" Yang? Sayang?" Aku belum bergeming dari lamunan ku.
" Sayang" Puk! Tepuk ibu mertuaku, Aku yang kaget segera terperanjat dan melotot kearah mertuaku.
" I-ibu... ibu aku sungguh kaget" Ucapku seraya menutup mulut ku.
" Ada apa? Kau sedih?" Tanya ibuku kembali.
" Tidak, Aku baik-baik saja"
" Syukurlah, ayo lekas ganti pakaian mu, kita makan dulu, ada banyak hal yang ingin ku bicarakan bersamamu, Sudah satu Minggu kita tidak berjumpa... Ibu sangat rindu pada suasana saat bercanda gurau bersamamu"
" Oh, ia... Baiklah aku akan segera berbenah"
Kami sungguh harmonis, Jika saja kami hidup dalam satu atap yang sama, sudah pasti keluarga kami akan menjadi keluarga bahagia, dan Mileas tak akan pernah menyakiti ku meski itu hanya seujung kukupun.
Tentang pria heroik itu? Seandainya aku punya kesempatan, ingin rasanya aku bertemu lagi dengannya, Untuk mengucapkan rasa terima kasih ku Gumamku.
* * *
Rumah Sakit...
Seseorang terduduk di depan ranjang seorang perempuan yang tampak kritis. Wajah sang pria tampan itu terlihat penuh amanah.
Lengannya mengepal kuat-kuat, Ada dendam di hatinya yang sangat besar, bahkan ia tak ingin menunggu untuk memberi pelajaran pada wanita yang jadi istrinya itu.
" Wanita... itu beraninya dia!" Bisik Mileas seakan terdengar penuh aura membunuh.
* * *
Rasanya derita di rumah ini sedikit berkurang. Ada ibu mertuaku yang membawaku tertawa terbahak bahak
Ayah mertuaku sangat memanjakan ku saat ini, dengan apapun yang Kusuka, juga dengan beberapa makanan siap saji yang di buat para koki yang sengaja mereka datangkan dari kediamannya.
Padahal jika memasak saja aku cukup mahir.
Betapa bahagianya keadaan ini, Tanpa tekanan , tanpa rasa canggung, suasana ini sungguh membuatku bahagia, mungkin kebahagiaan ku adalah tanpa kehadiran wajah dinding itu.
Tak terasa waktu berjalan cepat...
Kami terus bercengkrama sepanjang hari ini... dan rasanya sungguh lelah...
" Hoaaaam...Ngh, Bu rasanya aku sedikit ngantuk karena terlalu kekenyangan, bolehkah aku istirahat dulu?" Ucapku seraya meregangkan tubuhku. Ibu dan Ayah mertuaku mulai bergeming, mereka tersenyum senang.
" Istirahat lah nak, kau harus banyak mengumpulkan energi untuk memberi kami cucu" Balas ibuku.
" Uhuk-uhuk!" Seketika aku mulai terdesak. Bagaimana mereka bicarakan hal yang aneh itu, bahkan itu tak terjadi di hidupku.
" Wah, karna gugup kamu langsung tersedak, jangan malu... kami juga pernah muda sebelumnya, pasti setiap malam Mileas membuat mu sangat lelah" Imbuh Ayah mertuaku.
Entah kenapa pernyataan tersebut membuat ku sungguh malu, hingga aku segera berdiri dan memalingkan wajahnya 360° tanpa melihat sekeliling.
Duk!
Eh! Pekik ku.
Tiba-tiba seseorang berdiri di depanku dan membuat ku terjedok, Akupun meraih kepalaku dan mengelusnya,
" Sakit!" Kini aku mulai membuka mataku dan menatap seseorang itu.
Deg!
" Kau, bagaimana bisa tiba-tiba ada di sini?" Bisik ku nyaris tak terdengar.
" Ini adalah rumahku! Ikut aku!" Balasnya, Tangannya mulai menarik sikut ku kuat-kuat tanpa bersuara.
Mertuaku khawatir pada keadaan itu, Hingga mereka memperingati anaknya.
" Mileas apa yang kau lakukan! Jangan kasar pada istri mu!" Pekik Ayah mertua ku.
Mileas acuh dan terus menarikku menuju kamar utama kediaman Mileas.
" Tenang Ayah, Anakmu yang tampan ini Takan menyakiti ku, Dia sudah tidak sabar. Apakah kamu sedang sangat bergairah sayang?" Ucapku merengek, Ayah mertuaku tercengang hingga terdiam dan merasa malu.
" Berjuanglah sayang, Beri kami Cucu kembar
Kami sangat menantikan kehadiran mereka!" Teriak ibu mertuaku, Degh! Mileas mulai terdiam .
" Eh? Kau kenapa? Apakah kau sakit?" Tanyaku mencemooh, aku sungguh puas saat melihat ekspresi Mileas yang terlihat bodoh di depan orang tuanya.
" Kau sungguh sangat suka drama ya?!" Ucapnya mulai menarik kuat kuat pergelangan tanganku.
Aku diseret menuju kamar utama itu...
