yang tak ia pahami apa maksudnya. Hari itu, aku hanya melepas kekasihku dengan sebuah ciuman perpisahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Ika Junaedi
Sadis
2022-02-20
0
tatik mufidah
tegang
2021-11-22
0
Marlina
menjijikan
2021-09-19
0