Apa sebenarnya yang membuat laki-laki ini terlihat gila?
" Sayang, pelankan langkahmu, aku sungguh tak bisa mengikuti gerakan mu, kau... seperti sudah tak sabaran saja" Ucapku memelas.
Mileas menarik kencang tanganku, Senyum menyeringai mulai terlukis di Wajahnya.
Aku tak menyangka jika aku akan berjalan di belakangnya. Padahal satu Minggu yang lalu ia bahkan tidak ingin bicara padaku. Aku tak mengerti apakah aku harus bahagia atas malah jijik, Bahkan aku menyaksikan kebinatangan mereka saat berhubungan intim bersama Shanny.
- - -
Kamar Utama.
BRUAK!!
Akh! Pekik ku. MIleas melempar ku keras hingga aku bersimpuh di lantai.
" Baji*Ngan! Kenapa kau berani melakukan ini pada seorang wanita!" Teriak ku.
" Ini pantas untuk wanita tak patuh seperti mu!" Bentak Mileas seraya meraih leherku.
GREEP!
UGH! UHUK!
" Kau, apa lagi ini! Sakit!! Lepaskan!" Teriakku.
" Ini belum seberapa, Akan kubuat hidupmu berakhir sekarang, kau tahu... alasannya? Karna kau sudah membunuh anakku" Imbuhnya.
DEGH! Aku terbelalak.
Anak katanya?
Menyakitkan, Aku tak bisa menendangnya! Sial! Apa yang harus aku lakukan... ini sungguh menyiksaku! Aku tak bisa meraih wajahnya. Aku se... sak!
Tok! Tok!
" Sayang, kalian baik-baik saja?" Seru ibu mertuaku dari dalam.
Deg! Mileas mulai berdegug saat My. Gong mencari jawaban.
Baik-baik apanya! Anakmu sudah keterlaluan dia mau membunuhku...! Bathin ku.
Mileas belum mau melepaskan ku... meski saat ini penglihatan ku mulai buram.
" Sayang! Kalian tidak menjawab, apa ibu boleh masuk"
Mileas mulai melepas cengkaraman tangannya. Ia segera memelototi ku.
Uhuk-Uhuk!
" Yu Sayang, kau kenapa?! "
Tok! Tok!
" Bicaralah jangan buat ibu panik''
Mileas melotot kearah ku seraya memberi isyarat diam, Tangannya ia tempelkan di bibirnya. Ia seakan berkata Diam.
" Bu,,, Aku...! Seketika Mileas membungkam mulutku dan menyeret ku ke matras, Matanya sinis dan menatap penuh makna. Tetap saja auranya menyeruak masuk ke tenggorokanku seakan hendak membunuhku.
" Kau suka acting kan, Ayo kita lakukan sebuah drama, aku yakin kau pasti bisa melakukannya" Bisik Mileas begitu dekat, hingga telinga pun terasa hangat oleh hembusan napasnya yang sedikit berat.
Tunggu dulu, kali ini apa lagi yang akan dia lakukan padaku. Jangan buat aku lebih membencimu pria arogan.
" Mendesahlah!" Bisiknya kasar.
" Apa?" Pintu masih terdengar berirama, Ketukan itu sakan tiada henti.
" Cepat, Mendesahlah... bodoh!'
" Tapi, Aku sama sekali tidak bisa melakukannya!" Bisik ku keras seraya marah.
" Lakukan sekarang atau Ibu dan Ayahmu berakhir seperti di dalam Vidio yang ku putar"
" Tapi!"
" Yuricca, buka pintunya sayang, kau baik-baik saja kan!" Ternyata mertuaku sangat panik. Tapi apa daya aku ada di bawah kendali pria gila ini.
" Lakukan sekarang!" Matanya terus melotot dan aku mulai takut, Siapa yang akan membatukan hatinya, saat kedua orangtuanya ada di ambang kematian, meski perbuatan mereka tak termaafkan, tapi akulah anaknya, yang bisa menyelamatkan mereka adalah aku.
"Aku tidak bisa melakukannya...Akkhh..Ssssh."
suaraku seakan keluar terengah engah, ini persis yang lakukan shanny tadi.
"Aaah! sayang...pelan pelan! Sakit...Uuggghhh..."
GLEK!
Entah kenapa kudengar beberapa kali Mileas menelan ludahnya sendiri dan kudengar pula, Detakan jantungnya yang saat ini tengah mendidih, ia mulai menekan-nekan di atas tubuhku... Wajahnya berubah jadi sedikit berbeda.
Akkh...!! ini? benda keras-besar yang tiba-tiba saja menegang di atas perutku? sangat keras dan besar!!
...apa...ini?! batinku kalangkabut. Aku merasakan kegelian yang aneh, saat merasakan sesuatu yang tak biasa.
Ini Apa? benda keras di balik celana katun mileas membuatku terus bertanya? Apa itu?. batinku kaget setengah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
£rvina
cacing alaska🍆
2024-06-12
0
Χιαα.
itu Anaconda kak😀
2022-06-27
1
Jupilin Kaitang
seksa lebih baik kabur jauh2.
2022-04-11
0